Hubungan Adversity Quotient terhadap Kepuasan Berwirausaha

menjadi wirausaha yang baik, yang tidak kalah dengan wirausaha pria, baik dalam keputusan yang mereka buat serta dalam perilaku mengambil resiko.

D. Hubungan Adversity Quotient terhadap Kepuasan Berwirausaha

Seorang wirausaha sering kali di hadapkan pada kondisi ekonomi yang belum bisa diprediksikan. Oleh karena itu, seorang wirausaha harus berusaha untuk membuat perhitungan yang matang, artinya bahwa dalam kondisi yang cepat berubah, mereka harus mampu mengambil tindakan secara bijaksana dan mampu mengubah hambatan menjadi suatu peluang bisnis Sunarso, 2010. Menurut Stolz 2000 konsep mengubah tantangan dan hambatan menjadi suatu peluang adalah adversity quotient. Adversity quotient pada wirausaha merupakan gambaran sejauh mana kinerja seorang wirausaha dalam menghadapi tantangan dan menyelesaikan permasalahan dalam mengembangkan usaha. Tantangan tersebut dapat berupa finansial, emosional, fisik, pergaulan dan yang berkaitan dengan pengembangan karier dari wirausaha Stolz, 2003. Tanpa adanya adversity quotient yang tinggi maka dikhawatirkan seseorang akan mengalami frustasi dan kegamangan dalam menjalani proses menjadi seorang wirausaha nantinya Stoltz, 2000. Sedangkan wirausaha yang memiliki adversity quotient yang tinggi tidak akan menyerah, dan tetap bertahan dimasa sulit dan menjadikan kesulitan sebagai penguat untuk menghadapi tantangan selanjutnya Stolz, 2003 dan dapat menjadikan sebuah hambatan menjadi peluang bisnis Stolz, 2000. Seorang wirausaha yang mampu mengubah hambatan menjadi peluang bisnis tentunya akan memberikan tingkat imbalan yang potensial. Setiap imbalan Universitas Sumatera Utara inilah yang nantinya menghasilkan kepuasan bagi wirausaha tersebut. Imbalan ini dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar yaitu income, leisure time dan psychological well being Longenecker, Carlos, William, 2001. Carree dan Verheul 2011 menyatakan bahwa tiga kategori dasar inilah yang menentukan kepuasan dalam berwirausaha. Wirausaha sering kali menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam menjalankan bisnisnya sendiri Carree Verheul, 2011. Kepuasan yang di rasakan tentu saja di dapatkan dari perjuangan dalam menghadapi tantangan selama berwirausaha seperti permasalahan bisnis, kerja keras, waktu yang panjang, dan pendapatan yang tidak pasti dan resiko yang sangat besar. Sehingga di butuhkan pengorbanan untuk dapat memperoleh imbalan tersebut Longenecker, Carlos, William, 2001 dan dibutuhkan adanya adversity quotient untuk menghadapi tantangan tersebut Stolz, 2003. Seorang wirausaha yang menyukai tantangan dan menjadikannya sebuah peluang bisnis akan menimbulkan kesenangan tersendiri bagi wirausaha tersebut, sehingga dapat meningkatkan adversity quotient Stolz, 2000. Beberapa wirausaha menyatakan bahwa pekerjaan yang mereka lakukan merupakan suatu kesenangan tersendiri Longenecker, Carlos Wiliam, 2001. Sehingga berpengaruh kepada kepuasan yang mereka dapatkan. Kepuasan tersebut dapat merefleksikan pemenuhan kerja secara pribadi Longenecker, Carlos Wiliam, 2001. Kepuasan ini secara tidak langsung akan memotivasi dirinya untuk lebih giat bekerja agar perkembangan usaha semakin lama semakin baik dan kuat dalam menghadapi persaingan Suryana, 2006. Universitas Sumatera Utara Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian teoritis, maka hipotesis dari penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara adversity quotient dengan kepuasan berwirausaha pada wirausaha wanita. Semakin tinggi tingkat adversity quotient wirausaha wanita maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan dalam berwirausaha dan semakin rendah tingkat adversity quotient wirausaha wanita maka semakin rendah juga kepuasan dalam berwirausaha. Universitas Sumatera Utara 33

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan unsur penting dalam sebuah penelitian ilmiah sehingga metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah hasil penelitian tersebut dapat dipertanggung jawabkan Hadi, 2000. Pada penelitian ini mengenai hubungan Adversity Quotient terhadap kepuasan berwirausaha pada wanita yang akan menggunakan metode penelitian korelasional.

A. Identifikasi Variabel

Untuk dapat menguji hipotesa penelitian terlebih dahulu diidentifikasi variabel-variabel penelitian. Dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian yang digunakan terdiri dari : Variabel tergantung VT : Kepuasan Berwirausaha Variabel bebas VB : Adversity Quotient

B. Definisi Operasional Va riabel

a. Kepuasan Berwirausaha

Kepuasan berwirausaha adalah tingkat dimana wirausaha menyukai kegiatan berwirausaha, yang ditinjau dari tiga aspek kepuasan yaitu income yang diterima, psychological well being yang dirasakan ,dan leisure time yang dimiliki. Universitas Sumatera Utara