42
transportasi sangat mendukung pergerakan indivdu dari satu tempat ke tempat lain dengan lebih cepat.
Mata pelajaran PKn materi globalisasi pada kelas empat sekolah dasar memiliki tiga kompetensi dasar yaitu: 1 Memberikan contoh sederhana pengaruh
globalisasi di lingkungannya; 2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional; 3 Menentukan sikap
terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya. Manfaat mempelajari materi gobalisasi yaitu siswa memahami pengertian globalisasi,
mampu memilah dampak baik dan dampak buruk dari globalissi sehingga siswa mampu bersikap selektif dan tetap mempertahankan identitas dan jati dirinya
sebagai warga negara Indonesia, serta menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia sehingga mereka akan terus
mempertahankan dan melestarikan kebudayaan Indonesia. Jadi dapat disimpulkan bahwa materi globalisasi merupakan materi yang
mengajarkan kepada siswa untuk mampu mengenali bentuk-bentuk globalisasi yang ada di sekitar siswa. Hal ini bertujuan agar siswa mampu menentukan sikap
yang tepat dalam menghadapi globalisasi.
2.2 Kajian Empiris
Model pembelajaran cooperative learning tipe STAD, pernah digunakan dalam penelitian kuantitatif di tahun 2011 yang dilaksanakan oleh Ike Yunia
Mekka pada mata pelajara IPS dan terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Data
43
hasil belajar awal penelitian kelompok eksperimen yaitu 58,6 dan kelompok kontrol 61,1. Setelah kelompok eksperimen diberikan model cooperative learning
tipe STAD, hasil belajar meningkat menjadi 82,6 sedangkan pada kelompok kontrol diberikan model ceramah. Peningkatan hasil belajar yang terjadi yaitu
hanya mencapai 75,7. Penelitian lain menggunakan model cooperative learning tipe STAD
dilakukan oleh Ika Pratiwi Ariyanti pada mata pelajaran IPS tahun 2011. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran
cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV
SDN 02 Tanjungsari Pemalang. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari meningkatnya ketuntasan belajar secara klasikal dari 62,96 menjadi 92,59.
Rata-rata kelas meningkat dari 63,45 menjadi 75,74. Melalui model pembelajaran cooperative learning
tipe STAD aktivitas belajar siswa meningkat dari 55 menjadi 60, serta meningkatnya peformansi guru dari 75 menjadi 92,5.
Mengkaji beberapa temuan penelitaian terdahulu, tampaknya model cooperative learning
menunjukkan efektivitasnya yang sangat tinggi bagi perolehan hasil belajar siswa, baik dilihat dari pengaruhnya terhadap penguasaan
materi pelajaran maupun dari pengembangan dan pelatihan sikap serta ketermpilan sosial yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan
bermasyarakat.
44
2.3 Kerangka Berpikir
Gambar. 2.1 Skema Kerangka Berpikir Berdasarkan hasil pengamatan, dalam pembelajaran PKn sebagian siswa
mengalami kesulitan dalam materi globalisasi. Guru hanya berceramah di depan kelas dan siswa hanya mendengarkan, sehingga siswa pasif dan pembelajaran
kurang bermakna. Hal ini berdampak pada hasil belajar yang dicapai siswa kurang optimal. Perolehan rata-rata pada materi ini kurang dari 75, yaitu hanya mencapai
46,15. Hal tersebut perlu diatasi, maka dibutuhkan suatu model pembelajaran
yang dapat meningkatkan aktivitas dan kreatifitas siswa. Alternatif yang dikembangkan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran cooperative
learning tipe STAD. Melalui model pembelajaran cooperative learning tipe STAD
siswa diajak bekerja sama dan berfikir kritis sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan dengan bekerja sama dapat mengembangkan kemampuan sosial
Penyebab Pembelajaran yang kurang inovatif
Masalah siswa pasif dalam pembelajaran, hasil belajar rendah,
performansi guru rendah
Solusi Penerapan STAD dalam pembelajaran. Melalui STAD siswa dilatih
bekerjasma dan berpikir kritis.
Hasil Hasil belajar, aktivitas siswa dan performansi guru meningkat.
45
para siswa, hasil belajar pun akan meningkat. Selain itu performansi guru meningkat dalam membimbing siswa dan mengutamakan aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran.
2.4 Hipotesis Tindakan