4.1.1.3 Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil tes kemampuan mengapresiasi cerpen pada siklus I dapat diketahui bahwa nilai rata-rata mengapresiasi cerpen siswa kelas XF SMA
Negeri 1 Karangrayung, Grobogan sebesar 64,10. Hasil tes tersebut belum memenuhi target ketuntasan yang diharapkan, yaitu 75. Masih rendahnya hasil tes
kemampuan mengapresiasi cerpen tersebut dikarenakan siswa belum terbiasa mengapresiasi cerpen, ada juga siswa yang baru pertama kali mengapresiasi
cerpen dengan alasan malas membaca cerpen, serta beberapa siswa belum mengetahui materi cerpen dengan baik. Guru mata pelajaran bahasa Indonesia
biasanya hanya menyuruh siswa untuk mengerjakan materi cerpen yang terdapat di dalam buku paket atau LKS saja tanpa ada pembahasan yang lebih lanjut.
Hasil tes kemampuan mengapresiasi cerpen siswa kelas XF SMA Negeri 1 Karangrayung, Grobogan secara keseluruhan masih tergolong dalam kategori
cukup. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tes kemampuan mengapresiasi cerpen pada siswa kelas XF SMA Negeri 1 Karangrayung, Grobogan perlu ditingkatkan.
Tindakan-tindakan yang dilakukan siswa pada saat pembelajaran mengapresiasi cerpen dengan pendekatan kooperatif tipe Think-Pair-Share TPS diperhatikan.
Tindakan tersebut adalah keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas mengapresiasi cerpen, keseriusan siswa dalam kegiatan berpasangan, berdiskusi
dan berbagi dengan keseluruhan kelas, dan keaktifan siswa dalam bertanya jawab. Hal ini akan membantu siswa untuk mengapresiasi cerpen yang lebih baik lagi.
Siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan belajar disebabkan oleh mereka telah memahami materi yang telah disampaikan guru tentang unsur-unsur
94
instrinsik cerpen dan cara mengapresiasi cerpen dengan pendekatan kooperatif tipe Think-Pair-Share TPS.
Siswa yang belum mampu atau belum mencapai nilai ketuntasan disebabkan oleh siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa tidak
memahami langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share TPS, siswa tidak mau bertanya ketika mengalami kesulitan saat dijelaskan oleh
guru sehingga merasa kesulitan dan bingung saat mengerjakan mengapresiasi cerpen, siswa bertanya kepada guru ketika mengerjakan soal sehingga
kekurangan waktu dalam menjawab. Selain hasil tes, hasil observasi, catatan harian siswa, catatan harian guru,
wawancara, dan dokumentasi juga memperlihatkan perilaku siswa yang beragam. Perilaku tersebut ada yang positif dan ada juga yang negatif. Walaupun sebagian
siswa merasa tertarik dan senang untuk mengikuti pembelajaran mengapresiasi cerpen yang telah dilaksanakan, tetapi ada beberapa siswa yang belum mampu
memahaami cerpen sehingga belum mampu mengapresiasi cerpen dengan baik. Hal-hal negatif yang terjadi di dalam siklus I ini nantinya harus diperbaiki ke arah
yang lebih baik lagi pada siklus II. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, dapat dilakukan dengan lebih mengintensifkan siswa saat berdiskusi kelompok serta
melatih siswa untuk aktif bertanya. Selain itu, siswa juga dilatih dan diberi motivasi agar lebih serius dalam
mengapresiasi cerpen dengan tetap memperhatikan tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, sudut pandang, amanat, dan kaitan cerpen dengan nilai-nilai kehidupan
sehari-hari terutama pada bagian menentukan alur, sudut pandang, dan kaitan 95
cerpen dengan nilai-nilai kehidupan sehari-hari. Untuk menentukan aspek tersebut siswa harus lebih serius lagi karena pada siklus I pada ketiga bagian tersebut rata-
rata siswa dalam kategori kurang. Dari ketujuh aspek tersebut terdapat tiga aspek yang masih menjadi kendala bagi siswa dalam mengapresiasi cerpen yaitu aspek
alur, sudut pandang, dan kaitan cerpen dengan nilai kehidupan sehari-hari. Untuk mengatasi hal tersebut langkah-langkah yang dilakukan antara lain 1
menjelaskan kepada siswa kesalahan-kesalahan pada siklus I, 2 menjelaskan kembali unsur-unsur cerpen terutama pada aspek alur, sudut pandang, dan kaitan
cerpen dengan nilai-nilai kehidupan sehari-hari, 3 mengintensifkan kegiatan siswa saat berpasangan dan diskusi berdua, dan 4 memotivasi siswa agar lebih
serius lagi dalam mengapresiasi cerpen. Hal ini diharapkan agar siswa semakin baik lagi dalam mengapresiasi cerpen. Selain itu, perilaku siswa juga akan
diarahkan dan diperbaiki ke perilaku yang lebih positif lagi. Untuk itu, pembelajaran mengapresiasi cerpen dengan pendekatan kooperatif tipe Think-
Pair-Share TPS pada siklus II nanti akan direncanakan pembelajaran yang lebih baik lagi.
Oleh karena itu pada siklus II, guru perlu melakukan tindakan-tindakan yang dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasi
cerpen, antara lain melakukan tambahan contoh-contoh mengapresiasi cerpen, menjelaskan kembali materi apresiasi cerpen, dan mengadakan latihan dengan
mengadakan bimbingan individu ataupun kelompok untuk menekan kesalahan- kesalahan yang terjadi pada siklus I. Pada siklus II sebaiknya guru melakukan
diskusi klasikal membahas kesalahan-kesalahan yang banyak dilakukan oleh 96
siswa sehingga siswa tidak melakukan kesalahan yang sama pada siklus II. Selain itu, guru juga dapat memotivasi siswa dengan memberikan penghargaan reward
kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II