LAHAN KRITIS HUTAN DAN LAHAN KRITIS

STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAE RAH PROVINSI LAMP UNG 2007 V- 6

5.3 LAHAN KRITIS

Kerusakan lahan dapat diindikasikan dengan penurunan luas kaw asan bervegetasi, meningkatnya tingkat erosi dan sedimentasi, dapat terjadi di kaw asan hutan dan di luar kaw asan hutan. Kerusakan lahan tersebut selanjutnya menyebabkan makin meluasnya lahan kritis. Luas lahan kritis di Provinsi Lampung pada tahun 2005 tidak tersedia data 2006 dalam kaw asan diperkirakan mencapai 460.594,44 ha; sedangkan di luar kaw asan 647.747,05 ha. Kabupaten Tanggamus, Lampung Selatan, dan Lampung Timur memiliki lahan kr itis dalam kaw asan yang paling luas di antara kabupaten lainnya. Lahan kritis yang terdapat di Tanggamus adalah 60.270,25 ha; di Lampung Selatan seluas 53.964,05 ha; serta di Lampung diperkirakan mencapai 59.129,00 ha. Demikian juga halnya dengan lahan kr itis dalam kaw asan yang terdapat di TN Way Kambas dan TN BBS. Di TN Way Kambas luas lahan kritis tersebut 49.248,52 ha; sedangkan di TN BBS mencapai 57.000,00 ha. Tabel 5.6 Luas Lahan Kritis di Provinsi Lampung Tahun 2005 Luas Lahan Kritis ha No. Unit Kerja Dalam kawasan Luar Kaw asan 1 Lampung Selatan 53.964,05 51.519,15 2 Lampung Tengah 40.931,72 63.954,00 3 Lampung Utara 18.208,90 117.071,20 4 Lampung Barat 49.407,00 82.096,70 5 Lampung Timur 59.129,00 88.693,00 6 Tulang Bawang 27.000,00 68.009,00 7 Way Kanan 42.435,00 91.658,00 8 Tanggamus 60.270,25 84.746,00 9 UPTD Tahura 3.000,00 --- 10 BTN Way Kambas 49.248,52 --- 11 BTN BBS 57.000,00 --- Jumlah 460.594,44 647.747,05 Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Lampung 2006 Keterangan: tidak tersedia data tahun 2006 Selain lahan kritis yang terdapat di dalam dan di luar kaw asan hutan, DAS daerah aliran sungai juga mengalami hal yang sama. Di Provinsi Lampung terdapat beberapa DAS yang perlu direhabilitasi, yaitu DAS Way Seputih, DAS Way Sekampung, DAS Way Semangka, DAS Tulang Baw ang, DAS Mesuji, dan DAS Ambar Kambas. Luas kaw asan hutanlahan yang perlu direhabilitasi dalam konteks pengelolaan DAS tersebut mencapai 987.723,82 ha. STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAE RAH PROVINSI LAMP UNG 2007 V- 7 Tabel 5.7 Luas Kaw asan HutanLahan yang Perlu Direhabilitasi Menurut DAS Tahun 2005 No. Nama DAS Unit Kerja Luas ha 1. Lampung Barat 325,75 2. Lampung Selatan 10.157,47 3. Lampung Tengah 40.931,72 4. Lampung Timur --- 5. Lampung Utara --- 6. Tanggamus 18.250,59 7. Tulang Bawang -- I DAS Way Seputih 8. Kota Metro 5.847,25 Jumlah I 75.512,77 1. Bandar Lampung 27.953,36 2. Lampung Barat 268,32 3. Lampung Selatan --- 4. Lampung Tengah 63.954,00 5. Lampung Timur 10.000,00 6. Tanggamus 243.162,07 II DAS Way Sekampung 7. Kota Metro 928,30 Jumlah II 346.266,05 1. Lampung Barat 385.816,95 III DAS Way Semangka 2. Tanggamus 88.334,74 Jumlah III 474.151,69 1. Lampung Barat 78.792,19 2. Lampung Tengah --- 3. Lampung Utara 5.230,00 4. Tanggamus 16,14 5. Tulang Bawang 150,00 IV DAS Tulang Baw ang 6. Way Kanan --- Jumlah IV 84.188,32 1. Tulang Bawang 120,00 V DAS Mesuji 2. Way Kanan --- Jumlah V 120,00 VI DAS Abar Kambas 1. Lampung Timur 7.485,00 Jumlah VI 7.485,00 JUMLAH TOTAL I s.d VI 987.723,82 Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Lampung 2006 Keterangan: tidak tersedia data tahun 2006 Dari Tabel 5.7 terlihat bahw a DAS Way Semangka dan Way Sekampung per lu mendapat perhatian serius terkait luas hutanlahan yang perlu direhabilitasi cukup luas dibandingkan dengan DAS-DAS lainnya. Dari total luas hutanlahan yang perlu direhabilitasi dalam rangka pengelolaan DAS, tingkat kerusakan hutanlahan di kedua w ilayah tersebut cukup signifikan, yaitu 35 untuk DAS Way Sekampung dan 48 untuk DAS Way Semangka. Rehabilitasi hutanlahan di sepanjang daerah aliran sungai di Provinsi Lampung sudah sangat mendesak. Dalam rangka pengelolaan DAS program rehabilitasi ini setidaknya dapat memperbaiki kualitas lingkungan sepanjang DAS, seperti erosi, sedimentasi, STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAE RAH PROVINSI LAMP UNG 2007 V- 8 kualitas dan kuantitas air, dan lain-lain. Masalah kekurangan air di saat musim kemarau dan ter jadinya banjir di kala musim penghujan diharapkan juga dapat teratasi.

5.4 PEMBANGUNAN KEHUTANAN