Pariwisata Kabupaten Tanah Datar

c. Wadah segenap perasaan manusia, misalnya unsur kesenian dan kerajinan tangan. Hasil kebudayaan masyarakat Tanah Datar bersumber dari adat Minangkabau dan ajaran Agama Islam telah mengakar daging dalam setiap kehidupan masyarakat Minang. Adat Minangkabau telah ada sebelum Agama Islam masuk di Minangkabau. Adat dan Agama Islam memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur. Adat tidak hanya mengatur mengenai aturan sopan santun dalam pergaulan sehari-hari, tetapi juga mengatur hal-hal lain yang sangat mendasar misalnya landasan berpikir, kebersamaan, musyawarah untuk mufakat, tenggang rasa. Selain itu mengatur hukum-hukum yang harus dipatuhi seperti hukum perkawinan, hukum tanah pusaka tinggi, hukum pemerintahan dan hukum pembentukan nagari. Adat Minangkabau sesungguhnya adalah suatu konsep kehidupan yang bertujuan mencapai suatu kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat. Peranan kebudayaan Minangkabau dalam masyarakat Tanah Datar sangat tergantung pada jumlah pendukung secara kuantitatif dan kualitas pengalaman dari ketentuan adat. Bila para pendukung masih ketat menjalankan aturan adat yang bertumpu pada kepentingan bersama, maka dapat dipastikan kondisi masyarakat itu akan sesuai dengan harapan adat, yaitu masyarakat bermoral, beradab, aman, tentram, damai dan sejahtera. Penerapan adat minangkabau tercermin dalam tatanan kehidupan masyarakat di Kabupaten Tanah Datar semenjak diberlakukannya UU No 22 dan UU No 25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Dengan adanya peraturan tersebut memungkinkan masyarakat Kabupaten Tanah Datar untuk kembali pada aturan adat sekaligus melakukan usaha-usaha pengembangan.

