Masyarakat Industri TINJAUAN PUSTAKA

Dalam perkembangan tenaga kerja, dimulai dengan seseorang yang belum memiliki spesialisasi yang tegas terhadap pekerjaannya, kemudian dalam perkembangan lebih lanjut, spesialisasi berkembang terus menjadi hal-hal yang lebih khusus lagi. Muncullah pabrik -pabrik dimana pekerja hanya bertanggungjawab pada satu unsur dari keseluruhan produksi. Maka timbul keterampilan-keterempilan tertentu yang dipelajari secara ilmiah pada masyarakat tradisional dipelajari melalui tradisi. Faktor kepadatan penduduk dalam suatu daerah over population merupakan gejala umum di negara agraris, yang secara ekonomis masih terbelakang. Dalam kajian analisis, hal itu dapat menyebabkan orang desa pindah ke kota atau daerah lain karena didorong faktor - faktor diantaranya Soekanto 1999. a. Lapangan kerja di desa umumnya kurang, yang dapat dikerjakan adalah pekerjaan yang kesemuanya mengahdapi berbagai kendala sepeerti irigasi yang tak memadai, atau tanah yang kurang subur serta terbatas. Keadaan ini menimbulkan pengangguran tersamar. b. Penduduk desa terutama kaum muda-mudi merasa tertekan oleh adat istiadat yang mengakibatkan cara hidup yang monoton. Untuk pengembangan pertumbuhan jiwa banyak yang pergi ke kota. c. Di desa tidak banyak kesempatan untuk menambah pengetahuan. d. Rekreasi yang merupakan salah satu faktor penting di bidang spiritual dirasakan kurang dan kalau ada perkembangannya sangat lambat. e. Penduduk desa yang memiliki keahlian lain selain bertani seperti kerajinan tangan lebih menginginkan pasar yang lebih luas untuk hasil produksinya.

H. Masyarakat Industri

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989, industri adalah perusahaan untuk membuat atau menghasilkan memproduksi barang-barang. Menurut C. Kluckhon 1959; dalam Soekanto 1999 menyatakan salah satu unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universal adalah peralatan dan perlengkapan hidup manusia pakain, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transportasi, dan sebagainya. Istilah industri biasanya menimbulkan gambaran akan adanya pabrik- pabrik, perusahaan-perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi dengan menggunakan alat-alat seperti mesin-mesin dan lain -lain yang dilayani karyawan dengan kecakapan tertentu Sukotjo dan Swastha, 1995. Dapat dikatakan bahwa industri merupakan suatu kelompok perusahaan yang memproduksi barang yang sama untuk pasar yang sama pula. Perusahaan-perusahaan dalam perekonomian berdasarkan lapangan usaha yang dijalankan, dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu industri primer, sekunder, dan industri tersier Kotler, 1998. Sementara menurut Hubais 1997, bahwa yang membedakan antara industri besar, menengah dan kecil adalah menurut ukuran tenga kerja, yaitu : a. Industri kecil dengan tenaga kerja berjumlah 5-19 orang di Indonesia, sedangkan di Amerika dan Eropa berjumlah 11-19 orang. b. Industri menengah dengan tenaga kerja berjumlah 20-199 orang. c. Industri besar dengan tenaga kerja lebih dari 200 orang.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat, yaitu di Kecamatan Lintau Buo, Salimpaung, Batipuh Selatan, X Koto dan Lima Kaum. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu dari pertengahan bulan Agustus, September dan pertengahan bulan Oktober.

B. Data dan Informasi Penelitian

Sasaran dari penelitian adalah stakeholder pendidikan, masyarakat industri dan masyarakat tenaga kerja yang berada pada 5 kecamatan sampel. Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi karakteristik dari masing-masing responden yang terdiri dari : a. Umur b. Jenis kelamin c. Tempat tinggal d. Pendapatan rata-rata e. Pendidikan terakhir. Data dan informasi karakteristik responden tersebut dihubungkan dengan penilaian persepsi, motivasi da n preferensi responden terhadap unsur kebudayaan. Unsur kebudayaan tersebut meliputi: a. Pakaian b. Rumah c. Makanan d. Kerajinan tangan e. Alat produksi f. Alat permainan g. Bahasa h. Sistem kekerabatan i. Sistem hukum j. Sistem pemerintahan k. Sistem ekonomi