Peneliti membatasi kualitas pembelajaran yang akan diteliti menjadi 3 fokus, yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Hal ini dikarenakan,
bersumber dari 3 fokus inilah kualitas pembelajaran dapat terlihat. Dengan keterampilan guru dalam pengkondisian kelas, penggunaan media, serta
penggunaan model pembelajaran yang inovatif, aktivitas siswa tentu saja akan mengalami perbaikan, sehingga berdampak pula pada hasil belajar yang
didapatkan siswa.
2.1.2.1. Keterampilan Guru dalam Pembelajaran
Guru adalah variabel bebas yang mempengaruhi kualitas pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru adalah sutradara sekaligus aktor dalam proses
pengajaran. Kompetensi profesional yang dimiliki guru sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran. Kompetensi adalah kemampuan dasar yang dimiliki guru,
baik bidang kognitif, seperti penguasaan bahan, bidang, sikap, seperti mencintai profesinya, dan bidang perilaku seperti keterampilan mengajar, penggunaan
metode-metode pembelajaran, menilai hasil belajar siswa Hamdani 2011: 79. Guru harus menguasai keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan
pembelajaran. Keterampilan dasar mengajar yang dikuasai guru ikut menentukan berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran. Mulyasa 2013: 69, keterampilan
mengajar guru adalah kompetensi professional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Sedangkan
menurut Anitah 2013: 7.1, keterampilan dasar mengajar guru adalah suatu keterampilan yang menuntut latihan yang terprogram untuk menguasainya,
keterampilan ini perlu dikuasai oleh semua guru guna meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Peneliti menyimpulkan, keterampilan mengajar adalah usaha yang dilaksanakan oleh guru melalui bahan pengajaran yang diarahkan kepada siswa
agar dapat membawa perubahan baik kognitif, afektif maupun psikomotorik. Keterampilan dasar mengajar dalam program pengajaran dikelas terdiri dari :
2.1.2.1.1. Keterampilan Dasar Bertanya
Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir siswa, selain itu kesempatan siswa untuk berfikir juga sangat penting karena
kemampuan anak berbeda-beda oleh karena itu jangan terlalu cepat mengalihkan pertanyaan kesiswa lain Djamarah 2010: 99.
Turney dalam Mulyasa, 2013: 70, bertanya adalah kegiatan yang terdapat dalam kegiatan sehari-hari untuk memperoleh informasi mengenai hal-hal yang
belum diketahui. Keterampilan bertanya bertujuan untuk memperoleh informasi untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir.
Pertanyaan yang diberikan bisa bersifat suruhan maupun kalimat yang menuntut respon
siswa. Tujuan
dari menguasai
keterampilan bertanya
untuk membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran dan
perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran. Tujuan dari pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa adalah merangsang
kemampuan berfikir siswa, membantu siswa dalam belajar, mengarahkan siswa pada tingkat interaksi belajar yang mandiri, meningkatkan kemampuan berfikir
siswa, membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan Hasibuan, 2009: 62.
2.1.2.1.2. Keterampilan Dasar Memberi Penguatan
Djamarah 2010: 99, memberikan penguatan dapat diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa
yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali. Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu, guru dapat memberikan
berbagai komponen penguatan kepada siswa yang bertingkah laku yang wajar kepada siswa yang lain untuk menjadi teladan.
Turney dalam Mulyasa, 2013: 77, penguatan reinforcement merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan
terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan berupa respon positif pujian ditujukan terhadap perilaku yang baik sehingga frekuensinya berulang atau
bertambah, sedangkan respon negatif hukuman ditujukan terhadap frekuensi perilaku yang buruk sehingga frekuensinya berkurang.
Komponen-komponen di dalam keterampilan memberi penguatan adalah penguatan verbal, penguatan gestural, penguatan dengan cara mendekati,
penguatan dengan sentuhan, penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa tanda atau benda. Selain itu terdapat prinsip
penguatan yang hendaknya digunakan oleh seorang guru saat proses pembelajaran adalah penuh kehangatan dan keantusiasan, menghindari penggunaan respons
negative, bermakna bagi siswa, dapat bersifat pribadi atau kelompok. Hasibuan, 2009: 58.
