27
baik untuk siswa berkebutuhan khusus dan pembelajaran remidi. Para guru biasanya menghubungkan antara lulusan yang baik dengan perasaan berhasil, hal
ini dikarenakan jika para siswa mampu menyelesaikan lebih banyak tugas, penghargaan terhadap diri sendiri menjadi meningkat, dan mereka mampu
membangun persahabatan. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa banyak sekali keuntungan yang
diperoleh dari pembelajaran kooperatif. Keuntungan tersebut tidak hanya dirasakan oleh para siswa, namun para guru juga ikut merasakannya. Dengan
penerapan pembelajaran kooperatif guru mulai terbiasa untuk memperlakukan siswa sebagai subjek belajar sehingga siswa mampu menentukan pengetahuan
yang akan diterimanya. Bagi para siswa, penerapan pembelajaran kooperatif juga mampu memotivasi mereka untuk bersosialisasi dengan baik dengan membentuk
persahabatan melalui komunikasi yang baik dalam kelompok. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model cooperative learning dapat membantu siswa normal
maupun siswa yang berkebutuhan khusus dalam menggunakan keterampilan sosial dengan baik sehingga berdampak pada peningkatan kognitif dan
penghargaan terhadap diri siswa sendiri.
2.1.7.2 Tujuan Cooperative Learning
Pada dasarnya pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan, Isjoni 2010: 27-8. Tiga tujuan tersebut antara lain:
1
Pencapaian hasil belajar;
Pembelajaran kooperatif dapat memperbaiki prestasi siswa. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa
28
memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan, model struktur penghargaan kooperatif telah dapat
meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
2
Penerimaan terhadap perbedaan individu;
Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif ialah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras,
budaya, tingkat sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang
berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur
penghargaan kooperatif, serta belajar untuk saling menghargai satu sama lain.
3
Pengembangan keterampilan sosial;
Tujuan penting dari ketiga pembelajaran kooperatif ialah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki dalam masyarakat, banyak kerja orang dewasa dilakukan dalam organisasi yang saling
bergantung satu sama lain dalam masyarakat meskipun beragam budayanya.
Berdasarkan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran kooparatif, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif ditujukan khusus bagi
29
pengembangan kemampuan sosial siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
2.1.7.3 Prinsip Cooperative Learning
Lima prinsip cooperative learning, dalam Asma 2006: 14-5 antara lain: 1
Belajar siswa aktif; Proses pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning
berpusat pada siswa, akivitas belajar lebih domain dilakukan siswa, pengetahuan yang dibangun dan ditemukan adalah dengan belajar
bersama-sama dengan anggota kelompok sampai masing-masing siswa memahami materi pembelajaran dan mengakhiri dengan membuat
laporan hasil kelompok dan individual. Dalam kegiatan kelompok, sangat jelas aktivitas siswa dengan bekerja sama, melakukan diskusi,
mengemukakan ide masing-masing anggota dan mengujinya secara bersama-sama, siswa menggali seluruh informasi yang berkaitan dengan
topik yang menjadi bahan kajian kelompok dan mendiskusikan pula dengan kelompok lainnya.
2 Belajar bekerja sama;
Proses pembelajaran dilalui dengan bekerja sama dalam kelompok untuk membangun pengetahuan yang tengah dipelajari. Prinsip pembelajaran
inilah yang melandasi keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif. Seluruh siswa terlibat secara aktif dalam kelompok untuk
melakukan diskusi, memecahkan masalah dan mengujinya secara
30
bersama-sama, sehingga terbentuk pengetahuan baru dari hasil kerjasama mereka. Diyakini pengetahuan yang diperoleh melalui
penemuan-penemuan dari hasil kerjasama ini akan lebih bernilai permanen dalam pemahaman masing-masing siswa.
3 Pembelajaran partisipatorik;
Pembelajaran kooperatif juga menganut dasar pembelajaran partisipatorik, sebab melalui model pembelajaran ini siswa belajar
dengan melakukan sesuatu learning by doing secara bersama-sama untuk menemukan dan membangun pengetahuan yang menjadi tujuan
pembelajaran. 4
Pembelajaran reaktif Reactive teaching; Guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar seluruh siswa
mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Motivasi siswa dapat dibangkitkan jika guru mampu menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan menarik serta dapat meyakinkan siswa akan manfaat pelajaran ini untuk masa depan mereka. Apabila guru mengetahui bahwa
siswanya merasa bosan, maka guru harus segera mencari cara untuk mengantisipasinya. Ciri-ciri guru yang reaktif antara lain: menjadikan
siswa sebagai pusat kegiatan belajar, pembelajaran dari guru dimulai dari hal-hal yang diketahui dan dipahami siswa, selalu menciptakan
suasana belajar yang menarik bagi siswa, mengetahui hal-hal yang membuat siswa menjadi bosan dan segera menanggulanginya.
5 Pembelajaran yang menyenangkan;
31
Salah satu ciri pembelajaran yang banyak dianut dalam pembaharuan pembelajaran dewasa ini adalah pembelajaran yang menyenangkan,
begitu juga untuk model pembelajaran kooperatif menganut prinsip pembelajaran menyenangkan. Pembelajaran harus berjalan dalam
suasana menyenangkan, tidak ada lagi suasana menakutkan dan tertekan. Suasana yang menyenangkan harus dimulai dari sikap dan perilaku guru
di luar maupun di dalam kelas. Guru harus memiliki sikap ramah dengan tutur bahasa yang menyayangi siswa-siswanya.
Kesimpulan dari penjelasan mengenai lima prinsip model cooperative learning
yaitu bahwa model cooperative learning merupakan model pembelajaran yang mengaktifkan guru dan siswa dalam proses pembentukan pengalaman
belajar siswa, dimana guru perlu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, memotivasi siswa dan mengondisikan siswa untuk belajar aktif dalam
proses perolehan pengetahuan siswa. Kondisi tersebut dapat dalam bentuk pembelajaran berkelompok.
2.1.7.4 Unsur Cooperative Learning