permasalahan. Menurut Elizabeth Simpson dalam Anni 2009 ketegori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik adalah persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing,
gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas. Terdapat lima aspek psikomotorik yang diamati dalam penelitian ini yaitu
mengamati, menafsirkan, menerapkan konsep, diskusi, serta kerjasama. Penilaian aspek psikomotorik mengacu pada keterampilan proses sains. Kurikulum terbaru
yaitu kurikulum 2013 yang mulai diterapkan serempak pada tahun ajaran baru 20142015 menempatkan proses mengamati pada tahap awal kegiatan inti dalam
pembelajaran. Mengamati merupakan kegiatan yang penting dalam proses pembelajaran sehingga siswa mampu memahami isi pelajaran hingga dapat
menerapkan konsep dan mengkomunikasikan hasil belajar. Menurut Dahar dalam Wardani 2008 keterampilan proses IPA diantaranya adalah mengamati,
menafsirkan, meramalkan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, mengkonsumsikan dan mengajukan pertanyaan. Lima aspek yang diambil tersebut
berdasarkan pertimbangan kesamaan kegiatan yang dapat diamati pada kelas eksperimen dan kontrol agar dapat dibandingkan perbedaan hasilnya.
Hasil analisis data aspek psikomotorik diperoleh rata-rata skor yang dicapai kelas eksperimen 15,64 sedangkan kelas kontrol 13,69 maka diketahui
bahwa kedua kelas mencapa i kriteria “aktif” namun demikian kelas eksperimen
mendapatkan skor yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
2. Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran
Pada hakikatnya belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain minat, bakat, inteligensi serta
kondisi kesehatan siswa. Faktor eksternal yaitu faktor yag berasal dari lingkungan baik dari lingkungan keluarga maupun sekolah. Metode mengajar merupakan
selah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi belajar siswa. Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui di dalam mengajar Slameto 2010.
Metode mengajar yang kurang baik dapat menyebabkan siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Penelitian ini menerapkan metode
pengajaran yang banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa
tidak merasa bosan hanya dengan metode ceramah saja. Semakin banyak siswa dilibatkan dalam pembelajaran maka akan meningkatkan aktivitas, semangat, dan
motivasi belajarnya. Inquiry merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran kontekstual. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Marnita 2013 bahwa model
pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan aktivitas mahasiswa maupun dosen.
Angket tanggapan siswa diberikan hanya kepada kelompok eksperimen untuk mengetahui bagaimana hasil respon siswa terhadap penerapan pembelajaran
dengan pendekatan inquiry menggunakan limbah pabrik gula pada materi pencemaran lingkungan. Berdasarkan analisis hasil angket tanggapan siswa
diketahui bahwa sebanyak 50 siswa memberi tanggapan dengan kriteria “sangat baik”, 34 memberi tanggapan “baik” yang lain memberi tanggapan “cukup
baik”. Pada setiap aspek lebih dari 50 siswa memberi tanggapan positif terhadap
pembelajaran yang diterapkan. Secara keseluruhan siswa memberikan tanggapan yang baik terhadap pembelajaran dengan pendekatan inquiry menggunakan
sumber belajar limbah pabrik gula.
3. Hasil Wawancara Guru terhadap Pembelajaran
Wawancara dengan guru pengampu kelas eksperimen dan kontrol dilaksanakan setelah seluruh kegiatan pembelajaran selesai. Berdasarkan hasil
wawancara dapat diketahui bahwa guru memberikan respon yang baik terhadap pembelajaran dengan pendekatan inquiry menggunakan sumber belajar limbah
pabrik gula dan secara umum guru tertarik untuk menerapkan pembelajaran ini. Inquiry merupakan salah satu pendekatan scientific yang diterapkan pada
kurikulum 2013. Guru memberikan tanggapan bahwa pembelajaran yang dilakukan
menarik, siswa lebih aktif melakukan penemuan dengan kreativitasnya, serta dapat memberikan pengalaman langsung bagi siswa dan lebih meningkatkan
pemahaman siswa terhadap konsep materi sehingga hasil belajar yang dicapai lebih memuaskan. Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan scientific bentuk inquiry yang diusahakan agar siswa
dapat belajar dengan baik. Menurut Hamalik 2009 belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Kendala dalam penelitian ini adalah terbatasnya waktu penelitian yang mendekati jadwal Ujian Kenaikan Kelas UKK sehingga LKS 3 yang telah
dipersiapkan tidak dapat diselesaikan degan baik oleh siswa. Kegiatan praktikum yang seharusnya dilaksanakan di dalam laboratorium terpaksa dilakukan di dalam
kelas karena ruang laboratorium biologi digunakan untuk kegiatan sekolah.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran dengan pendekatan inquiry menggunakan sumber belajar
limbah pabrik gula pada materi pencemaran lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X SMAN 1 Jekulo Kudus.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka saran dalam penelitian ini adalah: 1.
Guru sebaiknya melakukan variasi dan lebih banyak menerapkan proses sains dalam mengajar biologi agar siswa tidak merasa bosan dan menjadi lebih
terampil. 2.
Guru di samping membekali penguasaan konsep hendaknya juga menanamkan kreativitas dan karakter peduli lingkungan pada siswa agar
siswa lebih responsif sehingga mampu melakukan tindakan nyata apabila terdapat masalah yang dihadapi di luar kelas.
3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pembelajaran dengan
pendekatan inquiry menggunakan variasi model dan sumber belajar untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih baik.
47