Perusakan Terumbu Karang Sungai

STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAE RAH PROVINSI LAMP UNG 2007 II- 27 Masalah utama yang sering dikeluhkan w arga adalah kondisi kesadahan air sumur yang mereka miliki. Dari hasil pengukuran diketahui bahw a tingkat air sumur tersebut digolongkan sadah karena memiliki kandungan CaCO 3 antara 150-300 mgl. Bahkan kesadahan air sumur di Kelurahan Bumi Warah dan Way Lunik sudah termasuk sangat sadah 300 mgl CaCO 3 . Selain kesadahan, masalah intrusi air laut juga dialami oleh sumur-sumur tersebut. Di beberapa kelurahan diketahui salinitas air sumur berkisar antara 0,5-5 ‰ . Berdasarkan hasil analisis diketahui bahw a sumur-sumur tersebut telah tercemar oleh logam berat Pb dan Cu dalam jumlah yang relatif kecil. Keberadaan Hg dan Cd tidak terdeteksi pada semua sample air sumur yang diteliti. Kandungan logam berat Pb dab Cu pada umumnya masih di baw ah baku mutu atau kriteria yang ditetapkan berdasarkan PP No.82 tahun 2001 untuk Mutu Air Kelas I, kecuali sumur di Kelurahan Sukamaju yang mengandung logam Pb hingga 0.046 ppm. Sumber utama pencemaran logam berat Pb dan Cu yang terdeteksi di sumur-sumur penduduk belum diketahui secara pasti. Keberadaan unsur-unsur logam berat tersebut di alam memang sudah ada w alaupun dalam jumlah yang relatif kecil. Dari hasil pengukuran salinitas air sumur diketahui bahw a di beberapa sumur penduduk telah terjadi intrusi air laut, sehingga diperkirakan sumber pencemar logam berat tersebut dapat berasal dari intrusi air laut ataupun aliran air permukaan yang juga telah tercemar oleh logam berat.

2.2.2 Perusakan Terumbu Karang

Terumbu karang yang terdapat di perairan pesisir Kota Bandar Lampung sudah banyak mengalami degradasi akibat aktivitas manusia, terutama reklamasi pantai, illegal fishing, dan pencemaran perairan. Di beberapa tempat hampir dijumpai hamparan karang mati yang disebabkan oleh kegiatan tersebut. Hamparan karang mati ditemukan di sekitar Pulau Pasaran, Pulau Kubur, Gosong Pamunggutan, Pantai Sukaraja hingga Karang Maritim. Keberadaan karang mati ini dapat dilihat dar i beberapa ciri, yaitu mengalami bleaching pemucatan, patah, dan tercerai berai. Karang mati yang mengalami bleaching diduga disebabkan aktivitas illegal fishing yang menggunakan racun sianida untuk menangkap ikan karang, baik ikan konsumsi maupun ikan hias; sedangkan karang mati yang patah dan berserakan diduga kuat disebabkan oleh penggunaan bom ikan. Dari hasil w aw ancara dengan nelayan STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAE RAH PROVINSI LAMP UNG 2007 II- 28 setempat diketahui bahw a kegiatan illegal fishing tersebut pernah dilakukan oleh nelayan Kota Bandar Lampung sejak tahun 1980-an hingga tahun 2000. Kegiatan reklamasi pantai yang dilakukan oleh pihak sw asta juga menyebabkan kehilangan yang cukup besar habitat terumbu karang yang pada mulanya banyak terdapat di sepanjang pantai Kota Bandar Lampung. Kegiatan pengambilan karang yang dilakukan oleh masyarakat setempat untuk membangun pondasi rumah ataupun reklamasi hingga saat ini masih banyak terjadi. Kegiatan ini sudah jelas merusak terumbu karang. Gam bar 2.13 Aktivitas Pengam bilan Karang untuk Bahan Reklam asi Lokasi: Pantai Karang Maritim, Januari 2007 Pada saat survei lapangan diketahui bahw a masyarakat di sekitar Pulau Pasaran, Sukaraja dan Karang Maritim masih sering mengambil jenis karang massive, baik yang STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAE RAH PROVINSI LAMP UNG 2007 II- 29 telah mati maupun masih hidup, dengan alasan lebih mudah dan murah untuk digunakan membangun pondasi rumah mereka yang memang berada di atas permukaan laut. Bahkan beberapa di antara mereka menjual karang tersebut dengan harga sekitar Rp 30.000,00 per meter kubik. Aktivitas pengambilan karang tersebut berlangsung setiap hari yang dilakukan oleh beberapa masyarakat setempat. Diperkirakan dibutuhkan w aktu yang lama untuk dapat memulihkan kembali terumbu karang yang telah rusak tersebut. Menurut Nybakken 1988, untuk dapat memulihkan habitat terumbu karang dibutuhkan w aktu yang cukup lama, yaitu antara 50 hingga 100 tahun, tergantung dari kualitas perairan, tingkat tekanan terhadap lingkungan, letak terumbu karang yang akan menjadi sumber penghasil individu karang baru, dan lain- lain. Di beberapa perairan yang saat ini terdapat hamparan karang mati telah mulai ditumbuhi kembali oleh karang hidup, baik dari jenis hard coral maupun soft coral. Gam bar 2.14 Ham paran Karang Mati A, B dan Aktivitas Karang Hidup yang Mulai Tumbuh di Sekitarnya C,D A B C D STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAE RAH PROVINSI LAMP UNG 2007 II- 30 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bandar Lampung, 2006

2.2.3 Upaya Penanggulangan