84
Diagram 4.5. Peningkatan Performansi Guru
4.1.2.3 Refleksi
Perolehan hasil belajar menunjukkan bahwa dalam tes formatif pada siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 84,09 dan persentase ketuntasan belajar
mencapai 81,81 dengan jumlah siswa yang tuntas KKM 75 meningakat dari 13 siswa menjadi 18 siswa. Kriteria ketuntasan klasikal yang ditentukan dalam
indikator keberhasilan adalah rata-rata nilai 75 dengan persentase tuntas klasikal 75. Hal ini menunjukkan adanya keberhasilan pembelajaran pada siklus II.
Persentase hasil observasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran sebesar 79,62. Pada observasi performansi guru, peneliti
memperoleh nilai 82,08 dengan kriteria AB. Perolehan nilai ini menunjukkan adanya ketercapaian indikator keberhasilan pada aktivitas belajar siswa dan
performansi guru. Perbaikan tindakan yang sudah dilakukan oleh peneliti ternyata dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I rata-rata nilai hasil belajar siswa 73,33 dapat meningkat menjadi 84,09 pada siklus II. Kenaikan ini menunjukkan
20 40
60 80
100
Siklus I Siklus II
Performansi Guru
76,37 82,08
85
bahwa pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Peningkatan hasil, baik hasil belajar, persentase aktivitas siswa, dan nilai performansi guru pada siklus II dikarenakan peneliti sudah membiasakan anak
untuk memahami aturan dan langkah-langakah dalam pembelajaran STAD, bertanya kepada guru, menanggapi pendapat yang disampaikan oleh kelompok
lain, dan bekerja sama dalam satu kelompok, serta bersaing untuk mendapatkan penghargaan melalui prestasi. Anggota kelompok yang belum memahami materi
yang disampaikan oleh guru, dapat dijelaskan oleh teman satu kelompoknya. Perbaikan pada peneliti sendiri, dilakukan dengan cara menerapkan secara
maksimal langkah-langkah pembelajaran STAD yang sudah disiapkan, pengelolaan waktu secara efektif dan efisien, serta menerapkan pembelajaran
yang menyenangkan dengan media yang menarik dan interaktif.
4.1.2.4 Revisi
Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus II dapat diketahui perolehan nilai tes menunjukkan bahwa dalam tes formatif nilai rata-rata kelas sebesar 84,09
dan persentase ketuntasan belajar mencapai 81,81 . Sedangkan kriteria yang ditentukan adalah rata-rata nilai 75 dengan persentase tuntas klasikal 75.
Aktivitas siswa pada indikator keberhasilan dikatakan tuntas apabila mencapai
≥ 75. Pada siklus II, aktivitas siswa mencapai 79,62. Demikian pula dengan performansi guru, meningkat dari 76,37 pada siklus I menjadi 82,08 pada
siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran mengguanakan model cooperative learning
tipe STAD pada siklus II dapat dinyatakan berhasil.
86
4.2 Pembahasan
Penelitian yang telah dilaksanakan peneliti, menghasilkan data hasil belajar, data observasi aktivitas siswa, dan performansi guru yang meningkat pada
siklus II. Pada siklus I, perolehan data hasil belajar, data observasi aktivitas siswa dan performansi guru belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.
Ketercapaian indikator keberhasilan baik pada hasil belajar, ativitas siswa maupun performansi guru terjadi pada siklus ke II. Hal ini menunujukkan bahwa penelitian
yang dilaksanakan selama dua siklus terhadap siswa kelas IV SDN Muarareja 02 Tegal, pada mata pelajaran PKn materi Globalisasi dapat ditingkatkan
menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD. Penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan menggunakan model
pembelajaran cooperative learning pada mata pelajaran PKn kelas IV materi globalisasi ini, telah membuktikan beberapa teori yang mendasarinya. Pembuktian
terebut akan dibahas pada pemaknaan temuan penelitian berikut ini.
4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian
Selama pelaksanaan penelitian, diketahui bahwa dalam membelajarkan materi mata pelajaran PKn, guru menyisipkan nilai-nilai moral yang terkait
dengan materi yang sedang diajarkan. Pelaksanaan pembelajaran yang demikian, menjawab teori hakekat PKn yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan PKn
adalah program pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada
budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang