Kemiskinan dan M asalah Sosial

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 21 Lam pung tidak mempunyai sara na MCK, sumbe r air bersih dan tem pat pem buangan sam pah. Kebia saan di desa untuk membuang air be sar di m ana-m ana dilakukan pula di sini. Demikian pula dalam kebiasaan membuang sampah, sem entara pelayanan sanita si di kota terbat a s, sehingga m enyebabkan penyeba ran penyakit lebih cepat d an m eluas. Penya kit m alaria klinis yang ban ya k menyerang m asyara kat disebab kan sebagian be sar wilayah pe sisi r dan pulau-pulau kecil di Provin si Lampung, terutama di wilayah Lampung Selatan, merupa kan dae rah endem i m alaria. Penya kit malaria banyak menyerang m a sya ra kat yang tinggal di wilayah pe si si r dan pulau-pulau kecil tersebut. Pen yakit lainnya yang ban ya k menyeran g adalah TBC paru klinis 9,5, typu s 9, dan di sent ri 7,3 . Ketiga jenis penya kit ini pun e rat kaitannya dengan kondisi sanita si rumah wa rga dan kebersihan lingkungan.

1.4.7 Kemiskinan dan M asalah Sosial

Kegiatan pem bangunan yang dilaksanakan di Propinsi Lampung tidak ha nya menghasil kan pening katan kesejahteraan ma sya rakat, tetapi juga m enyisa kan masalah-m asalah yang berkaitan dengan ke sejahteraan m a syara kat itu sen diri. Belum sem ua ma sya rakat yang be rmu kim di Provin si Lampung meni kmati ha sil- ha sil pembangunan secara mem uaskan, sehingga mere ka belum tergolong hidup seca ra laya k atau hidup dalam garis kemiskinan. Kemiskina n pendudu k t ersebut menunjukkan sem akin sulitnya pendudu k m iski n untu k m em enuhi kebutuhan minimum, seperti ma kanan, pakaian, pe rum ahan, pendidi kan, dan ke sehatan. Kemiskinan m erupakan suatu ko ndi si ketidakcuku pan ke kurangan a ka n a set-a set penting dan peluang-peluang dim ana setiap manusia berhak mem perolehnya. Jadi, jelasnya, seseorang dap at berpi kir tentang kemiskinan dari sudut pandang non- moneter. M eskipun diguna kan se cara luas, kem iskinan secara moneter b ukan satu- satunya paradigm a bagi pengukuran kem iskinan dan dimensi non moneter dan kem iskinan sangat pentingbe rguna dalam menggarap kom ponen -kom ponen kem iskinan. Kem iskinan juga berkaitan dengan ‘outcome” yang ku ran gtidak cu kup dalam hubungann ya dengan i kesehatan, gizi dan literasi; ii ku rangnya hubungan so sial; iii kera wanan; dan iv Kepe rca yaan diri yang rendah dan ketida kberd ayaan . Badan Pu sat Statisti k BPS pe rtama kali m elakukan p enghitungan jumlah dan persentase penduduk miskin pada tahun 1984 pende katan m akro. Pada saat itu, penghitungan jumlah dan persenta se pend udu k m iskin mencakup periode 1976- STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 22 1981 dengan mengguna kan dat a m odul konsumsi S usenas. Seja k tahun 1981, setiap tiga tahun sekali, dengan data m odul konsum si Su senas, BPS secara rutin mengeluarkan dat a jumlah dan persenta se pendudu k m iskin. Sam pai dengan 1987, informasi m engenai jumlah dan persent a se penduduk miskin han ya di sajikan un tuk tingkat na sional. Pad a tahun 1990, inform asi jumlah dan persenta se pendu duk miskin su dah dapat dia kuka n pada tingkat propinsi, m eskipun untuk beberapa propin si ke cil dilakukan peng gabungan. Selanjutnya seja k tahun 1993 inform asi mengenai jumlah dan persenta se pen dudu k miskin sudah dapat di sajika n untuk seluruh propin si. Metode penghitungan pendudu k m i skin yang dilaku kan BP S seja k p ertam a kali hingga saa t ini menggunaka n pende katan yang sama, yaitu pendekatan kebutuhan da sar ba sic needs. De ngan pendekatan ini, kemiskinan di konsepsualisasi kan sebagai ketida km ampuan dalam m em enuhi kebutuhan dasar. Deng an kata lain, kem iskinan dipandang sebag ai ketidakm am puan dari si si e konom i untuk memenuhi kebutuhan ma kanan maupun non m akanan ya ng be rsifat m endasa r. Nam un dem ikian, suatu hal yang mung kin untu k m enggabung ka n inform asi da ri dua jenis sum ber data Survei Rum ahtangga M odul Konsumsi Su sen as secara detil dan Data Sen su s, sehingga pemetaan kemiskinan da pat dibangun.

A. Gamba ran Kemiskinan 2 006

Pem erintah pada bulan Okt ober 2005 melalui perpanjangan tangan Badan Pu sat Stati sti k BPS untuk pe rtam a kalinya melaksana kan pendataan kemiskinan yang bersifat mikro melalui Pendataan Sosial E kon om i 2005 PSE05 dengan tujuan khu sus memfasilitasi pemerintah dalam menyalurkan Bantuan Langsung Tunai BLT atau juga dikenal sebagai sub sidi Langsung Tunai SLT . Pendataan PSE05 didasa rkan ata s 1 4 variabel yang diguna kan dalam pendataan rum ahtangga miskin. Uji stati sti k menyataka n adan ya hubungan yang sa ngat erat antara ga ris kem iskinan dengan 14 va riabel yang diguna kan dalam pendataan PSE05. Hasilnya diperoleh rum ah tangga miskin yang dapat dibedakan rnenu rut 3 klasifika si: Ham pir Miskin, Miskin dan Sangat Miskin. Tetapi untuk menghindari kera ncuan dengan istilah stati sti k kemiskinan yang diha silka n Susena s, m aka data hasil PSE05 disebut sebagai Rumahtangga Pene rima BLT RT-B LT. Pada Tabel 1.8 dap at dilihat jum lah Rumah Tangga Penerima BLT RTBLT menurut Klasifika si M i skin 2006. Da ri 785.041 rumah tangga pene rima BLT, ada sebanyak 230.321 rum ah tangga masu k kla sifi kasi ‘Hampir M iskin”; sedang kan dari STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 23 554.720 rumah tangga m iskin ada 342. 777 rum ah tangga ma su k kla sifi kasi Miskin dan si sanya sebanya k 211.9 43 rumah tangga m asu k klasifi ka si Sangat M iskin. Tabel 1.8 Jum lah Rum ah Tangga Pene rima BLT m enurut Klasifika si M iskin menurut Kabupat enKota di Pro vinsi Lampung Tahun 2006 Miskin Kab Kota Hampir Miskin Miskin Sanga t Miskin Jumla h Lampung Barat 15.388 21.118 13.000 49.506 Tangamus 18.841 37.280 28.592 84.713 Lampung Selatan 59.617 68.247 44.291 172.155 Lampung Tim ur 19.648 54.957 25.028 99.633 Lampung Tengah 36.499 46.913 30.222 113.634 Lampung Uta ra 14.141 31.912 23.681 69.734 Way K anan 1.936 21.434 24.540 47.910 Tulang Bawang 27.669 35.350 18.135 81.154 Bandar Lampung 32.581 23.018 3.584 59.183 M etro 4.001 2.548 870 7.419 Provinsi Lam pung 230.321 342.777 211.943 785.041 Sumber: Hasil PSE05, BPS 2006 Untu k mengi si ke kosongan data jumlah pendudu k m iskin, m aka digunakan data ha sil PSE05. Dim ana RTBLT dengan klasifi ka si sangat m iskin dan m iskin m enjadi acuan. RTBLT di koreksi be rda sa rkan trend kemiskina n Suse na s be rda sarkan tingkat inflasi. K arena se ca ra metodologis PSE 05 tida k o ne-to--one corresponden ce, ma ka ya ng bi sa diperoleh hanya proxy HC statistics jumlah dan pendudu k m iskin , sepe rti yang te rlihat pada Tabel 1.9. Tabel 1.9. Prediksi Jumlah Pendudu k M iskin M enurut Kabupaten Kota di Propin si Lam pung Tahun 2006 Rumah Ta ngga M iskin RT-BLT Kab Kota M iskin Sangat M iskin Jumla h Penduduk M iskin Lampung Barat 21.118 13.000 31.118 88.701 Tangamus 37.280 28.592 65.872 188.689 Lampung Selatan 68.247 44.291 112.538 368.438 Lampung Tim ur 54.957 25.028 79.985 262.784 Lampung Tengah 46.913 30.222 77.135 223.505 Lampung Uta ra 31.912 23.681 55.593 196.148 Way K anan 21.434 24.540 45.974 121.093 Tulang Bawang 35.350 18.135 53.485 140.166 Bandar Lampung 23.018 3.584 26.602 72.714 M etro 2.548 870 3.418 11.683 Provinsi Lam pung 342.777 211.943 554.720 1.673.921 Sum ber: Hasil PSE05, BP S 2006 STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 24 Pada Tabel 1.10 jumlah pendudu k m iskin di Propin si