2.1.2.1.3. Keterampilan Dasar Menggunakan Variasi
Hasibuan, 2009: 64, menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar
–mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan
ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif. Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat
komponen, yakni variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar, variasi dalam pola interaksi dan variasi dalam kegiatan
Mulyasa, 2013: 78. Penelitian ini, menggunakan variasi mengajar berupa media yang dapat
menarik perhatian siswa terhadap materi. Arsyad 2014: 9 semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar
kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Oleh karena itu peneliti menggunakan media audiovisual.
2.1.2.1.4. Keterampilan menjelaskan
Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. Penjelasan guru harus berfokus
pada inti pelajaran, keterangan guru menarik perhatian siswa, keterangan guru mudah ditangkap oleh siswa Djamarah, 2010: 99.
Turney dalam Mulyasa, 2013: 80, menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang suatu benda, keadaan, fakta, dan data sesuai dengan waktu
dan hukum-hukum yang berlaku. Menjelaskan merupakan suatu aspek penting
yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjelasan.
Prinsip –prinsip yang diperlukan oleh guru dalam menjelaskan materi, adalah
penjelasan dapat dilakukan diawal, ditengah atau diakhir pembelajaran, penjelasan dapat diselingi tanya jawab, materi penjelasan harus bermakna bagi siswa
Hasibuan, 200 : 70. 2.1.2.1.5.
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Membuka dan menutup pelajaran merupakan dua kegiatan rutin yang
dilakukan guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran. Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan
kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal, agar mereka memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran yang akan disajikan Turney dalam
Mulyasa, 2013: 83. Hasibuan 2009: 73, membuka pelajaran dapat diartikan tidakan yang
dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menarik perhatian siswa agar fokus terhadap pembelajaran. Sedangkan menutup
pembelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti dengan memberikan ulasan pembelajaran pada hari ini, mengetahui pencapaian siswa,
tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar yang bertujuan untuk: 1
Menimbulkan perhatian dan motivasi siswa dalam pembelajaran. 2
Memungkinkan siswa mengetahui batas–batas tugasnya yang akan dikerjakan. 3
Memberitahu siswa pendekatan yang digunakan selama pembelajaran.
4 Memberikan kemungkinan pada siswa untuk dapat mengaitkan fakta,
keterampilan, dan konsep pada suatu peristiwa. 5
Memungkinkan siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam pelajaran.
2.1.2.1.6. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Mulyasa 2013: 92, pengajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian
terhadap setiap peserta didik dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik lainnya.
Hasibuan 2009: 77 menjelaskan bahwa membimbing diskusi kelompok kecil diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang
hanya melayani 3 – 8 siswa untuk kelompok kecil, dan hanya seorang untuk
perorangan. Peran guru dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah organisator, sumber informasi untuk siswa, pendorong bagi siswa untuk belajar,
membantu kesulitan belajar siswa, penyedia materi. 2.1.2.1.7.
Keterampilan mengelola kelas Hasibuan 2009: 82 menjelaskan bahwa mengelola kelas merupakan
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, dan mampu mengembalikan kondisi kelas menjadi optimal jika terdapat
gangguan dengan mendisiplinkan kelas maupun melakukan remedial. Turney, mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal, keterampilan untuk mengembalikan
pada kondisi belajar yang optimal serta mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Komponen keterampilan mengelola kelas antara lain:
1. keterampilan yang bersifat preventif berkaitan dengan usaha mencegah
terjadinya gangguan dengan cara menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan perhatian, memberi petunjuk yang jelas, menegur dan
memberi penguatan; 2.
keterampilan yang bersifat represif berkaitan dengan usaha mengatasi gangguan yang muncul dengan cara memodifikasi tingkah laku, pengelolaan
kelompok, menemukan, dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah Mulyasa, 2013: 91.