B. Pariwisata Kabupaten Tanah Datar

Kabupaten Tanah Datar termasuk salah satu daerah tujuan wisata DTW di provinsi Sumatera Barat, di daerah ini memiliki 150 obyek wisata yang tersebar di kecamatan-kecamatan dalam wilayah Kabupaten Tanah Datar www.tanahdatar.go.id [27 oktober 2005]. Gambar 14. Pertanian di Nagari Pande Sikek Kabupaten yang terkenal dengan sebutan luhak nan tuo yang artinya tempat yang tertua ini memiliki potensi sumberdaya dan keindahan alam yang menarik dan unik. Dari luhak inilah asal sejarah Minangkabau dan masih tersimpa n dalam tambo adat Minangkabau. Selain itu daerah ini juga memiliki kehidupan sosial dan budaya yang khas, baik berupa benda-benda hasil budaya maupun tradisi dan kehidupan masyarakatnya. Uniknya, potensi sumberdaya hampir di setiap kecamatan di Kabupaten Tanah Datar memiliki perbedaan antara satu tempat dan tempat lainnya baik berupa bentang alam maupun tradisi masyarakatnya. Untuk mendukung segala potensi tersebut maka dilakukan usaha pembinaan dan pengembangan hotel, rumah makan dan industri pariwisata lainnya. Topografi yang bergelombang dan berbukit terdiri dari gunung, lembah, gua, karst dan danau merupakan potensi yang menguntungkan dalam upaya pengembangan wisata di Kabupaten Tanah Datar. Beberapa tempat yang sudah dikelola, maupun yang sedang dikembangkan diantaranya adalah www.tanahdatar.go.id [27 Oktober 2005]: 1. Nagari Pandai Sikek Nagari Pandai Sikek merupakan tempat yang potensial untuk dijadikan tempat tujuan wisata. Daerah ini adalah daerah yang subur dan memiliki panorama alam yang indah, diapit oleh Gunung Merapi dan Gunung Singgalang. Daerah ini juga selain terkenal akan kerajinan tenun kain songket dan ukirannya juga terkenal sebagai daerah penghasil sayur mayur terbesar di Kabupaten Tanah Datar. 2. Istana Pagaruyung Istana Pagaruyung dibangun pada tahun 1976 dan merupakan duplikat bangunan Rajo Alam yang dibakar oleh Belanda pada tahun 1804. Bangunan Istano Pagaruyung terdiri ukiran yaqng tiap bentuk dan warnanya memiliki arti dari sejarah dan budaya Minangkabau. Keindahan Istano Pagaruyung bertambah dengan adanya panorama Gunung Bungsu yang berada di sebelah utara istana. 3. Tabek Patah Kawasan ini memiliki panorama yang indah dengan udara yang sejuk. Tabek Patah berasal dari kata tabek yang artinya kolam yang patah menjadi dua bagian. Disebelah selatan dinamakan “Aia Tagenang” yang artinya air yang tergenang dan di sebelah utara dinamakan “Talago Pakis”. Kawasan ini dikelilingi oleh perbukitan dan hutan pinus sehingga dapat digunakan sebagai tempat camping dan hicking. 4. Nagari Tuo Pariangan Kawasan ini merupakan daerah asal nenek moyang orang Minangkabau. Di kawasan ini dikembangkan sebagai Desa Tradisional Minangkabau. Di Nagari Tuo Pariangan masih banyak dijumpai bangunan bersejarah seperti mushola, masjid, sawah satampang baniah batu Tigo Luak , Balai Saruang, Prasasti Menhir dan pemandian rajo. Di daerah ini pernah terdapat sebuah kerajaan yang bernama Koto Batu yang merupakan kerajaan pertama di Minangkabau www.tanahdatar.go.id [27 oktober 2005]. Gambar 15. Pintu gerbang Nagari Tuo Pariangan 5. Lembah Anai Daerah ini merupakan daerah cagar alam yang membentang antara jalan raya Padang-BatusangkarBukit Tinggi. Kawasan ini memiliki panorama yang indah dengan udara yang sejuk. Terdapat beberapa jenis satwa, yang paling dominan adalah jenis Macaca fascicularis. Selain itu terdapat pula obyek wisata “Aia Mancua” yang selalu ramai oleh pengunjung. 6. Tanjung Mutiara Tanjung Mutiara terletak di Danau Singkarak. Daerah ini merupakan satu- satunya obyek wisata bahari di Kabupaten Tanah Datar. Namun saat ini pengembangan wisata mulai diarahkan menuju kawasan di sekitar Danau Sngkarak, misalnya Putaran Angin. Di tempat ini pengunjung dapat melihat keindahan Danau Singkarak dari atas bukit. Sarana pendukung lain yang berdekatan dengan Danau ini adalah adanya hotel berbintang yaitu Singkarak Sumpur Hotel. Kelebihan kawasan ini juga memiliki potensi perikanan yang khas baik dari segi jenis dan tradisi pengambilannya. Ikan yang khas dan terkenal dari kawasan ini adalah ikan bilih. Tradisi pengambilan hasil ikan bilih sangat unik terutama di kawasan Nagari Sumpur, yaitu dengan adanya penggunaan aturan lokal. Diantara aturan aturan tersebut adalah pengambilan ikan harus menggunakan jala, dilakukan bersamaan di sepanjang muara dan pengambilan dilakukan bergiliran berdasarkan waktu tertentu yaitu setiap satu jam sekali. 7. Puncak Pato Puncak Pato adalah obyek wisata didaerah perbukitan yang sangat indah dan berhawa sejuk. Daerah ini didominasi oleh tumbuhan pinus. selain dikenal Gambar 16. Lembah Anai sebagai tempat yang memiliki pemandangan yang indah, tempat ini juga dikenal sebagai tempat sejarah “Sumpah Sakti Bukit Marapalam” yaitu “adat basandi sa’rak, sa’rak basandi kitabullah”. Tempat ini dahulu digunakan sebagai benteng bagi kaum adat dalam perang Padri sehingga terdapa t sisa- sisa peninggalan berupa parit dan benteng. 8. Ngalau Pangian Ngalau Pangian adalah sebuah gua yang terletak di tengah-tengah perbukitan. Pemandangan di dalam gua sangat indah, banyak terdapat stalagtit dan stalagmit yang terbentuk jutaan tahun secara alami. Di ngalau ini merupakan habitat kelelawar dan burung, karena gua ini dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun, umumnya berjenis Cassiafera. 9. Batu Angkek-angkek Batu Angkek-angkek adalah sebuah batu yang dipercaya memiliki kekuatan gaib. Batu ini dipercaya dapat mengetahui terkabul atau tidaknya Gambar 17. Puncak Pato Gambar 18. Ngalau Pangian niat seseorang. Asal mula keberadaan batu ini berawal dari salah seorang kepala kaum suku Piliang yang bernama Datuk Bandaro Kayo. 10. Prasasti Adityawarman Kawasan prasasti Adityawarman merupakan tempat dikumpulkannya prasasti-prasasti Adityawarman. Prasasti-prasasti ini berisi puji-pujian kepada Adityawarman sebagai penganut Budha Bairawa. Diantara prasasti dikenal dengan nama batu basurek yang berarti batu bersurat. Batu ini ditulis dengan menggunakan huruf jawa kuno dan bahasa sansakerta. Prasasti merupakan prasasti peninggalan zaman kerajaan pada sekitar tahun 1200. Prasasti ini adalah bukti sejarah bahwa Adityawarman pernah menjadi raja di “negeri emas” yaitu Sumatera. Di Kabupaten Tanah Datar terdapat beberapa lokasi batu basurek yang dapat dikunjungi. 11. Batu Batikam Batu batikam adalah batu bersejarah mengenai perseteruan Datuk Parpatih Nan Sabatang dengan Datuk Katumanggungan. Dalam pertikaian tersebut dikisahkan bahwa Datuk Parpatih Nan Sabatang menikam sebuah batu dengan keris sebagai pelampiasan amarahnya, sehingga batu bersejarah tersebut sekarang sering disebut batu batikam. 12. Balairung Sari Balairung Sari adalah sebuah bangunan yang dahulunya digunakan sebagai tempat mengadakan rapat dan musyawarah. Di depan bangunan tersebut terdapat Medan Nan Bapaneh yaitu bangunan tanpa dinding dari kayu dan beratap ijuk serta berlantai panggung. Arsitek bangunan ini adalah Datuk Tantejo Gurhano. Balairung sari telah berumur lebih ±450 tahun. Gambar 19. Balairung Sari 13. Rumah Gadang Kampai Nan Panjang Rumah Gadang Kampai Nan Panjang adalah rumah adat hunian khas Minang yang memiliki 7 kamar. Bentuk pintu masing-masing kamar oval dan kecil. Keunikan lain adalah bangunan ini dibuat tanpa menggunakan paku. Rumah ini merupakan salah satu rumah tertua dengan usia kurang lebih 350 tahun. Hasil kebudayaan masyarakat yang berupa atrakasi yang telah dikembangkan dan berpotensi untuk dikembangkan adalah Festival Pagaruyung yang menampilkan semua seni pertunjukkan anak nagari, pacu kuda dan pacu jawi yaitu balapan sapi yang dilakukan pada lapangan terbuka. Sebenarnya masih banyak potensi sumberdaya untuk tujuan wisata yang belum dikembangkan, baik berupa potensi alam maupun tradisi yang ada di masyarakat, diperlukan usaha- usaha pembinaan yang dilakukan semua pihak.

C. Identitas Regional 1.