STA TUS LI NGKUN GAN HI DU P DAERAH PROVINSI LAMPUN G 2007
I - 41
bahari sebagai obye k wi sata yang potensial diarah kan di se kitar Teluk Lampung, m ulai dari Kalianda hingga Padang Ce rmin, se rta ka wa san
Kepulauan Krakatau sebagai kawa san yang poten sial untu k dikembang kan sebagai ka wa san wi sata b ahari berskala interna sional.
1.4.9 Ke bijakan Pend an aan Lin gkung an
Kebijakan pendanaan lingkun gan, so si al, e konomi, dan budaya di Pro vin si Lampung pada dasa rnya diara h kan untuk pembangunan di masing-masing bidang tersebut.
Sumber dana kegiatan pada ma sing-ma sing instan si pem erintah dapat bera sal dari APBD Provin si Lam pung ataupun Dana Alo kasi Khusu s DA K sesuai dengan
paratu ran pe runda ng-undangan yang berla ku, sedangkan kebijakan pe ngelolaan lingkungan yang dila kukan oleh piha k swasta sepenuhnya di kelola oleh m anajemen
perusahaan. Ma sing-ma sing pe rusa haan m em iliki alokasi dana u ntu k pe ngelolaan lingkungan, m isalnya dalam bentuk co mmunity de velopment CD yang diarah kan
untuk perbai kan ling kungan, seperti yang telah dilakukan oleh PT CP B dengan program kon servasi m angrove MCP untu k memperbai ki dan m em elihara
mangrove subbab 2.4.2 . Pada tahun 2007 alo ka si da na AP BD Pro vin si Lam pung yang diguna kan un tuk
Uru san Wajib Lingkungan Hidup pa da Badan Pengendalian Dampa k Ling kungan Dae rah Baped alda P rovinsi Lampung adalah sebesa r 3,2 m iliar dengan perincian
seperti pada Tabel 1.13. Tabel 1.13 Aloka si Dana Uru san Wajib Lingkungan Hidup Bape dalda Pro vinsi
Lampung Tahun 2007
Su mber: Bapedalda Provin si La mpung 20 07
STA TUS LI NGKUN GAN HI DU P DAERAH PROVINSI LAMPUN G 2007
I - 42
Perolehan dana DAK Bidang Lingkungan t ahun 2 006 da n 2007 serta u sulan DAK tahun 2008 untu k m asing-m asing kabupaten kota d an P rovinsi Lampung tertera
pada Tabel 1.14. Tabel 1.14 Perolehan da n Usulan Dana DAK Bidang Ling kungan Hidup Menurut
Kabupaten Kota dan Provin si Lam pung 2006 -2008
Jumla h Dana Rp No. Ka bupate n Kota
2006 2007 2008
1 Pro vinsi La mpung
--- 100.000.000 5.100.000.000
2 La mpung Barat
310.000.000 825.000.000 1.576.000.000
3 La mpung Selatan
300.000.000 778.000.000 1.270.000.000
4 La mpung Tengah
310.000.000 903.000.000 1.850.000.000
5 La mpung Utara
310.000.000 702.000.000 1.427.450.000
6 La mpung Ti mur
310.000.000 918.000.000 5.500.000.000
7 Tangga mus 310.000.000 804.000.000
1.600.000.000 8 Tulang
Bawang 310.000.000 1.082.000.000 4.000.000.000
9 Way Kanan
444.700.000 682.000.000 880.000.000 10 Bandar
Lampung 1.000.000.000 1.034.000.000 2.421.500.000
11 Metro --- 777.000.000
854.700.000
Jumla h Total Rp 3.604.700.000
8.605.000.000 26.479.650.000
Su mber: Bapedalda Provin si La mpung 20 07 Ke t. : Usulan
Adapun ketentuan penggun aan anggaran dana DAK tahun 2007 t ersebut se suai dengan atu ran yang telah ditetap kan, yaitu sebagai beri kut:
A. Jumla h a nggara n antara Rp 500.000.000 – Rp 99 9.000.000 :
a. Laporan Pem antauan Kualitas Air 2007 dengan alo kasi dana yang dapat dim anfaatkan ma ksim al
≤ Rp. 15.000.000,- lima belas juta rupiah b. Laporan Statu s Ling kungan Hidup Daerah S LHD 2 007 deng an alo kasi
dana yang dapat dim anfaat kan ma ksim al ≤ Rp. 15000.000,- lima belas juta
rupiah c. Laporan periodik pe r bulan terhada p volume sam pah harian untu k tahun
berjalan dengan alo kasi dana yang da pat dimanfaatkan m aksimal ≤ Rp.