2.1.2.1.8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Mulyasa 2013: 89, diskusi kelompok merupakan suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil
kesimpulan dan memecahkan masalah Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi
sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara kelompok. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil terdapat beberapa komponen yaitu
memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi, memperluas masalah atau urunan pendapat, menganalisis pandangan siswa, meningkatkan partisipasi
siswa, menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan menutup diskusi. Hasibuan 2009: 88, berpendapat bahwa mengajar kelompok kecil dapat
diartikan sebagai suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok siswa
dalam interaksi tatap kooperatif secara optimal yang bertujuan untuk berbagi informasi, mengambil keputusan atau memecahkan masalah.
Disimpulkan bahwa keterampilan guru merupakan suatu kompetensi yang harus dikuasi guru dalam proses pembelajaran IPS melalui model Time Token
berbantuan audiovisual, untuk menuju guru yang baik salah satunya adalah harus dapat menguasai keterampilan-keterampilan tersebut sebagai bekal dalam
mengajar di kelas. Delapan keterampilan di atas menjadi pedoman ketika guru mengadakan kegiatan belajar mengajar IPS kelas VC di SDN Purwoyoso 03 Kota
Semarang. Pada penelitian ini, keterampilan guru dan indikatornya disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token berbantuan audiovisual
Hasibuan,2009: 58-89, sebagai berikut. . 1.
Keterampilan membuka pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual.
1 Menarik perhatian siswa
2 Menimbulkan motivasi.
3 Menjelaskan tujuan pembelajaran
4 Membuat kaitan antara pendahuluan dengan inti pelajaran.
2. Keterampilan bertanya menggunakan media audiovisual.
1 Pertanyaan yang disampaikan guru jelas.
2 Pertanyaan ditujukan keseluruh kelas lebih dahulu, baru menunjuk salah
satu siswa. 3
Pemindahan giliran pertanyaan secara merata diantara para siswa. 4
Pemberian waktu berfikir pada anak untuk menjawab pertanyaan.
3. Keterampilan menjelaskan menggunakan media audiovisual.
1 Memberikan ilustrasi yang relevan dengan materi lewat tayangan media
audiovisual. 2
Menjelaskan materi dengan media audiovisual menggunakan kalimat yang jelas dan mudah dipahami.
3 Menjelaskan materi menggunakan media audiovisual sesuai dengan
kompetensi dasar dan indikator yang telah dirumuskan. 4
Mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan lewat tayangan media audiovisual.
4. Keterampilan menggunakan variasi menggunakan media audiovisual.
1 Guru memberi variasi dalam nada suara, volume suara, kecepatan bicara.
2 Guru menggunakan variasi media pembelajaran.
3 Guru memberikan tekanan pada butir-butir yang penting.
4 Media yang digunakan dapat menarik minat siswa
5. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil menggunakan model Time
Token. 1
Membagi perhatian secara merata. 2
Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi sesuai prosedur Time Token. 3
Memberi waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan.
4 Mendorong siswa untuk saling bekerjasama dalam kegiatan diskusi sesuai
prosedur Time Token.
6. Keterampilan mengelola kelas.
1 Mengkondisikan siswa secara fisik dan psikis.
2 Menegur siswa yang mengganggu pembelajaran.
3 Memusatkan siswa pada kegiatan pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
4 Menciptakan interaksi belajar positif dengan siswa.
7. Ketarampilan guru mengajar kelompok kecil dan perorangan menggunakan
model Time Token. 1
Membimbing siswa untuk berpikir. 2
Mendorong siswa menyampaikan pendapatnya menggunakan Time Token. 3
Mendengarkan pendapat yang disampaikan siswa. 4
Memberi respon pada jawaban pendapat siswa. 8.
Keterampilan memberi penguatan. 1
Memberikan penguatan secara verbal berupa kata-kata. 2
Memberikan penguatan secara gestural berupa gerakan, tepuk tangan, atau acungan jempol.
3 Memberikan penguatan dengan sentuhan dirambut atau pundak.
4 Memberikan penguatan dengan tanda benda berupa stiker.
9. Keterampilan menutup pelajaran.
1 Siswa bersama guru menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan. 2
Melaksanakan refleksi. 3
Memberikan evaluasi. 4
Memberikan tindak lanjut berupa pemberian tugas.
2.1.2.2. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran