semakin tinggi pula tingkat kepuasan dalam berwirausaha dan semakin rendah tingkat adversity quotient wirausaha wanita maka semakin rendah juga kepuasan
dalam berwirausaha. Koefisien determinan r² yang diperoleh dari hubungan adversity quotient
terhadap kepuasan berwirausaha adalah 0,12 r² = 0,12. hal ini menunjukkan bahwa peranan adversity quotient terhadap kepuasan berwirausaha adalah sebesar
12 sedangkan sisanya di pengaruhi oleh variabel lain.
C. Hasil Tambahan
C. 1 Kategorisasi Data Penelitian
Berdasarkan hasil
deskripsi data
penelitian, dapat
dilakukan pengelompokkan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Azwar 2012
menyatakan bahwa kategorisasi ini dibagi tiga kategori yaitu : rendah, sedang, tinggi. Pengkategorisasian didasarkan pada perbandingan antara mean skor
empirik dan mean skor hipotetik yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 15 Perbandingan Skor Hipotetik dan Skor Empirik
Variabel Skor Hipotetik
Skor Empirik Min Max Mean
SD Min
Max Mean SD
Kepuasan Berwirausaha
29 145
87 19,33
81 137
109,00 12,229
Adversity quotient
25 125
75 16,66
64 121
94,66 13,577
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh mean hipotetik skala kepuasan berwirausaha adalah 87
= 87 dengan standart deviasi hipotetik 19,33 =19 dan mean empirik sebesar 108,37
= 109 dengan standart deviasi empirik 12,229
= 12. Hasil perbandingan antara skor mean empirik dengan mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik mean hipotetik.
Demikian juga dengan variabel adversity quotient, dimana mean hipotetik adalah 75
= 75 dengan standart deviasi hipotetik 16,66 =17 dan mean
empirik sebesar 94,66 = 95 dengan standart deviasi empirik 13,577
=14. Hasil perbandingan antara skor mean empirik dengan mean hipotetik
menunjukkan bahwa mean empirik mean hipotetik. Ditinjau dari perbandingan skor empirik dan skor hipotetik, dapat dibuat
suatu pengkategorian variabel penelitian dengan menggunakan kriteria kategorisasi jenjang sebagai berikut:
Tabel. 16 Kriteria Kategorisasi Jenjang Data Empirik
Kepuasan Berwirausaha dan Adversity quotient
Variabel Kriteria Jenjang
Kategori
Kepuasan Berwirausaha
X – 1,0
Rendah – 1,0
≤ X + 1,0
Sedang + 1,0
≤ X
Tinggi Adversity quotient
X – 1,0
Rendah – 1,0
≤ X + 1,0
Sedang + 1,0
≤ X
Tinggi
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kriteria kategorisasi pada tabel 14, maka variabel kewirausahaan dan adversity quotient dibuat dalam kategorisasi dengan jumlah
frekwensi dan presentase individu dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel.17 Kategorisasi Data Empirik
Kepuasan Berwirausaha dan Adversity quotient
Variabel Rentang Nilai
Kategori Frekuensi
Presentase
Kepuasan Berwirausaha
X 97 Rendah
26 16,8
97 ≤ X 121 Sedang
103 66,5
121 ≤ X
Tinggi 26
16,8 Adversity
quotient X 83
Rendah 32
20,6 83 ≤ X 109
Sedang 93
60,0 109 ≤ X
Tinggi 30
19,4
Berdasarkan tabel di atas, maka di ketahui bahwa subjek yang berada pada tingkat kepuasan berwirausaha dalam kategori tinggi sekitar 16,8, sedangkan
yang berada dalam kategori sedang 66,5 dan subjek yang berada tingkat kepuasan berwirausaha dalam kategori rendah sekitar 16,8. Atau dengan kata
lain dapat dikatakan bahwa subjek penelitian yang terbanyak pada kategori tingkat kepuasan berwirausaha sedang.
Sementara untuk variabel adversity quotient, memperlihatkan bahwa 19,4 adversity quotient pengusaha berada dalam kategori tinggi, sedangkan
adversity quotient pengusaha yang berada pada kategori sedang sekitar 60,0 , dan 20,6 adversity quotient pengusaha berada pada kategori rendah.
Universitas Sumatera Utara
Untuk melihat penyebaran variabel dalam bentuk matriks kategori dapat di tunjukkan pada tabel. 19.
Tabel. 18 Matriks Hubungan Antar Variabel Dalam Bentuk Kategori
Kepuasan Berwirausaha
Adversity quotient
Tinggi Sedang
Rendah Tinggi
12 15
2
Sedang 10
71 13
Rendah 4
17 11
Matriks diatas menunjukkan bahwa hubungan variabel yang memiliki presentase terbesar terlihat pada level kepuasan berwirausaha yang sedang dengan
tingkat adversity quotient yang sedang pula yaitu sebanyak 71 orang.
D. Pembahasan