Metode Penelitian Pengembangan perikanan giob yang berkelanjutan di Kayoa, Halmahera Selatan

pengelolaan sumberdaya ikan julung-julung yang kompleks dan tidak terstruktur di Kayoa Halmahera Selatan, digunakan Proses Hirarki Analitik Analytical Hierarchi Process. Proses ini merupakan metode sederhana yang memiliki rancangan fleksibel yang mampu menampung berbagai masalah yang harus diselesaikan. Proses ini memungkinkan berbagai faktor penting yang melingkupi permasalahan turut diperhitungkan dalam mencari solusi yang terbaik. Pada dasarnya metode ini menguraikan permasalahan yang kompleks dan tidak terstruktur menjadi bagian atau komponen-komponen tertentu dengan menyusun komponen tersebut dalam suatu susunan hirarki, dan memberi pertimbangan numerik pada hal-hal kuantitatif dan subyektif. Pada akhirnya dapat menghasilkan prioritas penanganan dan konsitensi logis dari penyelesaian permasalahan yang diinginkan. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1 mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perikanan giob; 2 menentukan strategi pengembangan perikanan giob; Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai salah satu bahan kajian dalam menyusun kebijakan penelolaan dan pemanfaatan perikanan giob yang berkelanjutan di Kayoa Halmahera Selatan.

