Sudut Pandang Amanat Unsur-unsur Pembangun Cerpen

tahapan-tahapan peristiwa sehingga terjalin suatu cerita masuk akal dan utuh yang dihadirkan oleh pelaku cerita dengan memperhatikan hubungan sebab dan akibat.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya. Sudut pandang atau poin of view atau titik kisah meliputi: 1 narrator omniscient, 2 narrator observer, 3 narrator observer omniscient, 4 narrator the third person omniscient. Menurut Nurgiyantoro 2002:248 “sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat yang sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya”. Menurut Suharianto 2005:25 bahwa poin of view adalah siapa yang bercerita. Selanjutnya mengatakan beberapa jenis pusat pengisahan yaitu: 1 pengarang sebagai pelaku utama cerita, 2 pengarang ikut main tetapi bukan pelaku utama, 3 pengarang serba hadir, 4 pengarang peninjau. Sudut pandang pada dasarnya adalah visi pengarang artinya sudut pandang diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Dalam praktiknya, sering dijumpai karya fiksi yang menggunakan sudut pandang campuran, bahkan ada pula yang mengunakan lebih dari sebuah sudut pandang. Menurut Stanton 2007:53 sudut pandang tebagi menjadi empat tipe utama yaitu orang pertama utama artinya sang karakter utama bercerita dengan kata-katanya sendiri, orang pertama sampingan artinya cerita dituturkan oleh satu karakter bukan utama sampingan, orang ketiga terbatas artinya pengarang mengacu pada semua karakter dan memosisikannya sebagai orang ketiga, dan 29 orang ketiga tidak terbatas artinya pengarang mengacu pada setiap karakter dan memosisikannya sebagai orang ketiga. Dari beberapa uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa sudut pandang point of view adalah cara memandang yang digunakan pengarang sebagai sarana menyajikan tokoh tindakan latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita “dalam sebuah cerita” kepada pembaca.

6. Amanat

Amanat dalam disiplin sastra mempunyai arti gagasan yang mendasari karya sastra. menurut Sudjiman 1991:57 amanat adalah suatu ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembacanya, baik disampaikan secara eksplisit maupun implisit. Selain itu, amanat dapat pula berupa suatu jalan keluar dari suatu persoalan yang terdapat dalam cerita Menurut Suharianto 2005:71 amanat dapat disampaikan secara tersirat maupun tersurat. Tersirat artinya pengarang tidak menyampikan langsung melalui kalimat-kalimatnya, tetapi melalui jalan nasib atau perikehidupan pelakunya, sedangkan tersurat atau eksplisit berarti pengarang menyampikan langsung pada pembaca melalui kalimat, baik itu berbentuk keterangan pengarang atau bentuk dialog pelakunya. Amanat yang baik adalah amanat yang berhasil membukakan kemungkinan-kemungkinan yang luas yang baru bagi manusia dan kemanusiaan. Manusia penuh dengan seribu satu kemungkinan yang sering tidak disadarinya. Pengarang melalui ciptaannya sebagai cipta kreatif, berusaha membukakan dan memberitahu kemungkinan-kemungkinan itu, bahkan berusaha untuk 30 menciptakan kemungkinan itu sendiri. Amanat yang baik tidak cenderung mengikuti pola-pola dan norma-norma umum. Tetapi menciptakan pola-pola baru berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan Esten 2000:23. Dari tema tergambar amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat adalah suatu ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Seorang pengarang dalam karyanya tidak hanya sekedar ingin mengungkapkan gagasannya, tetapi maksud tertentu atau pesan tertentu yang ingin disampaikan pembaca, pesan itulah yang disebut dengan amanat. Jadi persoalan pokok atau tema yang dikemukakan tidaklah diceritakan begitu saja menurut apa adanya, tetapi diolah dengan daya imajinasi pengarang. Biasanya cerita tersebut disertai juga dengan pemecahan masalah. Pemecahan maslah inilah yang disebut dengan pesan pengarang atau amanat. Biasanya amanat ini berupa pandangan atau pendapat pengarang tentang bagaimana sikap kita kalau kita menghadapi masalah tersebut. Jadi, untuk menentukan amanat sebuah cerpen, seorang apresiator atau pembaca harus memahami tema cerpen terlebih dahulu. Kemudian baru menentukan bagaimana cara yang tepat untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan dari tema tersebut.

2.2.2 Apresiasi Cerpen

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DENGANPENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Dengan Pendekatan Kooperatif Tipe Tps (Think Pair Share) Pada Pembelajaran Matematika (PTK Pada siswa kelas V11 DI SMP N 2 Wedi Klaten).

0 0 16

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DENGANPENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TPS ( THINK PAIR SHARE ) Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Dengan Pendekatan Kooperatif Tipe Tps (Think Pair Share) Pada Pembelajaran Matematika (PTK Pada siswa kelas V11 DI SMP N 2 Wedi K

0 0 9

UPAYA PENINGKATAN RESPON DAN MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS).

0 2 7

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) PADA Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa Dengan Pendekatan Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) Pada Pembelajaran Matematika (PTK Pada siswa kelas VII DI SMP M

0 2 15

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) PADA Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa Dengan Pendekatan Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) Pada Pembelajaran Matematika (PTK Pada siswa kelas VII DI SMP M

0 2 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK.

0 0 5