Perubahan Teknologi KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.

keluarga maka semakin banyak yang membantu dalam usahatani kentang sehingga dapat menurunkan inefisiensi. 5. Jarak lahan dengan rumah petani Diduga semakin jauh jarak lahan usahatani semakin tinggi tingkat inefisiensi karena petani sulit untuk mengontrol atau mengawasi tanamannya.

3.7. Perubahan Teknologi

Teknologi didefinisikan oleh beberapa ekonom sebagai suatu metode produksi yang telah dikembangkan oleh negara-negara yang memiliki pengetahuan yang lebih maju. Perubahan teknologi dalam produksi berarti bahwa adanya kemajuan dalam ilmu pengetahuan atau metode-metode produksi untuk menghasilkan output. Sementara ekonom lain berpendapat bahwa perubahan teknologi merupakan teknik-teknik yang telah dikembangkan dari teknik-teknik yang sudah ada Ellis 1988. Pemahaman fungsi produksi penting dalam memahami perubahan teknologi, sebab teknologi yang digunakan produsen menentukan kaitan antara produksi yang dihasilkan dengan input yang digunakan. Perubahan teknologi dapat digambarkan dengan perubahan fungsi produksi, sehingga perubahan teknologi berarti perubahan fungsi produksi dan sekaligus terjadi perubahan elemen-elemen dari teknologi. Selanjutnya dengan adanya perubahan teknologi atau dengan penggunaan teknologi baru yang lebih efisien dan dapat menggantikan teknologi produksi yang ada maka akan merubah fungsi produksinya. Hasil penelitian yang dilakukan Sidhu 1974 tentang aspek ekonomi dari perubahan teknis dalam produksi gandum di India menunjukkan bahwa dengan penggunaan teknologi baru penggunaan varietas baru pada komoditas gandum telah menggeser ke atas kurva fungsi produksi gandum. Artinya bahwa dengan adanya penggunaan varietas baru maka output yang dihasilkan akan lebih besar. Debertin 1986 menjelaskan bahwa dengan penggunaan teknologi baru dalam proses produksi akan meningkatkan output dari setiap kombinasi input yang digunakan. Perubahan tersebut ditunjukkan oleh pergeseran kurva produksi B A O A P x P y MVP 1 MVP 2 X 1 X 2 TPP 2 TPP 1 E C D F InputX O Y 1 Y 2 Output Y total ke atas atau pergeseran kurva produk marjinal ke kanan seperti yang terlihat pada Gambar 5. Sumber : Herdt and Mandac 1981 Gambar 5. Pengaruh PenggunaanTeknologi terhadap Output dan Penggunaan Input Berdasarkan Gambar 5 dapat dijelaskan bahwa TPP 1 adalah kurva produksi total sebelum ada teknologi baru dengan penggunaan input sebesar 0X 1 akan menghasilkan output sebesar 0Y 1 dan tingkat keuntungan sebesar segitiga CP x D. Setelah ada teknologi baru maka kurva produksi total bergeser menjadi TPP 2 . Sebagai akibatnya adalah terjadi pergeseran kurva produk marjinal dari MVP 1 menjadi MVP 2 . Dengan asumsi kondisi pasar bersaing sempurna dan tujuan petani adalah untuk mencapai keuntungan maksimum, maka untuk mencapai keuntungan maksimum petani akan berproduksi pada tingkat produksi di mana rasio harga input P x terhadap harga output P y sama dengan produk marjinal. Sehingga petani akan meningkatkan penggunaan input X dari X 1 satuan menjadi X 2 satuan, dan output atau produksi Y meningkat dari Y 1 satuan menjadi Y 2 satuan. Keuntungan yang diperoleh petani setelah adanya teknologi baru sebesar segitiga CP x F. Dengan demikian pengaruh penggunaan teknologi baru terhadap tingkat penggunaan input dan output ialah terjadinya peningkatan penggunaan input sebesar X 1 – X 2 satuan dan peningkatan output sebesar Y 1 – Y 2 satuan. Perubahan teknologi dapat bersumber dari empat hal yaitu : 1 perubahan efisiensi teknologi yang tidak tergantung pada penggunaan faktor produksi, 2 perubahan skala usaha yang mengacu pada perubahan proporsi penggunaan faktor produksi, 3 perubahan teknologi netral dan non netral yang dikaitkan dengan ada tidaknya perubahan atas proporsi penggunaan faktor produksi dan perubahan daya subtitusi teknis antar faktor produksi, dan 4 perubahan elastisitas subtitusi antar faktor produksi Semaoen, 1992. Perubahan efisiensi teknologi ditunjukkan oleh perubahan intersep dari fungsi produksi yang berarti setiap ada perubahan teknologi akan terjadi perubahan produktivitas dari faktor produksi yang digunakan. Dengan menggunakan konsep produksi Cobb-Douglas, perubahan efisiensi teknologi ditunjukkan oleh perubahan parameter A. Misalkan fungsi produksi yang menggambarkan produktivitas kapital dengan rumus : Ak q , dimana L Q q dan