15.000.000,- lima belas juta rupiah d. Pembangunan laboratorium lingkung an selua s 200 m
2
yang minim al wajib memiliki ruang penyimpanan contoh uji, ruang tim bang, ruang analisi s
ba sah, ruang inst rum en, ru ang inst rum en terpisah u ntu k spekt rofotom eter UV VIS, AAS, GC dan TOC, rua ng peralatan.
e. Pengadaan sa rana da n p rasa rana pemantauan kualita s air seperti pH meter, DO m eter, kondu ktom eter, Tu rbidimeter, GPS, Currentm eter dan
STA TUS LI NGKUN GAN HI DU P DAERAH PROVINSI LAMPUN G 2007
I - 43
spe kt rofotometer po rtable dengan KIT, water sam ple horizontal dan verti kal , stop watch, theodolit, ice box, salino m eter.
f. Pengadaan m inim al 1 unit pengelolaan sam pah kapa sita s minim al 5 m
3
jam yang terdiri dan mesin pencacah sampah organi k, conve yo r pemilah,
conve yor f reeder, pengayak, mesin pencacah sam pah pla sti k dan ba ngunan atap m inim al 100 m
2
. g. Pembuatan te knologi biogas untu k pengurang an beban pencemaran sun gai
di kawa san pe rum ahan, pete rna kan, dan perta nian h. Pengadaan sa rana peralatan pem buatan kompos terdiri dari ba ngunan
minimal 100 m
2
beserta in stala si pem anfaatan air lindi, alat pendukung pro ses pem buatan kompo s.
i. Pengadaan m inimal 1 unit kenda raan rod a dua pengangkut sam pah berlogo kan Kemente rian Nega ra Ling kungan Hidup yang dilengkapi bak
yang m enampung sampah organi k dan ano rgani k.
B. Jumla h a nggara n antara Rp 1.000.000.000 – Rp 1 .499.000.0 00:
a. Laporan Pem antauan Kualitas Air 2007 dengan alo kasi dana yang dapat dim anfaatkan ma ksim al
≤ Rp. 15.000.000,- lima belas juta rupiah b. Laporan Statu s Ling kungan Hidup Daerah S LHD 2 007 deng an alo kasi
dana yang dapat dim anfaat kan ma ksim al ≤ Rp. 15000.000,- lima belas juta
rupiah c. Laporan periodik pe r bulan terhada p volume sam pah harian untu k tahun
berjalan dengan alo kasi dana yang da pat dimanfaatkan m aksimal ≤ Rp.
15.000.000,- lima belas juta rupiah d. Pembangunan laboratorium lingkung an selua s 200 m
2
yang minim al wajib memiliki ruang penyimpanan contoh uji, ruang tim bang, ruang analisi s
ba sah, ruang inst rum en, ru ang inst rum en terpisah u ntu k spekt rofotom eter UV VIS, AAS, GC dan TOC, rua ng peralatan.
e. Pengadaan sa rana da n p rasa rana pemantauan kualita s air seperti pH meter, DO m eter, kondu ktom eter, Tu rbidimeter, GPS, Currentm eter dan
spe kt rofotometer po rtable dengan KIT, water sam ple horizontal dan verti kal , stop watch, theodolit, ice box, salino m eter.
