Tabel 39 Identifikasi faktor internal dan eksternal berdasarkan aspek ekonomi perikanan giob di Kayoa Halmahera Selatan
No Kondis riil, hasil penelitian
Rumusan Kriteria
1 Usaha
perikanan giob
memiliki nilai
investasi tertinggi
pada komponen
jaring jika
dibandingkan dengan komponen yang lain.
Nilai investasi usaha perikanan giob cukup besar
Kelemahan
2 Komponen biaya operasional
usaha perikanan giob paling besar pada BBM.
Harga BBM terus meningkat
Kelemahan 3
Giob ukuran
10,5 GT
memenuhi semua
kriteria investasi, sedangkan giob 4,5
GT dan 15 GT memiliki nilai BCratio
dibawah standar
bunga bank deposito yang berlaku.
Ukuran giob 10 GT merupakan ukuran yang
lebih layak untuk dikembangkan
Kekuatan
4 Nilai keuntungan usaha giob
10,5 GT Rp 176.273.189 lebih besar, jika dibandingkan
dengan giob 4,5 GT Rp 73.871.503, dan giob 15 GT
Rp 158.897.363. Prospek investasi
perikanan giob 10,5 GT cukup terbuka karena,
hanya tersedia 16,67 dari jumlah giob di lokasi.
Peluang
5 Jangka waktu pengembalian
investasi pada giob 10,5 GT 15,39 bulan lebih cepat, jika
dibandingkan dengan giob 4,5 GT 20,23 bulan dan giob 15
GT 18,03 bulan. Prospek pengembalian
investasi cepat bagi investor
Peluang
7.3.2 Perumusan strategi pengembangan
Berdasarkan hasil analisis SWOT pada faktor internal, menunjukkan nilai 2,67 yang berarti secara internal perikanan giob masih memiliki potensi yang
cukup besar untuk dikembangkan di Kayoa, Halmahera Selatan. Hasil perhitungan faktor eksternal menunjukkan nilai 2,32. Hal ini menggambarkan bahwa secara
eksternal perikanan giob di Kayoa, Halmahera Selatan memiliki peluang yang
hampir berimbang dengan ancaman. Tabel 40 dan 41, masing-masing menunjukkan faktor internal dan faktor eksternal perikanan di Kayoa, Halmahera
Selatan. Tabel 40 Matriks IFAS
Internal Strategic Factors Analysis Summary
No Faktor-faktor strategi internal
Bobot Rating Skor
KEKUATAN S
1 Jumlah kapal penangkapan ikan jenis kapal
motor berkembang setiap tahun 0,15
3 0,45
2 Produk utama perikanan giob adalah
pengasapan 0,08
3 0,24
3 Alat tangkap pukat cincin di Halmahera
Selatan mengalami peningkatan. 0,05
2 0,10
4 Rata-rata ukuran panjang julung-julung yang
tertangkap di perairan Kayoa, lebih besar dari ukuran pertama kali matang gonad.
0,08 3
0,24 5
Potensi wilayah perairan mendukung ketersediaan makanan julung-julung
0,10 4
0,40 6
Ukuran giob 10 GT merupakan ukuran yang lebih layak untuk dikembangkan
0,15 4
0,60 KELEMAHAN W
1 Produksi perikanan Halmahera Selatan
berfluktuatif 0,10
2 0,20
2 Rasio kelamin tidak berimbang
0,05 1
0,05 3
Tinggi jaring relatif kecil dan ukuran mata jaring kecil
0,09 1
0,09 4
Nilai investasi usaha perikanan giob cukup besar
0,05 2
0,10 5
Harga BBM terus meningkat 0,10
2 0,20
Jumlah 1,00
2,67 Nilai IFAS memiliki banyak kekuatan yang mendukung perikanan giob di
Kayoa, Halmahera Selatan. Kekuatan tersebut terutama disebabkan karena potensi wilayah perairan yang subur dapat mendukung keberlanjutan sumberdaya ikan
julung-julung, dan tersedianya alat tangkap giob pada ukuran yang dapat dikembangkan. Sedangkan kelemahan utama yang mempengaruhi perikanan giob
di Halmahera Selatan adalah produksi perikanan berfluktuasi dan harga BBM terus meningkat.