Lampung diperki rakan sebe sar 1.673.921 jiwa ata u 22,62 persen da ri total pendudu k Lampung. Pe rsenta se ini lebih tinggi 0,40 dibanding keadaan pada tahun 2004 . Walaupun ada kenai kan persentase penduduk miskin, nam un ke nai kan itu tidak terlalu signifi kan. Tabel 1.10 Persenta se Jum lah Penduduk Miskin M enurut KabupatenKota, Propin si Lam pung 2006 Ka b Kota Jumlah Penduduk Jumla h Penduduk M iskin Penduduk M iskin Lampung Barat 407.008 88.701 21,79 Tangamus 864.912 188.689 21,82 Lampung Selatan 1.263.058 368.438 29,17 Lampung Tim ur 955.641 262.784 27,49 Lampung Tengah 1.171.815 223.505 19,07 Lampung Uta ra 585.890 196.148 33,49 Way K anan 396.455 121.093 30,54 Tulang Bawang 817.995 140.166 17,14 Bandar Lampung 850.069 72.714 8,55 M etro 88.257 11.683 13,24 Provinsi Lam pung 7.401.100 1.673.921 22,62 Sum ber: Hasil PSE05, BP S 2006 Bia dilihat m enurut wilayah, pada tahun 2006 Kota Bandar Lampung dapat dikateg ori kan mem iliki persentase pendudu k m iskin ya ng relatif rendah. Persent a se penduduk miskin tertinggi terdapat di Kabupa ten Lampung Uta ra, yaitu sebe sar 33,49, kemudian di Kabupaten Way Kanan 30,54. P eringkat ketiga yang mempunyai persent a se penduduk miskin tinggi adalah Kabupaten Lampung Selatan, yaitu seb e sa r 29,17.

B. Gamba ran Kemiskinan 2 007

Badan Pu sat Stati sti k Lampung menyebut kan Lam pung pada tahun 2007 m enjadi provinsi te rmiskin kedua di Indon esia bagian ba rat setelah Nang roe A ceh Da russalam . Provinsi Lampung ma sih menem pati pering kat ke sem bilan dari 10 provinsi te rmiskin di Sumatera. BPS Lampung mem asti kan jumlah pendudu k miskin di Lam pung per M aret 2007 naik sebe sar 22,19 persen dari Juli 2005. Pada Juli 2005 tercatat jum lah penduduk m iskin di Lam pung sebe sar 1,572 juta jiwa, sem entara pad a M aret 2007 tercatat sebe sar 1,660 juta jiwa. Peningkatan jum lah penduduk miskin tersebut a ntara lain dipicu oleh kenai kan ha rga bahan ba kar minyak pe r Oktober 2005. Kenai kan ha rga BBM memicu kenai kan ha rga barang dan jasa. Di si si lain, pendapatan masya rakat cend erun g tetap sehingga warga tidak mampu membeli barang kebutuh an sehari-hari dan jatuh m iskin. Ang ka kem iskinan STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 25 tersebut m erupakan jumlah yang sa ngat be sa r, apalagi 45 persen desa atau 765 de sa di Lampung juga terma suk kate gori de sa m iskin. Penyebab kem iskina n di Pro vin si Lampung pada da sarn ya merupa kan pe rsoalan yang kompleks. M ulai dari jumlah pendudu k yang sangat pad at, kesempatan untuk beru saha yang minim , ketenaga kerjaan dan pengangguran cu kup besar, pendidi kan sangat rendah, kesehatan yang belum merata, m asih banya kn ya desa-d e sa tertinggal, dan lain-lain. M enurut Gubernur Lampung, Sjach roedin Z.P, a kar masalah kemi skinan itu adalah pere konom ian Lampung yang sangat bergantung pada hasil pertanian, keterbata san lahan yang dim iliki penduduk, dan kondisi tenaga kerja yang kuran g terampil sehingga hanya mampu m enggeluti profesi sebagai pembantu rum ah tangga . Data B PS Lampung triwulan I tahun 2007 m enyebut kan jumlah pendudu k yang be kerja di se ktor pertanian mencapai 2,06 juta o rang, atau 170 ribu orang lebih banyak dibanding kan tahun sebelum nya. Selain itu, angka penga ngguran terb u ka turun, hanya 8 ,29 pe rsen da ri 3,45 juta tenaga ke rja di