f. Pengadaan m inim al 1 unit pengelolaan sam pah kapa sita s minim al 5 m
3
jam yang terdiri dan mesin pencacah sampah organi k, conveyo r pemilah,
STA TUS LI NGKUN GAN HI DU P DAERAH PROVINSI LAMPUN G 2007
I - 44
conve yor f reeder, pengayak, mesin pencacah sam pah pla sti k dan ba ngunan atap m inim al 100 m
2
. g. Pembuatan te knologi biogas untu k pengurang an beban pencemaran sun gai
di kawa san pe rum ahan, pete rna kan, dan perta nian. h. Pembuatan taman re krea si di banta ran sungai.
i. Pengadaan m inimal 1 unit kenda raan rod a dua pengangkut sam pah berlogo kan Kemente rian Nega ra Ling kungan Hidup yang dilengkapi bak
yang m enampung sampah organi k dan ano rgani k. j. Pengadaan m obil Iaborato rium yang be rlogo Kementerian Ling kungan Hidup
DAK L H 2007 .
STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAE RAH PROVINSI LAMP UNG 2007
II- 1
BAB II. ISU LINGKUNGAN HIDUP UTAMA
2.1 KERUSAKAN WILAYAH PESISIR PANTAI TIMUR LAMPUNG
2.1.1 Gambaran Kerusakan
Pantai timur Provinsi Lampung yang mempunyai garis pantai sepanjang 270 km merupakan w ilayah pesisir dengan beragam potensi yang dapat menunjang
pembangunan. Saat ini pantai timur Lampung mengalami degradasi lingkungan yang cukup parah, terutama akibat adanya kerusakan habitat mangrove yang diperparah
dengan terjadinya abrasi pantai. Kerusakan hutan mangrove sebagai green belt di w ilayah tersebut sudah menghilangkan fungsinya sebagai sarana mitigasi bencana di
w ilayah pesisir dan peranannya dalam menunjang produksi perikanan tangkap. Lebih dari 80 hutan mangrove telah hilang akibat berbagai aktivitas manusia, antara lain
pertambakan, pemukiman, urbanisasi, pencemaran pesisir, pengambilan kayu mangrove untuk berbagai kepentingan, dan lain- lain. Hal ini juga diperparah dengan
kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hutan mangrove sebagai penyangga kehidupan daratan dan lautan, sehingga kerusakan terus berlangsung
hingga saat ini. Selain itu, akibat tumpang tindihnya w ew enang pengelolaan, kerusakan hutan bakau di pesisir pantai timur Lampung makin meluas. Sudah sejak
lama pengelolaan w ilayah pesisir menjadi tumpang tindih karena tidak jelasnya w ew enang pengelolaan dan munculnya berbagai kepentingan. Menurut Keppres No.
32 Tahun 1990 Dinas Kehutanan memiliki w ew enang untuk menjaga konservasi hutan bakau. Namun di sisi lain, Dinas Kelautan dan Perikanan juga memiliki kepentingan
untuk mengelola w ilayah pesisir menjadi tambak dalam rangka peningkatan ekonomi di sektor perikanan.
Kerusakan w ilayah pantai timur Lampung yang membentang sepanjang pesisir Kabupaten Tulang Baw ang, Lampung Timur dan Lampung Selatan telah dimulai sejak
berkembangnya pertambakan udang secara besar-besaran di w ilayah tersebut pada tahun 1990-an yang mengkonversi areal mangrove. Sejarah pertambakan udang yang
berkembang di pantai timur Lampung telah dimulai sejak sebelum tahun 1960-an. Pada saat itu telah ber kembang budidaya tambak ekstensif skala sangat kecil untuk
ikan bandeng, udang, dan kepiting liar di Kabupaten Tulang Baw ang, Lampung Tengah