Berdasarkan hasil pengolahan dengan cara MCA Multiple Corespondeces
Analysis, maka didapatkan hasil:
Gambar 26. Grafik Biplot Masyarakat Tenaga Kerja terhadap Identitas Regional.
Keterangan: a1 =
a2 = a3 =
a4 = a5 =
a6 = a7 =
a8 = b1 =
b2 = makanan
kerajinan tangan alat permainan
bahasa sistem kekerabatan
sistem pemerintahan upacara adat
kesenian perempuan
laki-laki c1 =
c2 = c3 =
c4 = c5 =
c6 = c7 =
c8 = c9 =
20-24 tahu n 25-29 tahun
30-34 tahun 35-39 tahun
40-44 tahun 45-49 tahun
50-54 tahun 60-64 tahun
65-69 tahun c10 =
d1 = d2 =
d3 = d4 =
d5 = e1 =
e2 = e3 =
tidak tamat SD
SLTP SLTA
Akademia sarjana
Rp 250.000; Rp.250.000;-Rp.700.000;
Rp.70 0.000;-Rp.1500.000;
Gambar 26. menunjukkan bahwa pada kuadran II dan III terdapat banyak unsur kebudayaan yang dapat dijadikan identitas regional akan tetapi yang paling
berpotensi adalah unsur kebudayaan sistem kekerabatan. Hal ini lebih diukur pada kedekatan antar kategori. Sebagian responden yang memilih unsur kebudayaan ini
adalah responden laki-laki, berumur 20-24 tahun dengan tingkat pendidikan lulus SMU dan pendapatan rata-rata Rp. 250.000,- sampai Rp. 700.000,-.
3. Upacara Adat sebagai Identitas Regional Kabupaten Tanah Datar
Responden yang memilih upacara adat sebagai identitas daerah merupakan responden laki-laki dengan pendidikan lulus SMP, berumur 15 sampai 19 tahun
Grafik MCA menurut Masyarakat Tenaga Kerja
VAR1 VAR2
a1 a2
a3 a4
a5 a6
a7 a8
b1 b2
c 1
c 2 c 3
c 4 c 5
c 6 c 7
c 8 c 9
d1 d2
d3 d4
d5 d6
e1
e2 e3
f1 f2
-2,5 -1,5
-0,5 0,5
1,5 2,5
3,5
-1,5 -0,5
0,5 1,5
2,5 3,5
4,5 5,5
dengan tingkat pendapatan kurang dari 250.000 rupiah. Dilihat pemilihan penilaiannya berdasarkan persepsi maka didapatkan bahwa responden dengan
karakter tersebut sangat mengenal unsur upacara adat, selain itu upacara adat juga masih selalu dipakai dan sangat membudaya. Dillihat dari penilaian motivasi,
responden memiliki keinginan untuk lebih mengenal, memakai dan membudayakan upacara adat. Sedangkan jika dilihat dari penilaian preferensi,
responden juga lebih menyukai unsur upacara adat dibanding unsur lainnya. Perbedaan antara individu-individu atau perbedaan antara kelompok-
kelompok individu dalam memilih sesuatu disebabkan oleh dua faktor yaitu hereditas dan lingkungan. Suatu lingkungan merangsang individu untuk berbuat
atau memilih tidak datang dengan sendirinya. Evektivitas dari lingkungan tergantung kepada bagaimana interpretasi individu yang bersangkutan terhadap
nilai dari lingkungannya Ardhana et al, 1982. Lingkungan responden masyarakat pendidikan memiliki minat untuk mencari dan menemukan sesuatu,
untuk mencapai tujuan tersebut karakteristik responden ini mengambil sikap kognitif yaitu pengamatan mendalam dan berpikir dengan melihat identitas dan
kekhususan dari suatu hal misalnya upacara adat sebagai suatu unsur kebudayaan yang mewakili unsur kebudayaan lainnya, dimana dengan melihat upacara adat
maka dapat diketahui unsur lain seperti pakaian, makanan, kesenian, bahasa, sistem kekerabatan, dan sistem pemerintahan.
Sistem pengetahuan Minang bersumber pada alam, falsafah ini tetap menjadi pelajaran penting yang ditanamkan khususnya pada pendidikan formal.
Segala peristiwa yang terjadi di alam diamati dan diperhatikan untuk diambil kesimpulan dan inilah yang menjadi pengetahuan. Pada umumnya masyarakat
pendidikan di Kabupaten Tanah Datar lebih memilih unsur upacara adat dalam menentukan identitas daerahnya, hal itu bisa disebabkan beberapa faktor :
a. Upacara -upacara adat yang sakral seperti zaman dahulu telah menjadi sesuatu yang langka dan jarang ditemui terutama dimulai dari tahun 1979
sampai tahun 2000 akibat penyelenggaraan pemerintahan desa. b. Adanya keingintahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan
upacara adat, baik proses, peralatan, bahan yang digunakan.
c. Adanya pengetahuan dalam proses belajar mengajar di sekolah melalui kurikulum muatan lokal, dimana pembelajaran di sekolah hanya bersifat
penjelasan. Sebenarnya, Masyarakat Tanah Datar memiliki keragaman budaya
terutama dalam penyelenggaraan upacara adat. Upacara adat yang beraneka ragam memiliki tujuan-tujuan tertentu yang berbeda antara satu tempat dengan tempat
lainnya. Beberapa upacara adat penting yang ada di Daerah Tanah Datar antara lain upacara adat pernikahan, upacara kematian, upacara batagak gala , upacara
turun mandi, khatam Al-Qur’an, sunatan dan memanis-manisi anak. Masing-masing upacara adat memiliki perbedaan khusus yang menarik
untuk dikaji. Tiap-tiap atribut, ornamen maupun dekorasi memiliki maksud dan tujuan tertentu. Adat salingka nagari memungkinkan setiap nagari memiliki ciri
khas masing-masing dalam pelaksanaan upacara-upacara adat. Perbedaan yang ada terdapat pada aturan-aturan yang mendasarinya, hal itupun didasarkan pada
kondisi dan situasi yang ada di daerah tersebut. Walaupun cara pelaksanaan berbeda -beda untuk masing-masing daerah, namun masih tetap memiliki tujuan
yang sama dan berpedoman pada sumber yang sama. Berikut ini adalah gambaran upacara adat yang ada di Tanah Datar secara umum yang dapat menjadi identitas
daerah.
1. Upacara Perkawinan