tipe Think-Pair-Share TPS. Pengamatan dilakukan secara cermat, akurat, dan rinci dari semua aktivitas siswa. Cara melakukan pengamatan menggunakan
lembar pedoman observasi. Pengamatan ini diikuti pencatatan secara teliti sehingga memungkinkan peneliti mempunyai semua tindakan. Aspek-aspek yang
diamati meliputi perubahan kemampuan mengapresiasi cerpen dengan pendekatan Kooperatif tipe Think-Pair-Share TPS secara benar atau justru salah. Perubahan
sikap percaya diri dalam mengapresiasi cerpen dengan pendekatan Kooperatif tipe Think-Pair-Share TPS sangat diharapkan. Karena dengan mempunyai sikap
percaya diri, siswa akan maksimal dalam mengapresiasi cerpen.
3.1.2.4 Refleksi
Pada akhir siklus II dilakukan analisis mengenai hasil observasi, wawancara, dan catatan Harian. Langkah ini ditempuh untuk mengetahui seberapa
jauh kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerpen. Kendala apa yang dialami siswa selama siklus II dalam hal ini peningkatan kemampuan siswa dalam
mengapresiasi cerpen. Bagaimana cara memperbaiki kekurangan-kekurangan berikutnya.
Berdasarkan analisis tersebut dilakukan refleksi yang meliputi 1 pengungkapan hasil pengamatan oleh peneliti tentang kelebihan dan kelemahan
kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerpen, 2 pengungkapan tindakan- tindakan yang telah dilakukan siswa selama proses pembelajaran, dan 3
pengungkapan tindakan-tindakan yang telah dilakukan guru selama proses mengajar.
49
3.2 Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah mengapresiasi cerpen siswa kelas X SMA N 1 Karangrayung. Peneliti memilih kelas ini karena kompetensi mengapresiasi
cerpen masih rendah meskipun sudah diajarkan dibandingkan dengan kelas lain. Rendahnya kemampuan mengapresiasi cerpen tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu faktor dari guru dan faktor dari siswa itu sendiri. Faktor yang pertama berasal dari guru yaitu, 1 penggunaan model pengajaran apresiasi
cerpen kurang sesuai, 2 guru mengajar tidak menggunakansebuah pendekatan yang membuat siswa aktif di kelas sehingga pembelajaran bersifat satu arah, dan
3 strategi belajar mengajar guru tidak bervariasi yaitu pengajaran konvensional guru hanya ceramah dan siswa mendengarkan menyebabkan suasana
pembelajaran di kelas terasa membosankan. Faktor yang kedua berasal dari siswa sebagai peserta belajar, hal itu
disebabkan oleh 1 siswa kurang berminat atau bosan membaca karya sastra terutama cerpen karena strategi mengajar yang tidak tepat sehingga diperlukan
sebuah strategi yang tepat, dan 2 penguasaan kosakata siswa terbatas sehingga siswa kurang memahami cerpen.
3.3 Variabel penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variable yaitu variable peningkatan kemampuan mengapresiasi cerpen dan variable penggunaan pendekatan
Kooperatif tipe Think-Pair-Share TPS. 50