siswa dapat lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung, maka pembelajaran akan lebih bermakna dan diharapkan siswa mampu mencapai nilai
diatas KKM.
2.2 Kajian Empiris
Penelitian ini didasarkan pada jurnal hasil penelitian yang sudah dilakukan terhadap model Time Token berbantuan audiovisual dalam meningkatkan
pembelajaran. Adapun hasil penelitian tersebut adalah: 1
Bilgin, yang berjudul: “The Effect of Cooperative Learning Approach Based on Conceptual Change Condition on Students Understanding of Chemical
Equilibrium Concepts Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Berbasis Konseptual untuk Merubah Pemahaman Siswa terhadap Konsep
Kesetimbangan Kimia ”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: siswa
dalam kelompok eksperimen memiliki pemahaman, hasil belajar tentang konsep kesetimbangan kimia, dan keterampilan proses dalam memecahkan
masalah yang lebih baik dibandingkan hasil dari kelompok kontrol. Jadi, penerapan pembelajaran kooperatif meningkatkan pemahaman, hasil belajar
dan keterampilan proses pada siswa, sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung penelitian ini.
2 Miranti, yang berjudul: “Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa
Kelas IV pada Pembelajaran IPS melalui Model Time Token di SDN 04 Kinawai Batusangkar”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: 1
penerapan model Time Token pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan yaitu dari 45,83 pada siklus I
meningkat menjadi 75 pada siklus II; 2 penerapan model Time Token pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam mengemukakan
pendapat yaitu dari 45,83 pada siklus I meningkat menjadi 75 pada siklus II; 3 penerapan model Time Token pada pembelajaran IPS dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitifpemahaman yaitu dari 38,78 pada siklus I meningkat menjadi 83,33 pada silklus II. Jadi,
penerapan model Time Token dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan hasil belajar siswa pada
aspek kognitif, sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung penelitian ini.
3 Nurhayati, yang berjudul: “Peningkatan Aktivitas Belajar melalui Model Time
Token IPS kelas IV SD Negeri 06 Pontianak”. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa: Hasil observasi bahwa pada visual activities pada siklus I 64,29, Siklus II 78,58, sikl
us III 91,07 kategori “sangat tinggi”. Oral Activities
siklus I 50, siklus II 69,05, siklus III 86,90 kategori “sangat tinggi”. Listening Activities siklus I 62,50, siklus II 83,93, siklus III
94,64 kategori “sangat tinggi”. Mental Activities siklus I 42,85, siklus II 66,67, dan siklus III 85,71 kategori “sangat tinggi”. Emosional Activities
siklus I 67,86, siklus II 85,72, siklus III 98,21 kategori “sangat tinggi”. Jadi,
penerapan model
Time Token
dapat meningkatkan
visual activities, oral activities, listening activities, mental activities dan emosional activities, sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung
penelitian ini.
4 Wahyuni, yang berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Time Token Arends untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang Globalisasi”.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat meningkatnya persentase pemahaman siswa pada siklus I dan siklus II. Peningkatan pemahaman
dibuktikan dengan diperoleh nilai rata-rata sebelum tindakan prasiklus yaitu 63.54 dengan ketuntasan klasikal 37. Pada siklus I nilai rata-rata kelas
meningkat mencapai 71,3 dengan ketuntasan klasikal 63. Setelah tindakan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 78,8 dengan ketuntasan
klasikal 85. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arends dapat meningkatkan
pemahaman tentang globalisasi. Jadi, penerapan model Time Token Arends dapat meningkatkan pemahaman siswa yang ditandai kenaikan ketuntasan
klasikal dari siklus I ke siklus II, sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung penelitian ini.
5 Setiawan, yang berjudul: “Penggunaan Media Audio Visual pada
Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SD”. Berdasarkan hasil penelitian, terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa, dapat dilihat dari rata-rata persentase
keaktifan belajar siswa secara klasikal pada siklus I yaitu 53,84 dan pada siklus II 76,91, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 23,07.
Sementara itu meningkatnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 65,42 dan pada siklus II 79,11,
terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 13,69. Begitu pula dengan persentase ketuntasan belajar siswa secara
klasikal juga mengalami peningkatan, pada siklus I 53,84 dan pada pada siklus II 76,92, terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa secara
klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 23,08. Jadi, penerapan media audiovisual dapat meningkatkan aktivitas belajar, hasil belajar siswa, dan
ketuntasan klasikal, sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung penelitian ini.
6 Perwitasari, yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKN melalui
Model Time Token Arends dengan Media Audio Visual”. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa: 1 keterampilan guru pada siklus I memperoleh skor 21 dengan kategori cukup, siklus II memperoleh skor 24 dengan kategori
baik dan pada siklus III memperoleh skor 29 dengan kategori sangat baik; 2 aktivitas siswa pada siklus I memperoleh rata-rata skor 16,05 dengan kategori
cukup, pada siklus II memperoleh rata-rata skor 20,76 dengan kategori baik dan pada siklus III memperoleh rata-rata skor 24,64 dengan kategori baik; 3
hasil belajar Kognitif siswa ketuntasan klasikal hasil belajar siswa adalah 71,41. Pada siklus II meningkat menjadi 79,48. Dan pada silkus III hasil
belajar siswa menjadi 89,74.pada siklus I memperoleh rata-rata skor 16,05 dengan kategori cukup, pada siklus II memperoleh rata-rata skor 20,76 dengan
kategori baik dan pada siklus III memperoleh rata-rata skor 24,64 dengan kategori baik. Jadi penerapan model Time Token Arends dengan media Audio
Visual berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran, ditandai dengan peningkatan secara klasikal dari siklus I sampai siklus III, sehingga penelitian
tersebut dapat dijadikan pendukung penelitian ini.
7 Astrini, yang berjudul: “Penerapan Model Kooperatif Tipe Snowball
Throwing dengan Media Audio Visual dalam Peningkatan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri Dondong 02 Tahun Ajaran 2013 2014”.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh data bahwa ketuntasan hasil belajar siswa
mencapai 56,1. Pada siklus II, persentase meningkat menjadi 88,5. Pada siklus III, ketuntasan hasil belajar meningkat menjadi 97,2. Jadi penerapan
media Audio Visual berhasil meningkatkan hasil belajar siswa, ditandai dengan peningkatan ketuntasan klasikal dari siklus I sampai siklus III,
sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran Time Token dan media audiovisual menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran. Selanjutnya kajian empiris tersebut menjadi
landasan peneliti untuk memperkuat peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Time Token Berbantuan Audiovisual untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang”
2.1 Kerangka Berfikir