Lampung. Data itu secara gam blang menunjukkan ma kin banya knya pendudu k yang beke rja di se ktor pertanian berkaitan makin ban yaknya inve sta si di se kt or pert anian di Lampung belaka ngan ini. Pada tri wulan I tahun 2007, sektor pertanian adalah kont ributor terbesar bagi pert umbuhan e konomi Lampung, yakni 43,2 persen, kemudian se ktor perdaganganhotelre storan 15 ,87 pe rsen, se ktor industri pengolahan 10,3 persen, dan se kto r ja sa-jasa 8,8 pe rse n. Kondi si penduduk de sa m iskin dapat dilihat dari kajian BPN P rovinsi Lam pung atas dua de sa yang masu k Pro gram Refo rma Agraria, ya kni kem iskinan di sebabkan oleh kura ngnya akses petani terhada p a set, pe rmodalan, dan teknologi. Dengan kata lain, sebagian be sar petani m em iliki lahan di bawah 0,5 h a, atau stat usn ya ha nya sebagai pengg arap, sem enta ra ha sil pertanian tidak produ ktif akibat kurang nya pengua saa n te knologi perta nian. Akses mereka t erha dap pema sa ran pro duk pertanian pun sangat te rbat as, sehingga pa ra tengkula k dan pe dagang pengum pullah yang m enikmati keuntungannya.

C. Permasala ha n Sosial Lai nnya

Keluarga f a kir miskin identik dengan ma syarakat m i skin. M enurut Ka rtodirdjo 1979 dala m Poe rwanto 2000 sebagian besa r m asyara kat desa di Indonesia diliputi oleh sind rom kemiskinan dan sindrom enersia. Sindrom kem i skinan memiliki dimensi yang amat kompleks dan satu dengan lainnya saling berkaitan, m isalnya dalam bentuk ting kat produ ktivitas yan g rendah, p enganggu ran, ku rang gizi dan derajat STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 26 keseha tan yang buru k, ting kat morbiditas dan buta huruf tinggi. Sem entara itu sind rom enersia terwujud pada si kap fatali sme, passivism e, ra sa saling ketergantungan yang tinggi, kehidupan se rba misti k dan sebagainya. Kedua jenis sind rom ini diseba bkan oleh be rbagai fa ktor yang saling berkaitan, antara lain ketimpangan pem ilikan dan di st ribusi pelapi san so sial yang rancu, kurang nya pem anfaatan sum ber daya alam dan sebagainya . Dam pa k da ri kem iskinan ini sangat lua s dan mengkh awatirkan. Pa ra ahli melihat dengan sudut panda ng yang b erb eda sesu ai dengan latar b ela kang keahliannya. Krim inolog menyebutkan kem iskinan sebag ai salah satu penye bab tingginya ting kat krim inalitas. S o siolog melihat kemiskinan bi sa menjadi penyebab suburnya ting kah laku m enyimpang dalam masya ra kat. Pengam at politik melihat kem iskinan berpotensi m enyebab kan timbulnya ke re sah an so sial yang pada a khirnya menguncang kestabilan pemerintahaan nega ra Gana dan Wa rdani, 1998 . Geog raf memandang kemi skinan merupa ka n intera ksi manusia dengan alam yang dapat berdam pa k meru sak sum ber da ya alam dan mengganggu p roses pem bangunan berkelanjutan. Banya k indi kator yang digunakan untu k menggolong kan seseorang atau keluarga term asu k miskin atau tidak miskin, di anta ranya adalah keadaan fa silitas tem pat tinggal rumah atau bangunan fi sik rumah ya ng ditem pati. Keterkaitan ini nam paknya te rbu kti dari perm asalahan ling kungan so sial terb esa r kedua yang ada di Propinsi Lampung, yaitu ma sih banyaknya kelua rga be rumah tak laya k h uni 238.497 keluarg a. Ma salah ini terutam a dihadapi oleh keluarga-keluarga di Kabupaten Tulang Ba wang 31,72 , kelua rga di Kota Banda r Lampung 15, 09, dan keluarg a di Kabupaten Lampung Ba rat 14,21 Di Kota Ba ndar Lampung, rumah-rumah ta k layak huni d engan mudah didapati di sudut-sudut kota yang terleta k di pinggiran atau di bantaran sung ai, di loka si-lo kasi yang padat pe nduduk dan di sepanjang rel kereta a pi ke a rah Pelabuhan Panjang. Dem ikian juga dengan rumah-rumah tancap yang b anyak terdapat di tepi pantai di kawasan Gudang Lelang, Kelura han Su karaja, Kunyit, Karang Maritim , dan Srengsem Gambar 1.2 . Rum ah-rumah tak laya k h uni m embentuk ling kungan binaan sebagai lingkungan pem ukiman kumuh yang mengurangi nilai keindahan dan kebersihan kota. Banya knya keluarga yang tinggal di rumah-rumah ta k layak huni di Kota Bandar Lam pung diduga merupakan pa ra pendatan g dari desa yang beru rbani sa si ke Kota Banda r Lampung. STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 27 Gamba r 1.2 Pemukima n Kumuh di Seki tar P esisir Kota Bandar Lampung Ja nua ri 2007 Salah sat u m asalah yang berat adalah sanitasi. Rumah-rumah tak laya k h uni tentunya tidak manusiawi. Rumah tersebut tida k m em punyai sara na MCK, sum ber air bersih dan tem pat pembuangan sam pah. K ebia saan di de sa untu k mem buang air be sar di m ana-m ana dilaku kan pula di sini. Dem ikian pula dalam kebiasaan membuang sampah, sementara pelayanan sanitasi di kota terbatas, sehingga terjadi keru sa kan lingkungan biofi si k dapat m enyebabkan banjir dan ma salah- masalah lainnya. Ana k te rlantar merupa kan m asalah lingkungan so sial terbanyak ketiga di Provinsi Lam pung. Masalah ini m erupakan m asalah ling kungan so sial utama yang dihadapi oleh Kabupaten Tulang Ba wa ng 39,86 dan Kab upaten Lam pung B arat 36, 86. Banya knya anak terlantar di kedua wilayah ini erat kaitannya dengan m asalah lingkungan so sial utama yang dihadapi oleh kedua wilayah ini, yaitu keluarga f a kir miskin. STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 28 Banya knya ka sus ana k te rlantar tentu sangat mem prihatinkan, ka rena seha rusnya kehidupan pada m asa ana k-ana k adalah penuh denga n kegembiraan, kebahagiaan dan hal-hal yang menyenang kan lainnya. Nam un ken yataan nya tida k semua anak dapat merasa kan kehidupan pada masa kanak-kanak den gan m enyenangkan, nam un sebaliknya m alah ditelantarkan. Tentun ya hal ini dapat dijadikan indikasi potret buram m asa depan ana k-ana k di daerah ini. Masalah lingkungan so sial lainnya di Provin si Lam pung adalah keluarga berma salah so sial 21 , ana k na kal 0,9, pengemis 0,05, gelandangan 0,13 , ko rba n pen yalahgunaan narkoti ka 0,13, tu na susila 0,10, an ak, wanita, dan lan sia ko rban ke kera san 0,14 , ana k b alita terlantar 6,37, wa nita rawan sosial e konom i 4,95, , ko rban be ncana alam 1,44, dan m asyara kat yang tinggal di daerah ra wan bencan a 4, 09. Perma salahan -perma salahan lingku ngan sosial tersebu t nampakn ya cenderung mengalam i peningkatan dibanding kan dengan tahun -tahun sebelumnya. Hal ini tentunya perlu m endapat kan pe rhatian yan g sungguh-sungguh oleh pem erintah. Oleh karena itu, dalam pembangunan yang be rkelanjutan, titik berat a ktivitas pem bangunan tidak hanya te rfoku s pada ling kungan alam saja, tetapi juga menem patkan ling kungan so sial sebagai priorita s utam a dalam pem bangunan tersebut. Dengan demi kian, dalam pelaksananaan pem bangunan be rkelanjutan diperlu kan model-model