7.2 Metode Penelitian

Penentuan strategi pengembangan perikanan giob secara berkelanjutan dilakukan berdasarkan sejumlah penelitian sebelumnya seperti pada bab 3 tentang profil lokasi penelitian, yang memotret kondisi perikanan tangkap di Halmahera Selatan dan perikanan giob di Kayoa; bab 4 tentang biologi ikan julung-julung menjelaskan kondisi biologi ikan julung-julung kaitan dengan kegiatan penangkapan, daerah penangkapan, musim penangkapan dan laju eksploitasi julung-julung di Kayoa Halmahera Selatan; bab 5 tentang evaluasi teknis perikanan giob yang menjelaskan pengaruh faktor teknis dan sosial terhadap perikanan giob; bab 6 tentang kinerja usaha perikanan giob menjelaskan aspek ekonomi pada perikanan giob. Berdasarkan hasil sitisis dari penelitian pada bab- bab sebelumnya, maka ditentukan faktor internal dan faktor eksternal kemudian diidentifikasi kriteria kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk merumuskan strategi pengembangan perikanan giob. Priorioritas strategi pengembangan perikanan giob yang berkelanjutan dilakukan dengan menggunakan metode wawacara, dan pengisian kuisoner terhadap para stakeholder yang ditentukan. Responden yang ditentukan terdiri dari nelayan, pemilik giob, pedagang, tokoh masyarakat, akademisi, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Halmahera Selatan, dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara. Adapun pengolahan dan analisis yang digunakan meliputi analisis SWOT dan analisis AHP masing-masing tahapannya, sebagai berikut: 1 Analisis SWOT Matriks SWOT dapat menggambarkan sebagaimana hasil identifikasi dan perhitungan, dilakukan dengan menggunakan analisis IFAS Internal Factor Analysis Summary dan EFAS External Factor Analysis Summary. Adapun langkah untuk melakukan analisis SWOT adalah sebagai berikut Rangkuti 2002: a Pembobotan dengan analisis SWOT i Mentukan faktor-faktor kelemahan dan kekuatan, serta faktor peluang dan ancaman. ii Memberi bobot pada masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,00 paling penting sampai dengan 0,00 tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap posisi strategis. Jumlah bobot tidak boleh lebih dari skor total 1,00. iii Memberi reting untuk masing-masing faktor dengan menggunakan skala mulai dari 4 sangat baik sampai dengan 1 di bahwa rata-rata. iv Mengalikan bobot dan reting untuk menentukan skor tiap-tiap faktor. v Menjumlahkan skor pembobotan untuk memperoleh totak skor pembobotan. b Berdasarkan total skor dari masing-masing kriteria SWOT, digunakan dalam penggambaran posisinya pada matrikas SWOT. Matriks SWOT yang dikembangkan dari penilaian kriteria pengambangan usaha giob di Kayoa, Halmahera Selatan, dijadikan acuan penempatan kuadran. Dengan mencari nilai absis x dan ordinat y maka titik kuadran pengembangan usaha giob dapat ditentukan. Jika kriteria penilaian usaha giob berada pada kuadran yang positif maka program pengembangan dapat disusun dalam waktu lebih singkat. Model matriks SWOT untuk pengembangan usaha giob di Kayoa, Halmahera Selatan disajikan pada Tabel 33. Tabel 33 Matrik internal-eksternal Total Skor Strategi Internal 4 Kuat 3 Rata-rata 2 Lemah 1 Besar 3 I Pertumbuhan II Pertumbuhan III Penciutan Total Skor Strategi Eksternal Rata-rata 2 IV Stabilitas V Pertumbuhan stabilitas VI Penciutan Rendah 1 VII Pertumbuhan VIII Pertumbuhan IX Likuidasi Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas berbagai peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi nelayan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi. Salah satu dari empat set kemungkinan alternatif strategi inilah yang diharapkan dari matriks SWOT untuk digunakan dalam strategi suatu pengembangan perikanan giob Tabel 34. Tabel 34 Matrik SWOT IFAS EFAS Strengths S  Tentukan faktor-faktor kekuatan internal Weaknesses W  Tentukan faktor-faktor kelemahan internal Opportunities O  Tentukan faktor- faktor peluang eksternal Strategi SO  Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi WO  Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats T  Tentukan faktor- faktor ancaman eksternal Strategi ST  Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi WT  Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menhindari ancaman 2 Analisis AHP Analisis AHP digunakan untuk menentukan prioritas strategi yang diharapkan dilakukan. Analisis ini dimaksudkan untuk merumuskan prioritas strategi yang dapat digunakan untuk pengembangan perikanan giob yang berkelanjutan di Kepulauan Kayoa. Adapun tahapan analisis yang dilalukan dalam perumusan strategi pengembangan perikanan giob di Kepulauan Kayoa adalah: a Pendefinisian masalahkomponen Untuk memecahklan permasalahan yang ada secara kompherensif, maka semua komponen yang berkaitan dengan pengembangan perikanan giob perlu didefinisikan dan ditetapkan terlebih dahulu. Lingkup komponen yang didefinisikan mencakup maksud dan tujuan pengembangan perikanan giob, kriteria atau kepentingan stakeholders pihak yang terkait dengan pengembangan perikanan giob dimaksud perlu diakomodir, pembatas limit factor dalam pengembangan, serta alternatif strategi pengembangan perikanan giob berbasis usaha perikanan yang ditawarkan di lokasi. b Perancangan struktur hierarki dan matriks pembanding Struktur hierarki diawali dengan maksud atau tujuan, dilanjutkan dengan kriteria pelaku, pembatas, dan alternatif strategi pada tingkatan kriteria yang paling bawah. Secara umum, rancangan struktur hierarki analisis strategi pengembangan perikanan giob terbagi dalam 4 level mengacu kepada Wilson et al. 2002, yaitu level goal tujuan, level kriteria, level pembatas limit factor, dan level opsi strategi pengembangan. Goal tujuan dalam rancangan yang diusulkan adalah perumusan strategi pengembangan usaha perikanan julung- julung di Kepulauan Kayoa. Sedangkan yang menjadi kriteria, pembatas, dan opsi strategi akan ditetapkan berdasarkan hasil analisis bagian sebelumnya. Untuk menilai perbandingan tingkat kepentingan suatu komponen terhadap komponen lainnya, maka dilakukan pembobotan. Teknis pembobotan mengacu kepada Saaty 1991 tentang skala banding berpasangan, dan ditunjukkan pada Tabel 35. c Simulasi dan uji statistik Setelah data diinput semua, maka dilakukan simulasi untuk mengetahui kinerja dari data yang digunakan dengan menggunakan sofware expert choice. Uji statistik yang dilakukan terdiri dari uji konsitensi dan sensitivitas. Bila dari hasil simulasi diperoleh rasio inconsistency 0,1 atau lebih, maka hasil simulasi tidak konsistensi dan harus dilakukan pengambilan data ulang. Uji sensitivitas dilakukan untuk mengetahui sensitivitas hasil simulasi terhadap berbagai intervensiperubahan yang mungkin. Tabel 35 Skala banding berpasangan Tingkat Kepentingan Keterangan Penjelasan 1 3 5 7 9 2,4,6,8 Kebalikan  Kedua elemen sama pentingnya.  Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya.  Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lain.  Elemen yang satu jelas lebih penting daripada elemen yang lain.  Elemen yang satu mutlak lebih penting daripada elemen yang lain.  Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan.  Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktifitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i.  Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama terhadap tujuan.  Pengalaman dan penilaian sedikit mendukung satu elemen dibandingkan elemen lainnya.  Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung satu elemen dibanding elemen lainnya.  Satu elemen dengan kuat didukung dan dominan terlihat dalam praktek.  Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan.  Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantara dua pilihan. Sumber : Saaty 1991 7.3 Hasil Penelitian 7.3.1 Identifikasi komponen strategi