Hasil analisis EFAS memiliki nilai lebih rendah jika dibandingan dengan nilai IFAS. Rendahnya nilai EFAS disebabkan karena adanya beberapa ancaman
pada perikanan giob. Ancaman yang perlu mendapat perhatian adalah puncak
musim penangkapan pada musim barat bertepatan dengan saat julung-julung matang gonad, laju mortalitas penangkapan lebih tinggi dari pada laju mortalitas
alami, dan masih adanya praktek illegal fishing oleh nelayan luar di perairan Kayoa. Namun faktor peluang yang menjanjikan adalah bantuan teknologi
penangkapan giob melalui program indutrialisasi KKP, dan permintaan pasar yang tinggi terhadap ikan julung-julung.
Tabel 41 Matriks EFAS
External Strategic Factors Analysis Summary
No Faktor-faktor strategi internal
Bobot Rating Skor
PELUANG O
1 Bantuan teknologi penangkapan melalui
program industrialisasi KKP 0,08
3 0,24
2 DKP Provinsi Maluku Utara melakukan
bimbingan teknis terkait dengan pengelolaan perikanan giob
0,05 3
0,15 3
Kios perbekalan banyak berkembang di lokasi 0,05
4 0,2
4 Prospek investasi perikanan giob 10,5 GT
cukup terbuka, karena hanya tersedia 16,67 dari jumlah giob di lokasi .
0,06 3
0,18 5
Prospek pengembalian investasi cepat bagi investor
0,05 3
0,15 6
Permintaan pasar yang tinggi terhadap ikan julung-julung
0,12 3
0,36 ANCAMAN T
1 Perubahan musim barat, saat julung-julung
matang gonad yang bertepatan dengan kegiatan penangkapan
0,12 2
0,24 2
Laju mortalitas penangkapan lebih tinggi dari pada laju mortalitas alami
0,15 2
0,3 3
Praktek illegal fishing oleh nelayan luar masih terjadi di perairan Kayoa
0,15 1
0,15 4
Perubahan musim menyebabkan CPUE bulanan fluktuatif
0,08 1
0,08 5
Suplai BBM sangat tergantung dari pihak pemodal dari Ternate
0,09 2
0,18 Jumlah
1,00 2,23
Untuk mempertajam analisis, terutama untuk melihat arah pengembangan perikanan giob secara berkelanjutan di Kayoa, Halmahera Selatan, maka data
faktor strategi internal kekuatan dan kelemahan dan faktor strategi eksternal peluang dan ancaman dianalisis lanjut menggunakan matriks IE Tabel 43.
Berdasarkan Tabel 42, posisi atau kondisi perikanan giob di Kayoa Halmahera Selatan saat ini terdapat pada kuadran V dengan total skor faktor
strategi internal 2,67 dan total skor faktor eksternal 2,23. Posisi pada kuadran V ini mengandung pengertian bahwa perikanan giob di Kayoa, Halmahera Selatan
masih dalam pertumbuhanstabilitas dan untuk pengembangannya perlu diarahkan melalui integrasi horizontal atau stabilitas. Konsentrasi pada integrasi internal ini
adalah pengembangan perikanan giob harus diorientasikan pada perbaikan- perbaikan faktor internal yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan
perikanan giob selama ini, sehingga mampu menghadapi faktor-faktor eksternal yang datang dimana peluang dapat ditangkap dan ancaman dapat dihadapi.
Tabel 42 Posisi faktor internal dan eksternal perikanan giob di Kayoa, Halmahera Selatan
Total Skor Strategi Internal
4 Kuat 3
Rata-rata 2 Lemah 1
Besar
3 I
Pertumbuhan II
Pertumbuhan III
Penciutan
Total Skor Strategi
Eksternal
Rata-rata 2
IV Stabilitas
V Pertumbuhan
VI Penciutan
Rendah
1 VII
Pertumbuhan VIII
Pertumbuhan IX
Likuidasi
Selanjutnya setiap komponen faktor internal dan faktor eksternal dilakukan analisis pengembangan alternatif strategi dengan menggunakan pendekatan
matriks SWOT, untuk melihat keterkaitan faktor internal dan eksternal. Hasil yang diharapkan munculnya beberapa strategi yang dianggap perlu untuk diprioritaskan
dan diselesaikan dalam pengembangan perikanan giob di Kayoa, Halmahera Selatan Tabel 43.