L K k . Bilamana efisiensi teknologi berubah, berarti produktivitas tenaga kerja akan menjadi lebih besar. Misalkan q adalah produktivitas dengan teknologi baru yaitu hasil produksi per tenaga kerja dari teknologi yang lebih unggul dari q dengan efisiensi teknis lebih besar. Perubahan teknologi dalam fungsi produksi tersebut dapat dituliskan dalam bentuk . k A q Oleh karena adanya perubahan teknologi maka dapat dikatakan q q sehingga A A yang berarti setiap ada perubahan teknologi, produktivitas per unit modal akan meningkat. Perubahan skala usaha selalu dikaitkan dengan adanya perubahan dalam penggunaan atau alokasi faktor produksi dalam proses produksi yang dilakukan. Perubahan teknologi terhadap skala usaha dapat terjadi dalam kondisi increasing, decreasing atau constant. Jika proporsi pertambahan output lebih besar dari pertambahan faktor produksi maka kondisinya adalah increasing return to scale. Jika proporsi pertambahan output lebih kecil dengan pertambahan faktor produksi maka kondisinya adalah decreasing return to scale dan jika proporsi pertambahan output sama dengan pertambahan faktor produksi maka kondisinya adalah constant return to scale. Teknologi yang diadopsi oleh petani untuk diterapkan pada usahataninya tidak sama penerapannya antar petani. Ada yang menerapkan sesuai dengan anjuran, ada yang mendekati anjuran, ada yang sebagian kecil mendekati anjuran dan ada yang sama sekali tidak sesuai anjuran. Demikian pula lama waktu penerapan teknologi tersebut. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti strategi petani yang beragam dalam melakukan usahataninya yang sering tidak dipahami oleh pembuat kebijakan atau perancang teknologi baru. Sebelum suatu teknologi diintroduksi ke petani, maka sangat diperlukan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi petani terhadap suatu teknologi baru. Menurut Darmawan 1986 bahwa teknologi baru akan diterima oleh petani bila telah terbukti lebih baik dibandingkan teknologi lama atau alternatif teknologi yang tersedia. Apabila teknologi baru memiliki kriteria yang sama atau paling sedikit dari kriteria teknologi yang terdahulu maka teknologi baru ini tidak akan diterima oleh petani. Gladwin 1979 menjelaskan bahwa ada tujuh kriteria keputusan petani yang menjadi pertimbangan sebelum mengintroduksi teknologi anjuran yaitu : 1. Tujuan petani, yaitu apakah petani bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga atau untuk dijual. 2. Apakah lokasi dan luas lahan yang dikuasai memungkinkan untuk menghasilkan produksi yang dikehendaki bila diusahakan dengan jenis tanaman anjuran? 3. Kondisi lahan yaitu apakah lahan petani memiliki fasilitas irigasi atau kelembabannya cukup untuk mendukung usahataninya. 4. Waktu dan tenaga kerja, yaitu apakah tersedia waktu dan tenaga kerja keluarga atau biaya untuk mengusahakannya. 5. Pengetahuan dan keterampilan yaitu apakah petani memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menerapkan teknologi baru tersebut. 6. Modal dan fasilitas kredit yaitu apakah tersedia modal dan fasilitas kredit yang mudah diperoleh untuk membeli input usahatani. 7. Apakah petani mau dan mampu menanamkan modal dalam jangka waktu yang lama sampai tanaman menghasilkan? Modal yang dimiliki petani dapat bersumber dari modal keluarga atau luar keluarga yang penggunaannya tidak hanya untuk membeli kebutuhan input untuk teknologi baru akan tetapi juga untuk membayar tenaga kerja, membeli peralatan pertanian sesuai dengan tuntutan teknologi baru tersebut. Selain itu, petani juga akan sering menghadapi risiko sesuai dengan keputusannya misalnya kehilangan waktu dan kerugian materi jika usahatani tersebut gagal. Setiap petani juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menerima risiko yang antara lain dipengaruhi oleh jumlah modal yang tersedia, umur petani, pengalaman dan lingkungan sosial dimana petani itu berada. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka keputusan petani dalam mengadopsi teknologi baru dipengaruhi oleh berbagai faktor internal petani seperti tingkat pendidikan, umur, pengalaman usahatani, tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, kondisi usahatani luas lahan, jarak lahan dari tempat tinggal, informasi teknologi, alternatif teknologi yang sampai di petani dan juga faktor eksternal usahatani seperti risiko dan ketidakpastian.

3.8. Kerangka Konseptual