Metode Skoring Multiple Correspondences Analysis MCA

b. Penentuan jumlah sampel Jumlah sampel untuk masing-masing stekholder per kecamatan dihitung dengan : ni = Jumlah sampel yang dikehendaki pada kecamatan ke -i n = Jumlah total sampel yang dikehendaki = 60 Ni = Jumlah populasi kecamatan ke -i N = Jumlah total populasi c. Penetapan responden dilakukan secara acak pada tiap kecamatan sampel berdasarkan stekholder masyarakat pendidikan, masyarakat industri dan masyarakat tenaga kerja.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1.

Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisa data kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil analisis terhadap kuisioner yang dibagikan kepada responden. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan nilai-nilai dari persepsi, motivasi dan preferensi dari masing-masing responden. Nilai-nilai menggambarkan segala aspek kehidupan budaya masyarakat yang mengarah pada identitas regional di Kabupaten Tanah Datar.

2. Metode Skoring

Penilaian dilakukan terhadap persepsi, motivasi dan preferensi responden. Penilaian persepsi responden dibagi kedalam empat kategori yaitu masih dikenal mk, masih dipakai mp, masih membudaya mb, dan keunikan ke. Skala penilaian yang digunakan adalah 1 sampai 7, seperti tertera pada tabel 1. Tabel 1. Skala Kategori Penilaian Skala Masih dikenal mk Masih dipakai mp Masih membudaya mb Keunikan ke Motivasi mo Preferensi pr 1 Sangat dikenal Sangat dipakai Sangat membudaya Sangat unik Sangat ingin Sangat suka 2 Dikenal Sering dipakai Membudaya Unik Ingin Suka 3 Cukup dikenal Dipakai Cukup membudaya Cukup unik Cukup ingin Cukup suka 4 Biasa saja Biasa saja Biasa saja Biasa saja Biasa saja Biasa saja Ni N n ni = Lanjutan Tabel 1. Skala Masih dikenal mk Masih dipakai mp Masih membudaya mb Keunikan ke Motivasi mo Preferensi pr 5 Tidak terlalu dikenal Jarang dipakai Agak tidak membudaya Tidak terlalu unik Tidak terlalu ingin Tidak terlalu suka 6 Tidak dikenal Tidak dipakai Tidak membudaya Tidak unik Tidak ingin Tidak suka 7 Sangat tidak dikenal Tidak pernah dipakai Sangat tidak membudaya Sangat tidak unik Sangat tidak ingin Sangat tidak suka Skala penilaian 1-7 seperti yang tertera di atas berfungsi sebagai pedoman dalam menilai kriteria-kriteria. Skoring diawali dengan memberikan penilaian terhadap kriteria Skala 1-7, kemudian hasilnya dirata-ratakan. Dengan cara yang sama merata -ratakan nilai elemen budaya yang diperoleh dari nilai rataan kriteria. Hasil rata-rata tersebut berguna untuk menentukan unsur budaya yang dipilih oleh responden sebagai identitas regional.

3. Multiple Correspondences Analysis MCA

Pengolahan dan Analisis data menggunakan metode MCA. MCA adalah program analisis data yang menguraikan hubungan antara beberapa variabel kualitatif dan kemudian direpresentasikan dalam bentuk plot masing-masing kategori yang terdapat dari variabel tersebut. Dalam plot tersebut masing-masing kategori dari variabel direpresentasikan oleh beberapa titik dan karakteristiknya direpresentasikan oleh jarak antar titik. Pemilihan MCA dalam melihat aspek kehidupan di lima kecamatan di Kabupaten Tanah Datar akan menghasilkan data berbentuk kualitatif sehingga untuk menguraikan pola hubungan tersebut menggunakan MCA. Ouput dari MCA adalah Burt’s Table yaitu tabel kontingensi antar semua variabel yang akan diamati. Potensi Wisata • Distribusi obyek wisata • Kondisi umum obyek wisata • Daya tarik Pengumpulan Data • Survei pendahuluan • Penelaahan lapang • Analisis data • Wawancara BAGAN ALIR PENELITIAN Gambar 2. Bagan Alir Studi Identitas Regional guna Menunjang Pariwisata Berkelanjutan Kondisi Umum • Kondisi fisik • Kondisi biologi • Sosial ekonomi masyarakat Kebudayaan • Adat istiadat Minangkabau • Sejarah Minangka bau • Unsur-unsur kebudayaan • Fungsi kebudayaan dalam Karakteristik Responden • Tokoh-tokoh adat, pemerintahan dan agama • Masyarakat pendidikan, industri dan tenaga kerja : o Umur o Jenis Kelamin • Skoring • Deskriptif Identitas Regional Kabupaten Tanah Datar Hambatan dan Peluang Pengembangan Identitas Regional untuk Pariwisata Konsep Pelestarian dan Pengembangan Identitas Regi onal guna Menunjang Pariwisata Berkelanjutan

IV. KONDISI UMUM

A. Sejarah

Daerah Tanah Datar khususnya, memiliki peranan cukup besar dalam perkembangan sejarah adat Minangkabau secara keseluruhan. Sejarah Minangkabau diawali dengan penelusuran sejarah purbakala Minangkabau. Menurut Rasyid Manggis dalam Amir M. S 2003 menyatakan di daerah Sumatra Barat belum pernah dijumpai fosil-fosil manusia maupun benda budaya dari zaman paleolithik, mesolithik maupun zaman neolithik yang dapat memberi petunjuk bahwa daerah itu telah didiami manusia. Penelitian yang dilakukan Lembaga Purbakala Ditjen Kebudayaan Departemen PDK 1973; dalam Amir M. S 2003 tidak menemukan fosil-fosil manusia, hewan atau benda budaya lainnya. Namun terdapat penemuan pecahan tembikar, hal ini memberi petunjuk bahwa ngalau-ngalau pernah didiami manusia pada masa prasejarah terakhir. Peninggalan lain yang ditemukan di Sumatera Barat adalah peninggalan kebudayaan pada jaman megalithikum yaitu mendirikan dusun kemudian mendirikan kampung-kampung. Kampung yang mula-mula didirikan adalah Kampung Sungkayan. Tambo Minangkabau meyebutkan bahwa orang Minang berasal dari keturunan Iskandar Zulkarnaen. Mereka datang dengan perahu dan kandas di daerah Gunung Merapi yang disebut daerah Jambu Limpo. Dari sanalah kemudian menyebar ke daerah sekitarnya. Namun terdapat anggapan bahwa asal-usul orang Minangkabau bukan dari puncak Marapi melainkan dari Dong son Vietnam H. Matias Pandoe, Kompas, 30 Desember 1985; dalam Amir M. S, 2003. Pernyataan tersebut didasarkan pada mulai terkuaknya sejarah dengan temuan tujuh kerangka tulang manusia yang digali di bawah batu-batu menhir, di Situs Bawah Parit, Desa Mahar, Kecamatan Suliki atau Gunung Mas, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat. Peninggalan tradisi megalitik ini lebih otentik. Kerangka manusia itu diperhitungkan para ahli purbakala berusia 2000 tahun. Subagyo dalam Amir M. S, 2003 menyatakan bahwa bukan tidak mungkin peninggalan batu menhir di bawah parit mewakili abad sebelum masehi, yaitu 300 tahun SM. Dengan