3.1.1.4 Refleksi
Setelah pelaksanaan tindakan, selanjutnya peneliti melakukan refleksi. Pada tahap refleksi, peneliti melakukan analisis hasil tes, observasi, dan hasil
catatan harian yang telah dilakukan. Hasil tes yang masih di bawah standar ketuntasan minimal 75 harus ditingkatkan pada siklus II. Hasil observasi dan
catatan Harian yang masih menunjukkan kecenderungan siswa untuk bertindak negatif juga harus diperbaiki pada siklus II. Refleksi pada siklus I juga digunakan
untuk mengubah strategi dan sebagai perbaikan pembelajaran pada siklus II. Masalah-masalah pada siklus I dicari pemecahannya, sedangkan kelebihan-
kelebihannya dipertahankan dan ditingkatkan.
3.1.2. Prosedur Tindakan Siklus II
Proses tindakan kelas pada siklus II sama dengan proses tindakan pada siklus I. proses ini juga meliputi empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi.
3.1.2.1 Perencanaan
Kegiatan perencanaan pada siklus II merupakan revisi perencanaan siklus I. Perencanaan merupakan kegiatan perbaikan yang dilakukan atas perencanaan
pada siklus I. Hal-hal yang perlu diperbaiki antara lain materi yang belum dikuasai siswa dan penjelasan yang telah terinci tentang metode yang digunakan.
Tahap perencanaan ini mencakup beberapa kegiatan yaitu: 1 menyusun satuan pelajaran baru sesuai dengan lanjutan materi yang akan diberikan, 2
47
menyusun rencana pembelajaran baru sesuai dengan lanjutan tindakan yang akan dilakukan, 3 menyusun pedoman pengamatan meliputi observasi, wawancara,
dan catatan harian yang merupakan kelanjutan dari siklus I.
3.1.2.2 Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah penyempurnaan tindakan siklus I. Tindakan yang lebih ditingkatkan pada pembelajaran berikutnya yaitu
kegiatan mengapresiasi cerpen. Adapun langkah-langkahnya adalah 1 mempelajari kembali bahan-bahan untuk mengapresiasi cerpen, 2 memberikan
penjelasan kepada siswa tentang bagaimana cara mempelajari bahan-bahan yang telah dihimpun sebelumnya, 3 memberikan dan berusaha mencatat hal-hal yang
penting untuk bahan pendukung dalam mengapresiasi cerpen. Langkah selanjutnya yaitu mengapresiasi cerpen. Yang harus dilakukan
oleh guru yaitu, memberi arahan ,
mendorong dan memberi contoh pada siswa agar dapat mengapresiasi cerpen dengan pendekatan Kooperatif tipe Thik-Pair-
Share TPS sebelum siswa mengapresiasi cerpen secara individu. Kemudian siswa mengapresiasi cerpen dengan bahan-bahan yang telah dihimpunnya.
Langkah terakhir adalah meninjau kembali. Siswa diminta untuk melihat kembali hasil mengapresiasi cerpen, sebelum siswa mempresentasikannya di depan kelas.
3.1.2.3 Observasi
Sasaran pengamatan penelitian ini adalah kemampuan mengapresiasi cerpen siswa kelas XF SMA N 1 Karangrayung dengan pendekatan Kooperatif
48
tipe Think-Pair-Share TPS. Pengamatan dilakukan secara cermat, akurat, dan rinci dari semua aktivitas siswa. Cara melakukan pengamatan menggunakan
lembar pedoman observasi. Pengamatan ini diikuti pencatatan secara teliti sehingga memungkinkan peneliti mempunyai semua tindakan. Aspek-aspek yang
diamati meliputi perubahan kemampuan mengapresiasi cerpen dengan pendekatan Kooperatif tipe Think-Pair-Share TPS secara benar atau justru salah. Perubahan
sikap percaya diri dalam mengapresiasi cerpen dengan pendekatan Kooperatif tipe Think-Pair-Share TPS sangat diharapkan. Karena dengan mempunyai sikap
percaya diri, siswa akan maksimal dalam mengapresiasi cerpen.
3.1.2.4 Refleksi