Masyarakat Tenaga Kerja TINJAUAN PUSTAKA

d. Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya Bila ditinjau dengan teliti, sebenarnya pendidikan memiliki fungsi. Hasil pendidikan tidak hanya bermanfaat bagi bidang ekonomi dan pemerintahan saja C. Arnold Anderson dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatera Barat, 1993 tetapi juga membrantas kebodohan dan mengembangkan kemampuan intelektual manusia serta mengembangkan pengertian yang luas tentang manusia lain yang berbeda kebudayaannya dan daya tariknya Vembria nto, 1982 dalam Deparetemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatera Barat, 1993.

G. Masyarakat Tenaga Kerja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989, tenaga kerja adalah orang yang bekerja atau mengerjakan sesuatu; pekerja, pegawai, dan sebagainya; atau orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja. Sesuai dengan fungsinya, menurut Sukotjo dan Swastha 1995 terdapat dua macam tenaga kerja yaitu: a. Tenaga eksekutif, adalah tenaga kerja yang mempunyai dua tugas pokok mengambil keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen: merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan mengkoordinir dan mengawasi. b. Tenaga operatif, adalah tenaga terampil yang menguasai bidang pekerjaannya. Tenaga kerja ini jika dilihat dari kemampuannya dalam melaksanakan tugas terbagi menjadi tenaga terampil skilled labor, tenaga setengah terampil semi skilled labor dan tenaga tidak terampil unskilled labor. Sedangkan Simanjuntak 1985 menyatakan bahwa batasan umur tenaga kerja di Indonesia adalah 10 tahun. Batas umur minimum didasarkan pada kenyataan bahwa pada usia 10 tahun sudah banyak terdapat penduduk berusia muda ikut bekaerja terutama di desa-desa dan merupakan kelompok penduduk yang tergolong kurang mampu. Jika batas umur minimum dikaitkan dengan kwajiban belajar maka batas umur menjadi 14 sampai 15 tahun. Dalam perkembangan tenaga kerja, dimulai dengan seseorang yang belum memiliki spesialisasi yang tegas terhadap pekerjaannya, kemudian dalam perkembangan lebih lanjut, spesialisasi berkembang terus menjadi hal-hal yang lebih khusus lagi. Muncullah pabrik -pabrik dimana pekerja hanya bertanggungjawab pada satu unsur dari keseluruhan produksi. Maka timbul keterampilan-keterempilan tertentu yang dipelajari secara ilmiah pada masyarakat tradisional dipelajari melalui tradisi. Faktor kepadatan penduduk dalam suatu daerah over population merupakan gejala umum di negara agraris, yang secara ekonomis masih terbelakang. Dalam kajian analisis, hal itu dapat menyebabkan orang desa pindah ke kota atau daerah lain karena didorong faktor - faktor diantaranya Soekanto 1999. a. Lapangan kerja di desa umumnya kurang, yang dapat dikerjakan adalah pekerjaan yang kesemuanya mengahdapi berbagai kendala sepeerti irigasi yang tak memadai, atau tanah yang kurang subur serta terbatas. Keadaan ini menimbulkan pengangguran tersamar. b. Penduduk desa terutama kaum muda-mudi merasa tertekan oleh adat istiadat yang mengakibatkan cara hidup yang monoton. Untuk pengembangan pertumbuhan jiwa banyak yang pergi ke kota. c. Di desa tidak banyak kesempatan untuk menambah pengetahuan. d. Rekreasi yang merupakan salah satu faktor penting di bidang spiritual dirasakan kurang dan kalau ada perkembangannya sangat lambat. e. Penduduk desa yang memiliki keahlian lain selain bertani seperti kerajinan tangan lebih menginginkan pasar yang lebih luas untuk hasil produksinya.

H. Masyarakat Industri