Sistem Hukum Sistem Pemerintahan

Gabungan dari keluarga luas akan membentuk klen kecil yang disebut paruik atau kaum yang terikat oleh prinsip matrilineal. Gabungan dari klan besar disebut kampung atau payuang. Didalam pergaulan terdapat terdapat aturan sopan santun yang harus dijaga yaitu nan ketek disayangi, nan gadang dihormati, samo gadang dibao baiyo yang artinya yang kecil disayangi yang besar dihormati dan sesama besar dibawa musyawarah. Hubungan kekerabatan mamak dengan kemenakan adalah hubungan seorang anak dengan saudar laki-laki ibunya. Hubungan antara mamak dan kemenakan sangat dekat sekali. Kemenakan adalah pewaris pusaka harta ataupun pusaka gelar. Hubungan kekerabatan ibu dan anak dengan hubungan kemenakan dengan mamak merupakan hubungan tali darah menurut garis keturunan ibu. Sistem kekerabatan ini disebut juga dengan sistem matrilineal. Hubungan Sumando dengan Pasumandan adalah hubungan kekerabatan antara anggota laki-laki sebuah kaum dengan seorang laki-laki yang menjadi suami saudara perempuan mereka Hubungan Minantu dan Mintuo adalah hubungan antara menantu dan mertua. Mintuo di Minangkabau lebih ditekankan kepada pihak perempuan, yaitu perempuan yang menjadi istri dari anak. Hubungan Kekerabatan antara Bako dan Anak pisang adalah hubungan kekerabatan antara bako dan anak pisang yaitu hubungan kekerabatan antara seorang anak dengan saudara-saudara perempuan bapaknya atau hubungan perempuan dengan anak saudara laki-lakinya. Hubungan kekerabatan Suku atau Sako adalah hubungan yang bersumber dari matrilineal, yaitu menempattkan saudara yang sepertalian darah menurut garis keturunan ibu sebagai kerabat.

2.9. Sistem Hukum

Masyarakat hukum adat dalam suatu kenegarian merupakan satu kesatuan dalam lingkungan hukumadat Minangkabau yang masing-masing memiliki ciri khas dalam pemakaian adatnya. Sistem hukum di Minangkabau terdiri dari hukum tertulis berupa undang-undang dan hukum tidak tertulis yang diwariskan secara turun-temurun. Adat yang berrlaku di Minangkabau adalah Adat Salingka Nagari artinya ketentuan hanya berlaku untuk satu nagari, sehingga antara satu nagari dengan nagari lainnya berbeda. Hukum yang ada antara lain yang mengatur tentang hubungan antar manusia yaitu hutang-piutang, waris atau harta pusaka dan hukum yang mengatur kegiatan adat seperti perkawinan, pengangkatan penghulu dan kematian. Peraturan setiap nagari dalam wilayah Minangkabau pada umumnya, dan Tanah Datar pada khususnya memiliki peraturan nagari sendiri yang disesuaikan dengan kondisi lingkungannya masing-masing. Undang-undang yang digunakan antara lain UU Nan 20, UU nan 12 dan UU Nan 8. UU Nan 20. Undang-undang tersebut mengatur mengenai tindak kejahatan dan hukuman atau sanksi yang sesuai untuk tiap tindak kriminal. Di dalam undang-undang terdapat pasal-pasal yang mengatur tindak kejahatan seperti pembunuhan, pencurian, perampokan, fitnah, penipuan dan lain-lain.

2.10. Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan yang ada di Kabupaten Tanah Datar sangat unik berbeda dengan daerah di provinsi lain. Misalnya di Tanah Datar sistem pemerintahan terkecil berupa nagari bukan desa. Sisem pemerintahan didasarkan pada pedoman adat sebagai berikut : Nagari ba ka ampek suku Dalam suku ba buah paruik Kampuang ban an tuo Rumah ba tungganai Sebuah kawasan pemukiman baru boleh disebut nagari bila dalam kawasannya terdapat minimal empat suku. Sebuah kelompok itu baru disebut suku bila kelompok tersebut sudah terdiri dari empat generasi yaitu yang terdiri anak, ibu, nenek, gaek sebagai asal dari suku yang berpola “sako indu matrilineal”. Sistem pemerintahan nagari dipimpin oleh penghulu dari masing-masing suku. Setiap suku mempunyai beberapa buah paruik yang dikepalai seorang tungganai, yaitu seorang laki-laki tertua dari keluarga yang mendiami rumah menurut sistem matrilineal yaitu kaum dari turunan garis ibu. Sedangkan yang memimpin penduduk ialah kepala kaum masing-masing yang disebut penghulu andiko. Sedangkan kampung atau pemukiman penduduk diatur oleh seorang yang dinamakan tuo kampung. Di dalam nagari terdapat KAN atau Kerapatan Adat nagari yang bertugas mengurusi masalah-masalah yang berkenaan dengan persoalan adat di suatu nagari. Selain itu terdapat lembaga BPRN atau Badan Perwakilan Adat nagari yang bertugas menampung aspirasi masyarakat di dalam nagari. Di dalam suatu pemerintahan nagari harus terdapat beberapa hal yaitu : a. Babalai Bamusajik maksudnya adalah suatu nagari harus mempunyai balai atau balairung tempat melaksanakan roda pemerintahan sedangkan bamusajik adalah memiliki pusat peribadatan dari seluruh penduduk nagari. b. Basuku-banagari maksudnya adalah bahwa suatu nagari harus memiliki kelompok masyarakat yang dinamakan suku, setiap nagari minimal memiliki empat suku. Banagari maksudnya adalah bahwa setiap penduduk yang ada di suatu nagari jelas asal-usulnya apalagi kalau penduduk tersebut pindah dari nagari yang satu ke nagari yang lain. c. Bakorong bakampuang maksudnya adalah setiap nagari memiliki wilayah kediaman yang mempunyai batas-batas tetentu. Batas-batas tersebut biasanya dibatasi langsung oleh alam seperti adanya parit, pohon besar dan yang lainnya. d. Bahuma babendang maksudnya adalah bahwa suatu nagari harus memiliki peraturan keamanan dari gangguan yang datang dari luar, selain itu juga harus memiliki pengaturan informasi resmi, misalnya musim turun ke sawah, gotong royong dan lain sebagainya. e. Balabuah batapian maksudnya dalah suatu nagari harus memiliki tempat mandi atau tepian mandi seperti sungai, pancuran dan lainnya. Balabuah artinya adalah suatu nagari harus memiliki jalan sebagai lalulintas perdagangan penduduk nagari. f. Basawah baladang maksudnya suatu nagari harus memiliki usaha pengaturan tentang sistem pertanian serta harta benda yang menjadi sumber kehidupan seperti ladang. g. Bahalaman bapamedanan maksudnya setiap rumah memiliki halaman untuk melakukan interaksi antar sesama warga dalam satu nagari khususnya anak-anak. Sedangkan pamedanan adalah suatu area yang berbentuk lapangan yang dijadikan sebagai tempat untuk upacara adat. h. Bapandam Bapakuburan, maksudnya adalah sebuah nagari harus memiliki makam untuk menguburkan penduduk yang sudah meninggal.

2.11. Sistem Ekonomi