3. Latar Cerita
Brooks dalam Tarigan 1994:80 mengatakan bahwa “latar adalah latar fisik, unsur tempa
t dan ruang, dalam suatu ruang”. Peristiwa-peristiwa cerita terjadi dalam suatu tempat dan suatu waktu dalam rentang waktu tertentu.
Latar atau setting tidak hanya berfungsi sebagai latar yang bersifat fisikal seperti tempat, waktu, dan situasi tertentu untuk membuat cerita menjadi logis,
tetapi juga memiliki fungsi psikologis sehingga latar mampu menuansakan makna dan menciptakan suasana-suasana yang menggerakkan emosi atau jiwa pembaca.
Aminudin 2002:68 menyebutkan perbedaan antara setting yang bersifat fisikal dan setting yang bersifat psikologis yaitu 1 setting yang bersifat fisikal
berhubungan dengan tempat serta benda-benda dalam linngkungan tertentu yang tidak menuansakan makna, sedangkan setting psikologis berupa lingkungan atau
benda-benda dalam lingkungan yang mampu menuansakan makna serta mengajak emosi pembaca, 2 setting fisikal hanya terbatas pada sesuatu yang
bersifat fisik, sedangkan setting psikologi dapat berupa suasana maupun sikap serta jalan pikiran suatu lingkungan masyarakat tertentu, 3 untuk memahami
setting fisikal pembaca cukup melihat apa yang tersurat, sedangkan pemahaman setting psikologis membutuhkan adanya penghayatan dan penafsiran, dan 4
terdapat saling pengaruh dan ketumpangtindihan antara setting fisikal dengan setting psikologis.
Suharianto 2005:22 mengatakan bahwa “setting adalah tempat atau waktu terjadinya cerita”. Suatu cerita hakikatnya tidak lain ialah lukisan peristiwa
23
atau kejadian yang menimpa atau dilakukan oleh satu atau beberapa orang tokoh pada suatu waktu di suatu tempat.
Sudjiman 1991:44 mengatakan latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa
dalam satu karya sastra. Latar berfungsi memberikan informasi situasi, sebagai proyeksi keadaan batin para tokoh, menjadi metafor dari keadaan emosional dan
spiritual tokoh Selanjutnya Sudjiman 1991:44 menambahkan bahwa secara terperinci
latar meliputi pengambaran lokasi geografis, termasuk tipografi, pemandangan, sampai kepada perincian perlengkapan sebuah ruangan, pekerjaan atau kesibukan
sehari-hari para tokoh, waktu berlakunya kejadian, masa sejarahnya, lingkungan agama, moral, intelektual, sosial, dan emosional para tokoh.
Suyoto 2009:18 mengemukakan latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya
peristiwa dalam cerita. Latar meliputi penggambaran letak geografis termasuk topografi, pemandangan, perlengkapan, ruang, pekerjaan atau kesibukan tokoh,
waktu berlakunya kejadian, musim, lingkungan agama, moral, intelektual, sosial, dan emosional tokoh.
Masih menurutnya latar dibedakan menjadi dua, yaitu 1 latar fisik atau material. Latar fisik adalah tempat dalam ujud fisiknya dapat dipahami melalui
panca indra. Latar fisik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu a Latar netral, yaitu latar fisik yang tidak mementingkan kekhususan waktu dan tempat, b latar
spiritual, yaitu latar fisik yang menimbulkan dugaan atau asosiasi pemikiran 24
tertentu. 2 Latar sosial, latar sosial mencakup penggambaran keadaan masyarakat, kelompok sosial dan sikap, adat kebiasaan, cara hidup, bahasa, dan
lain-lain. Berkaitan dengan kegunaannya Suharianto 2005:22-23 menyebutkan,
latar atau setting dalam cerita biasanya bukan hanya sebagai petunjuk kapan dan di mana cerita itu terjadi, melainkan juga sebagai tempat pengambilan nilai-nilai
yang ingin diungkapkan pengarang melalui ceritanya tersebut. Menentukan latar sebuah cerpen, pembaca perlu memahami tiga unsur
latar yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerpen. Unsur tempat
yang dipergunakan adalah tempat yang dijumpai dalam dunia nyata, misalnya nama kota, kecamatan, desa, sungai, pasar, dan sebagainya. Latar waktu
berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam cerpen, misalnya jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun. Latar
sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan oleh cerpen. Latar soaial dapat
berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap. Disamping itu, latar sosial juga berhubungan status sosial
tokoh-tokoh yang bersangkutan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa latar
cerita atau setting adalah tempat, waktu, dan suasana yang dijadikan latar belakang pencitraan oleh pengarang yang keberadaannya harus integral dengan
unsur lainnya dalam membangun keutuhan cerita. 25
4. Alur