pengelolaan lingkungan yan g dapat m em adukan antara kedua kepentingan tersebut, sehingga m anu sia tidak han ya dijadikan ob yek pem bangunan, tetapi juga sebagai su bye k pembangunan yang aktif. STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 29 Tabel 1.11 Jumlah Penyandang Ma salah K e sejahte raan S osial di Provin si Lampung Tahun 200 5 No. Masalah So sial LB Tg m LS LTm LTg LU WK TB BL Mt LPG 1 Anak Terl antar 84.322 12.994 9.654 2.539 6.661 3.173 15.808 91.192 2.229 197 228.769 2 Anak Nakal 100 3.274 567 448 375 346 54 180 3.017 41 8.402 3 Tuna Susil a 315 32 156 149 156 7 - 48 104 1 968 4 Peng emis 155 19 27 35 135 2 - 55 67 4 499 5 Gel andangan 121 12 25 58 120 167 108 80 459 42 1.192 6 Kor ban Penyalahg unaan nar kotika - 57 23 591 - 53 - 42 393 42 1.201 7 Anak, Wani ta dan Lansia kor ban keker asan 75 97 24 332 37 327 11 377 58 18 1.356 8 Anak Bali ta Terlantar 40.404 119 355 1.135 85 31 3.303 13.865 181 143 59.621 9 Anak Jal anan 1.162 129 783 - 931 1.008 - 548 844 131 5.536 10 Lanj ut Usi a Terlantar 18.760 8.724 12.055 2.404 5.849 35.161 5.625 5.824 707 233 95.342 11 Wani ta R awan Sosial Ekonomi 6.622 8.017 9.769 2.229 4.378 147 3.672 7.640 3.555 310 46.339 12 Kel uarga Ber umah Tak La yak H uni 33.880 14.013 21.698 7.642 7.160 30.081 11.502 75.648 35.984 889 238.497 13 Kel uarga Ber masal ah Sosi al 4.648 12 118 455 93 172 387 190.331 331 37 196.584 14 Kor ban Bencana Al am dan Sosi al 8.157 - 591 781 161 419 1.857 1.298 228 - 13.492 15 M asy. yg Tinggal di D aer ah Rawan Bencana 6.812 372 2.115 1.382 575 14.714 1.909 6.649 3.628 89 38.245 Sumber: BPS La mpung 2006 Keterangan: Tidak tersedia data 20062007 LB : Kab. La mpung Barat WK : Kab. Way Kanan Tgm : Kab. Tangga mus TB : Kab. Tulang Bawang LS : Kab. La mpung Selatan BL : Kota Bandar La mpung LTm : Kab. La mpung Ti mur Mt : Kota Me tro LTg : Kab. La mpung Tengah LPG : Provin si La mpung LU : Kab. La mpung Utara STA TUS LI NGKUN GAN HI DU P DAERAH PROVINSI LAMPUN G 2007 I - 30

D. Upaya Penanggulangan Kemiskinan

Pemerintah Daerah P rovinsi Lampung telah berupaya sema ksim al mungkin untuk mengatasi pe rsoalan kemiskinan dan ma salah so sial lainnya. Melalui berbagai program pem berdayaan masya rakat m iskin hingga studi banding ke DI Y yang dianggap telah berhasil m engembangkan p rog ram pemberdayaan m asyara kat tersebut. Tujuannya adalah aga r p rog ram-program ya ng akan dilaksana kan un tuk pengentasa n kem iskin an tersebut se suai dengan ta rget yang diha rap kan. Pada tahu n 2007 Pempro v Lam pung m ela kukan beragam upaya pe nanggulangan kem iskinan, antara lain dalam pem bangunan infrast ruktur, ke sehata n, dan pendidikan. Bebe rapa p rogram tersebut adalah sebagai be rikut: • Pembangunan 200 de sa miskin da ri 756 desa tertinggal dari jumlah 2.193 de sa yang ada di Propin si Lampung dengan dana Rp1-2 miliarde sa, pemberdayaan m asyara kat desa m elalui program pertanian, pe rkebunan, peterna kan, peri kanan, kehutanan, ke seh atan, pendidikan, PMD dan PU. Pengenta san kem iskinan a kan dilaku kan se cara be rjenjang. Pada tahun 2008, pem prov m elalui Dinas Pemberd ayaan M asyara kat De sa PMD a kan membangun infra stru ktur di 200 de sa miskin di selu ruh kabupaten yang terdapat di Lampung. B eri kutn ya, 200 de sa m iskin a kan mendapat bagian pada tahun 2009 . Program ini terus be rke sinambungan sehingga d esa miskin di Lam pung berku rang setiap tahunn ya. • Pembukaan daerah teri solasi dengan membangun sarana dan prasarana perhubungan, membuka jalan dan jembatan untu k menghubung kan dae rah teri sola si dan perkot aan. • Peningkatan pelayanan pendidikan kepada 100.000 pelajar dengan anggaran Rp 20 m iliar dalam bentuk pe ralatan se kolah, pem berian intensif pada guru di desa te rtinggal, serta pem bangunan rehabilitasi gedung S D di seluruh Lampung. • Pemberdayaan terhadap 7.333 posyandu, pengobatan grati s untuk sem ua penderita dem an berdarah dan diare di rum ah sakit kelas 3, baik pem erintah dan swasta. • Bantuan m odal untuk usaha kecil. • Bantuan perbaikan perum ahan rakyat dalam bentuk bedah rumah sebanyak 1.000 kepala kelua rga K K dengan mengguna kan APB D 2007 sebe sar Rp5 STA TUS LI NGKUN GAN HI DU P DAERAH PROVINSI LAMPUN G 2007 I - 31 miliar. Setiap KK mendapat kan total anggaran senilai Rp5 juta per rum ah. Bedah rum ah warga miskin itu hanya be rsifat mem perbaiki lantai, atap, dan MCK mandi cuci kaku s. • Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan program Keluarga Beren cana KB yang be rtujuan agar pertam bahan penduduk dapat dikend alikan sehingga te rjadi pertumbuhan yang seim bang antara pertum buhan e konom i dengan pertumbuhan jumlah pendudu k. Pemerintah KotaKabupaten juga tidak ketinggalan deng an pela ksanaan p rog ram pengentasa n kem iskinan ini. Sebagai contoh adalah Kota B andar Lam pung yang pada tahun -tahun sebelumnya pun su dah melaksana kan program pem berdayaan masya rakat. Sedi kitnya 33 kelurahan di 13 kecamatan di Bandarlampung dipasti kan mendapatkan ku cura n dana senilai Rp11 miliar dari Program Nasio nal Pemberdayaa n M asyara kat PNPM pa da 2007. Prog ram ini m erupakan lanjutan dari Program Penangg ulangan K em iskinan di Perkotaa n P2KP. Setelah kelurahan miskin itu dibantu dengan dana penangg ulangan kemiskinan, lalu ditindaklanjuti pemberdayaan m asyara kat. Kelurahan yang mendapat kan PNPM adalah yang sebelumnya tidak mendapat kan P2 KP. Pen cairan dananya sudah dilaku kan sejak April m elalui tiga termin. Sebelum nya, ada 50 kelu rahan di 11 ke cam atan di Bandarlam pung yang terlebih dahulu m endapatkan kucuran dan a sega r sebe sa r Rp18,6 miliar P2KP 2006. Menurut Bank Indone sia 2007 salah satu upaya untu k m enanggulangi kem iskinan adalah melalui pemberdayaan UMKM yang telah terbu kti memiliki daya tahan yang relatif kuat dalam menghadapi krisi s e konomi yang lalu. Peran penting UM KM itu sendiri dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu jumlah unit usaha yang te rbent uk, penye rapan tenag a kerja, perann ya dalam peningkatan p rodu k d om esti k b ruto PDB dan sumbangann ya terh adap e kspo r nasional. Dalam ku run wa ktu 1997 - 2001 rata -rata unit UMKM se cara na sio nal mencapai 99,81 dari total peru sahaan yang ada. Tenaga kerja yang be kerja dalam se kto r UMKM ini juga m encapai 99,48 dari total pe ke rja nasional, selain itu UMKM memberikan sum bangan hingga 55,1 kepad a P DB Na si onal. Seca ra um um rata -ra ta pertumbuhan UKM tahun 1999 -2001 ad alah 3, rata-rata pe rtum buhan pe kerja 18,8 da n rata-rata pertum buhan PDB –2,5 Aloysiu s, 2 003. Tambunan 2 002; Be rry et .al 2001 dalam Aloysiu s 2003 juga menyatakan bahwa UKM m emiliki keungg ulan dalam hal fleksibelita s untu k bert ahan te rutama pada saat te rjadinya krisis e konomi. Berkaitan dengan pertumbuhan UMKM tersebut, pe rlu dilihat hubungan antara pertum buhan UM KM dengan kemiskinan pad a m asya ra kat, dan juga peran UKM STA TUS LI NGKUN GAN HI DU P DAERAH PROVINSI LAMPUN G 2007 I - 32 mengurangi kemiskina n sehingga dapat diguna kan untuk mengidentifika si lang kah langka h kebijakan yang da pat ditempuh dalam pengembangan UM KM dalam rangka m engura ngi kem iskinan di P rovin si Lam pung. Dengan mengguna kan explanatory re sea rch, penelitian yang dilaku kan oleh Ban k Indone sia Banda r Lampung bekerja sam a dengan LPM UNILA ini mengguna kan sampel yang diambil dari u sah a ke cil yang m asu k dalam sembilan se kto r usaha bai k yang tergabung dalam kelompok ILM EA Industri Logam, Mesin, Elektroni k dan Aneka m aupun IKA H I ndu st ri Kim ia, Agro Indust ri dan Hasil Hutan yang ada di Provinsi Lam pung. Bebera pa hasil dan ke sim pulan dari penelitian ini antara lain: 1. Stru ktu r u saha m ikro, kecil, dan menengah di P ropinsi Lampung ma sih dikuasai oleh sekt or a gra ris te rutama di sektor pertanian. 2. Tingkat keeratan hubungan anta ra penambahan satu unit u saha kecil baru dengan upaya peng urangan kem iskinan di Propin si Lampung sangat kuate rat, dim ana se tiap penam bahan pembu kaan satu unit u saha kecil baru a kan berpoten si m eningkat kan pendapatan riil perkapita masyara kat sebesa r Rp14 ,57838. 3. Penam bahan tenaga ke rja pada u saha m ikro, kecil, dan m enengah yang berstru ktu r ekonomi agra ris yang didom inasi oleh sekto r perta nian tidak bisa diguna kan sebag ai media pengurangan kem iskin an ka rena produ ktivitas tenaga ke rja di se ktor pe rtanian ini sangat renda h. 4. Penam bahan modal inve sta si pada usaha mikro, kecil dan m enengah tidak memiliki pengaruh yang sig nifikan pada upaya pengurangan kemiskinan di Propin si Lam pung. Dim ana setiap penambahan investasi pada UM KM sebesa r Rp 1.000.000, - se cara kumulatif hanya berpotensi meningkat kan pendapatan pe rkapita sebesa r Rp 0,826531 Sementara beberapa saran yang diajukan sebagai beri kut : 1. Arah pem bangunan usaha Propin si L am pung sebaiknya tida k m enitik- berat kan pada se kto r agrari s terut ama pertanian yang cend erun g m emiliki tingkat produ ktivitas yang rendah. 2. Jika pemerintah dae rah tetap ingin m em ajukanmempertahan kan UM KM se ktor pe rtanian, m a ka pemerintah haru s m eningkatkan skill ka rya wan misalnya melalui peningkatan p endidika n tenaga ke rja UM KM . 3. Pemerintah haru s mendorong upaya pembukaan sekt or u saha m ikro, ke cil, dan m enengah b aru di Propin si Lampung dengan m em perhatikan se kto r STA TUS LI NGKUN GAN HI DU P DAERAH PROVINSI LAMPUN G 2007 I - 33 usaha yang bersifat m enguntung kan non-agraris da n diikuti dengan kegiatan prom osi dan pe ncadangan usaha. 4. Pemberian bantuan tida k hanya difoku skan pada m odal saja, tetapi juga bantuan pendidi kan dan pelatihan kepada karya wan, bantu an m anajemen usaha kecil kepada pemilik u saha m ikro, kecil, dan menengah dalam rang ka meningkat kan ke terampilan skill karya wan dan m eningkatkan p rodu ktivitas usaha kecil. 5. Perlu adanya upaya se cara berkesinam bungan dalam mengatasi kemiskinan di Propinsi Lampung dengan m enitikberat kan pada se kto r pendidikan guna menyiap kan ten aga ke rja yan g te ram pil.

1.4.8 Ke bijakan T ataruang