Alat penangkap ikan Kondisi perikanan tangkap .1 Kapal perikanan

mengalami peningkatan sebesar 48,48, yaitu 33 unit pada tahun 2010 meningkat menjadi 49 unit pada tahun 2011. Peningkatan dan penurunan jumlah unit kapal penangkapan ikan tersebut pada dasarnya sejalan dengan program motorisasi dan pengadaan kapal penangkap ikan yang penangkapannya dapat menjangkau perairan yang lebih jauh baik dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara, maupun dari Dinas Kelautan dan Kabupaten Halmahera Selatan.

3.3.2.2 Alat penangkap ikan

Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara terdapat 13 jenis alat tangkap yang dioperasikan di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan Tabel 3. Dilihat dari alat tangkap yang dioperasikan, terdapat 9 jenis alat tangkap yang memiliki jumlah unit yang banyak, sedangkan 4 jenis alat tangkap lainnya memiliki jumlah yang sedikit. Kesembilan jenis alat tangkap yang memiliki jumlah unit yang banyak yaitu pukat cincin, jaring insang hanyut, jaring insang tetap, bagan perahu, rawai tuna, huhate, pancing tonda, pancing lainnya dan bubu. Tabel 3 Perkembangan jenis alat tangkap ikan tahun 2007-1011 No Jenis alat tangkap Tahun Rata-rata perubahan 2007 unit 2008 unit 2009 unit 2010 unit 2011 unit 2007- 2011 2010- 2011 1 Pukat Cincin 40 40 30 64 76 26,77 18,75 2 Jaring Insang Hanyut 26 26 26 30 29 3,01 3,33 3 Jaring Insang Tetap 30 30 30 35 35 4,17 4 Bagan Perahu 40 40 24 54 54 21,25 5 Bagan Tancap 8 8 2 9 11 74,31 22,22 6 Rawai Tuna 28 28 38 48 48 15,51 7 Rawai Hanyut 12 12 8 10 10 2,08 8 Rawai Tetap 10 10 6 8 8 1,67 9 Huhate 45 45 45 76 109 28,08 43,42 10 Pancing Tonda 45 45 44 54 70 12,53 29,63 11 Pancing Lainnya 75 75 32 32 20 23,71 37,50 12 Serok 3 3 3 2 2 8,33 13 Bubu 22 22 22 28 28 6,82 Sumber: Data statistik perikanan Provinsi Maluku Utara 2007-2011 Perkembangan rata-rata tahunan dari seluruh jenis alat tangkap yang ada, terdapat 6 jenis alat tangkap yang mengalami peningkatan yang relatif besar yaitu pukat cincin, bagan perahu, bagan tancap, rawai tuna, huhate dan pancing tonda, sedangkan 3 jenis alat tangkap mengalami kenaikan walaupun kecil yaitu jaring insang hanyut, jaring insang tetap dan bubu. Alat tangkap yang mengalami penurunan yaitu rawai hanyut, rawai tetap, pancing lainnya, dan serok. Peningkatan rata-rata per tahun jumlah alat tangkap terbesar terjadi pada alat tangkap bagan tancap yaitu sebesar 74,31 yaitu dari 8 unit pada tahun 2007 menjadi 11 unit pada tahun 2011, disusul kemudian oleh alat tangkap huhate 28,08. Selanjutnya pada tahun 2010 2011, sebagian besar alat tangkap tidak mengalami perkembangan baik peningkatan maupun penurunan. Perkembangan alat tangkap pada tahun 2010-2011, memperlihatkan bahwa alat tangkap yang mengalami peningkatan adalah pukat cincin yaitu sebesar 18,75, bagan tancap sebesar 22,22, huhate sebesar 43,42 dan pancing tonda yaitu sebesar 29,63, sedangkan alat tangkap yang mengalami penurunan adalah jaring insang hanyut yaitu sebesar 3,33 dan pancing lainnya sebesar 37,50. Perkembangan jumlah alat tangkap di Kabupaten Halmahera Selatan dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa pada tahun 2010- 2011, sebagian besar alat tangkap tidak mengalami perkembangan yang berarti kecuali jenis alat tangkap yang dominan yang mengalami peningkatan.

3.3.2.3 Rumah tangga perikanan