Tabel 43 Analisis SWOT perikanan giob di Kayoa Halmahera Selatan
Internal
Eksternal Kekuatan S
Kelemahan W
1 Jumlah kapal penangkapan ikan jenis kapal motor berkembang
setiap tahun 2 Produk utama perikanan giob
adalah pengasapan 3 Terdapat alat tangkap alternatif
dalam menangkap ikan julung- julung
pukat cincin
yang umumnya dikenal
4 Rata-rata ukuran panjang julung- julung
yang tertangkap
di perairan Kayoa, lebih besar dari
ukuran pertama kali matang gonad
5 Potensi wilayah
perairan mendukung
ketersediaan makanan julung-julung
6 Ukuran giob 10 GT merupakan ukuran yang lebih layak untuk
dikembangkan 1 Produksi perikanan Halmahera
Selatan berfluktuatif 2 Rasio kelamin tidak berimbang
3 Jaring bagian kantong kurang tinggi dan ukuran mata jaring
kecil 4 Nilai investasi usaha perikanan
giob cukup besar 5 Harga BBM terus meningkat
Peluang O Strategi SO
Startegi WO
1 Bantuan teknologi penangkapan melalui program industrialisasi
KKP 2 Terdapat program bimbingan
teknis pengelolaan giob dari DKP Provinsi Maluku Utara
3 Kios perbekalan banyak berkembang di lokasi
4 Prospek investasi perikanan giob 10,5 GT cukup terbuka
karena, hanya tersedia 16,67 dari jumlah giob di lokasi
5 Prospek pengembalian investasi cepat bagi investor
6 Permintaan pasar yang tinggi terhadap ikan julung-julung
1 Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya ikan julung-julung
S1, S3, S4, S5, O1, O2, O3, O4 2 Peningkatan jaringan pemasaran
lokal dan regional untuk mempermudah pemasaran
produksi S2,S3, S6, O6 3 Melakukan penyuluhan
terhadap nelayan giob seputar pengetahuan tentang
keberlajutan usaha giob W4, W5, O1, O2, O6
4 Menggalang terbentuknya koperasi nelayan W1,W4,W5,
O1,O2, O6
Ancaman T Strategi ST
Startegi WT
1 Perubahan musim barat menyebabkan julung-julung
matang gonad yang bertepatan dengan kegiatan penangkapan
2 Laju mortalitas penangkapan lebih tinggi dari pada laju
mortalitas alami 3 Praktek illegal fishing oleh
nelayan luar masih terjadi di perairan Kayoa
4 Perubahan musim sangat mempengaruhi jumlah hasil
tangkapan per trip 5 Suplai BBM sangat tergantung
dari pihak pemodal dari Ternate tidak tersedia instalasi di
lokasi 5 Menerapkan teknologi yang
ramah lingkungan S2, S6, T4, T5
6 Mendirikan stasiun pengisian BBM di Kayoa S2, S6, T5
7 Mengefektifkan waktu penangkapan W3, W4, T5
8 Merintis resor untuk pengawasan dan pencatatan
W1, W4, T1,T2, T3, T4, T5
Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, didapatkan delapan pola strategi dalam menyusun pengembangan perikanan giob di Kayoa. Strategi tersebut antara
lain; strategi S-O yaitu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya ikan julung- julung dan
peningkatan jaringan pemasaran lokal dan regional untuk mempermudah pemasaran produksi; strategi W-O yaitu melakukan penyuluhan
terhadap nelayan giob seputar pengetahuan tentang keberlajutan usaha giob dan menggalang terbentuknya koperasi nelayan; strategi S-T yaitu menerapkan
teknologi yang ramah lingkungan, dan mendirikan stasiun pengisian BBM di Kayoa; dan strategi W-T yaitu mengefektifkan waktu penangkapan dan merintis
resor untuk pengawasan dan pencatatan.
7.3.3 Alternatif strategi pengembangan