Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk melihat penyebaran variabel dalam bentuk matriks kategori dapat di tunjukkan pada tabel. 19. Tabel. 18 Matriks Hubungan Antar Variabel Dalam Bentuk Kategori Kepuasan Berwirausaha Adversity quotient Tinggi Sedang Rendah Tinggi 12 15 2 Sedang 10 71 13 Rendah 4 17 11 Matriks diatas menunjukkan bahwa hubungan variabel yang memiliki presentase terbesar terlihat pada level kepuasan berwirausaha yang sedang dengan tingkat adversity quotient yang sedang pula yaitu sebanyak 71 orang.

D. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu adanya hubungan positif antara adversity quotient dengan kepuasan berwirausaha pada wirausaha wanita. Dari hasil pengujian statistik didapat korelasi sebesar 0,347 dengan p = 0,000 lihat lampiran E atau Tabel 15 . Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara adversity quotient dengan kepuasan berwirausaha yang sangat signifikan. Dimana Semakin tinggi tingkat adversity quotient wirausaha wanita maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan dalam berwirausaha dan semakin rendah tingkat adversity quotient wirausaha wanita maka semakin rendah juga kepuasan dalam berwirausaha. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa alasan yang dapat menjelaskan terdapatnya hubungan positif antara adversity quotient dengan kepuasan berwirausaha pada wirausaha wanita yaitu: Alasan pertama menjelaskan bahwa konsep dversity quotient terkait dengan mengubah tantangan dan hambatan menjadi suatu peluang Stolz, 2000. Oleh karena itu, seorang wirausaha yang mampu mengubah hambatan menjadi peluang bisnis, tentunya akan memberikan tingkat imbalan yang potensial. Setiap imbalan inilah yang nantinya menghasilkan kepuasan bagi wirausaha tersebut dalam menjalankan usaha. Imbalan ini dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar yaitu income, leisure time dan psychological well being Longenecker, Carlos, William, 2001. Alasan kedua bahwa dari hasil penelitian Suyatini 2004 menjelaskan bahwa seorang wirausaha yang memiliki keberanian mengambil resiko memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan berwirausaha. Sedangkan menurut Stolz 2000 seorang wirausaha yang berani mengambil resiko merupakan seorang yang berani mengubah kegagalan menjadi suatu peluang keberhasilan. Oleh karena itu, setiap resiko yang di ambil wirausaha dibutuhkan adanya Adversity Quotient sehingga memberikan kepuasan dalam berwirausaha. Alasan ketiga bahwa seorang wirausaha yang memiliki kebutuhan akan keberhasilan berpengaruh secara positif terhadap kepuasan berwirausaha Suyatini, 2004; Schjoedt, 2009; Carree Verheul, 2011. Dalam mencapai keberhasilan tentu saja membutuhkan suatu perjuangan dalam menghadapi tantangan. Oleh karena itu dibutuhkannya adversity quotient sebagai modal sukses Universitas Sumatera Utara dalam berwirausaha Henky Ida, 2012. Adversity quotient merupakan suatu kerangka konseptual dalam memahami dan meningkatkan keberhasilan Stolz, 2003. Sehingga Keberhasilan dalam mengelolah usaha akan memberikan kepuasan tersendiri kepada seorang wirausaha yang diperoleh dari adanya adversity quotient dalam berwirausaha. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi r², sumbangan efektif antara varabel kepuasan berwirausaha dan adversity quotient sebesar 12 sedangkan sisanya di pengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan hasil perhitungan data empirik adversity quotient dengan kepuasan berwirausaha pada wirausaha wanita yang menggeluti bisnis kuliner di kota Medan yang berjumlah 155 orang, diperoleh bahwa kenyataannya sebagian besar tingkat kepuasan berwirausaha dan adversity quotient dari wirausaha wanita berada pada tingkat sedang. Kepuasan berwirausaha dalam kategori tinggi sebanyak 26 orang 16,8, kategori sedang sebanyak 103 orang 66,5, dan kategori rendah adalah 26 orang 16,8 lihat tabel 18. Sedangkan adversity quotient dalam kategori rendah sebanyak 32 orang 20,6, kategori sedang sebanyak 60, dan kategori tinggi sebanyak 30 orang 19,4 lihat tabel 15. Kemungkinan hal ini terjadi karena tingkat adversity quotient setiap wirausaha wanita berbeda. Sesuai dengan pendapat ahli bahwa para wirausaha menyukai resiko yang realistik karena mereka mendapat kepuasan besar dalam melaksanakan tugas-tugas yang sulit tetapi tetap realistk dengan mempertimbangkan kemampuan mereka. Wirausaha lebih menyukai tantangan yang sukar, namun dapat dicapai Nasution, Noer, Suef, 2001. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian ini, wirausaha wanita dengan adversity quotient dalam kategori sedang, merupakan wirausaha wanita yang sudah memiliki kemauan untuk berusaha menghadapai masalah dan tantangan yang ada. Namun karena adanya tantangan dan masalah yang terus menerjang, mereka memilih untuk berhenti di tengah jalan dan berkemah. Oleh karena itu, jika dilihat berdasarkan tipe individu yang dikemukakan Stolz 2003, wirausaha wanita di kota Medan yaitu tergolong dalam kategori campers Individu yang berkemah. Seorang campers bisa melakukan pekerjaan yang menuntut kreativitas dan kesediaan mengambil resiko hanya dilakukan dalam bidang-bidang yang resikonya kecil. Universitas Sumatera Utara 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN