Identifikasi Variabel Metode Analisis Data

33

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan unsur penting dalam sebuah penelitian ilmiah sehingga metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah hasil penelitian tersebut dapat dipertanggung jawabkan Hadi, 2000. Pada penelitian ini mengenai hubungan Adversity Quotient terhadap kepuasan berwirausaha pada wanita yang akan menggunakan metode penelitian korelasional.

A. Identifikasi Variabel

Untuk dapat menguji hipotesa penelitian terlebih dahulu diidentifikasi variabel-variabel penelitian. Dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian yang digunakan terdiri dari : Variabel tergantung VT : Kepuasan Berwirausaha Variabel bebas VB : Adversity Quotient

B. Definisi Operasional Va riabel

a. Kepuasan Berwirausaha

Kepuasan berwirausaha adalah tingkat dimana wirausaha menyukai kegiatan berwirausaha, yang ditinjau dari tiga aspek kepuasan yaitu income yang diterima, psychological well being yang dirasakan ,dan leisure time yang dimiliki. Universitas Sumatera Utara Kepuasan berwirausaha diukur dengan skala kepuasan berwirausaha yang dikemukakan oleh Longenecker 2001, yang meliputi 3 aspek yaitu : yaitu income, psychological well being,dan leisure time. Skor total pada skala kepuasan berwirausaha merupakan petunjuk bagi tinggi rendahnya kepuasan berwirausaha pada wanita. Semakin tinggi skor yang dicapai maka semakin tinggi pula kepuasaan dalam berwirausaha pada wanita. Semakin rendah skor yang dicapai maka semakin rendah pula kepuasaan dalam berwirausaha pada wanita.

b. Adversity Quotient

Adversity Quotient adalah suatu kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi suatu peluang keberhasilan dalam mencapai tujuan, melalui kemampuan berpikir, mengelola dan mengarahkan tindakan. Adversity Quotient diukur dengan skala Adversity Quotient yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi AQ menurut Stoltz 2003, yang meliputi 4 dimensi Adversity Quotient yaitu : Control, Owenership, Reach, dan Endurance. Skor total pada skala Adversity Quotient merupakan petunjuk bagi tinggi rendahnya Adversity Quotient pada wirausaha wanita. Semakin tinggi skor yang dicapai maka semakin tinggi pula Adversity Quotient pada wirausaha wanita. Semakin rendah skor yang dicapai maka semakin rendah pula Adversity Quotient pada wirausaha wanita. Universitas Sumatera Utara

C. Subjek Penelitian Dan Teknik Sampling

1. Subjek Penelitian

Dalam suatu penelitian, masalah populasi dan sampel yang dipakai merupakan satu faktor penting yang harus diperhatikan Hadi, 2000. Populasi adalah semua individu, untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu akan digeneralisasikan Hadi, 2000. Dari populasi yang ditentukan akan diambil wakil dari populasi yang disebut sampel penelitian. Sampel harus dapat mewakili ciri-ciri populasinya. Sampel adalah sebagian dari populasi yang dikenakan dalam penelitian Hadi, 2000. Karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah wirausaha wanita di kota Medan. Karakteristik atau ciri sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: a Wirausaha wanita yang menggeluti bisnis kuliner. b Berwirausaha minimal 1 tahun c Wirausaha dalam kategori mikro dan kecil

2. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability besarnya peluang anggota populasi untuk terpilih sebagai sampel tidak diketahui yaitu dengan teknik purposive sampling karena pemilihan sekolompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya Hadi, 2000. Universitas Sumatera Utara

1. Jumlah Sampel Penelitian

Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 155 orang wirausaha wanita yang sedang menggeluti bisnis kuliner. Menurut Azwar 2003, secara tradisional statistika menganggap jumlah sampel yang lebih dari 60 enam puluh orang dikatakan sudah cukup banyak.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan sepanjang pinggir jalan Kota Medan.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk data yang akan diambil dan diukur Hadi, 2000. Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode self report dan skala.

a. Metode self report

Metode ini digunakan untuk memperoleh data identitas diri yaitu mengenai nama, usia, jumlah pendapatan per bulan, jenis usaha, status pernikahan, suku dan lama berwirausaha serta lembar pernyataan kesedian mengisi skala. Dalam hal ini subjek diminta untuk menuliskannya pada kolom yang telah disediakan pada skala penelitian.

b. Metode Skala

Skala adalah suatu prosedur pengambilan data yang merupakan suatu alat ukur aspek afektif yang merupakan konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu Azwar, 2012. Skala psikologi ini Universitas Sumatera Utara berupa pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak di ukur Azwar, 2012. Skala yang digunakan adalah skala psikologi yang berbentuk skala likert dengan beberapa pilihan, yaitu dengan cara menyebarkan skala yang berisi daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga subjek penelitian dapat mengisi dengan mudah Azwar, 2012. Ada dua buah skala yang digunakan yaitu skala adversity quotient dan skala kepuasan berwirausaha. 1 Skala Kepuasan Berwirausaha Skala disusun mengacu pada aspek kepuasan berwirausaha yang dikemukakan oleh Longenecker 2001 yaitu income yang diterima, psychological well being yang dirasakan dan leisure time yang dimiliki. Skala yang digunakan adalah Skala model likert dengan 5 lima buah alternatif jawaban, yaitu: Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Netral N, Tidak Sesuai TS dan Sangat Tidak Sesuai STS. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan mendukung favorable dan tidak mendukung unfavorable . Nilai setiap pilihan bergerak dari 1 sampai 5. Bobot penilaian untuk pernyataan mendukung yaitu SS= 5, S= 4, N=3, TS=2 dan STS=1. sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan tidak mendukung yaitu SS=1, S=2, N=3, TS= 4 dan STS= 5. Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Blueprint skala kepuasan berwirausaha sebelum uji coba Variabel Aspek Indikator Aitem Jumlah Fav Unfav Kepuasan Bewirausaha Income - Senang akan penghasilan yang dicapai. - Penghasilan memotivasi dalam berwirausaha. - Penghasilan memberikan hasil yang sesuai terhadap pengeluaran. 1,2,7, 8,9 16,17, 22,23, 24 10 33,3 Psychological well being - Menyenangi dalam kegiatan berwirausaha. - Semangat dalam berwirausaha. - Dukungan sosial dalam berwirausaha. 3,4,10 ,11,12 18,19, 25,26, 27 10 33,3 Leisure time - Mempunyai waktu kerja flexibel. - Tidak ada keterikatan waktu. - Menikmati kebebasan terhadap waktu bekerja dan istirahat. 5,6,13 ,14,15 20,21, 28,29, 30 10 33,3 Total 30 100 Universitas Sumatera Utara 2 Skala Adversity Quotient Skala disusun mengacu pada dimensi Adversity Quotient yang dikemukakan oleh Stolz 2003 yaitu CORE, Control, Ownership, Reach, Endurance.

1. Control, menunjukkan kendali dan respon individu terhadap kesulitan Stolz,

2003. Individu dengan skor control yang tinggi memiliki tingkat kendali yang kuat atas peristiwa buruk dan sangat bermanfaat untuk kinerja, produktifitas dan kesehatan individu dalam jangka panjang. Semakin tinggi skor control, semakin besar kemungkinannya bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan tetap teguh untuk mencari penyelesaian. Individu dengan skor control yang sedang memiliki respon terhadap peristiwa buruk sebagai sesuatu yang sekurang-kurangnya berat dalam kendalinya, tergantung pada besarnya peristiwa itu, tetapi individu sulit mempertahankan kemampuan memegang kendali bila dihadapkan pada tantangan yang lebih berat. Individu yang memiliki skor control rendah merasa bahwa peristiwa buruk berada di luar kendalinya. Individu sering merasa tidak berdaya dalam menghadapi kesulitan.

2. Owenership, menunjukkan cara individu mau mengandalkan diri sendiri

untuk memperbaiki situasi yang dihadapi, tanpa memperdulikan penyebabnya Stolz, 2003. Universitas Sumatera Utara Individu dengan skor ownership yang tinggi akan mengakui akibat dari suatu perbuatan, apapun penyebabnya dan bertanggung jawab untuk memperbaikinya. Individu dengan skor owenership yang sedang, Individu kadang menganggap dirinya bertanggung jawa atas akibat yang timbul dari suatu kesulitan, tetapi individu tersebut membatasi tanggung jawabnya pada hal-hal yang dianggapnya merekalah yang menjadi penyebab langsung. Individu dengan skor ownership yang rendah tidak mengakui akibat- akibat dari perbuatan, apapun penyebabnya. Dalam hal ini, individu akan menolak mengakui dengan menghidar diri dari tanggung jawab untuk mengatasi masalah tersebut.

3. Reach, menunjukkan sejauh mana orang membiarkan suatu kesulitan

menjalarmasuk ke dalam sisi-sisi kehidupan yang lain Stolz, 2003. Individu yang memiliki skor reach yang tinggi, semakin besar kemungkinan Individu merespon kesulitan sebagai sesuatu yang spesifik dan terbatas. Individu yang memilki skor reach yang sedang akan merespon peristiwa yang memandang kesulitan sebagai sesuatu yang spesifik. namun kadang-kadang individu akan membiarkan peristiwa-peristiwa yang tidak perlu masuk ke dalam wilayah lain dalam kehidupan. Individu dengan reach yang rendah pada umumnya akan merespon kesulitan sebagai sesuatu yang memasuki wilayah lain kehidupannya dan Universitas Sumatera Utara menganggap peristiwa yang baik sebagai sesuatu yang kebetulan dan terbatas jangkauannya. 4. Endurance daya tahan, menunjukkan daya tahan seseorang dalam menghadapi kesulitan yang ada Stolz 2003. Individu dengan skor endurance yang tinggi, besar kemungkinan akan memandang kesuksesan itu sebagai sesuatu yang berlangsung lama, bahkan permanen. Serta menganggap kesulitan sebagai sesuatu yang bersifat sementara, cepat berlalu dan kecil kemungkinan untuk berulang. Individu yang memiliki skor endurance yang sedang, akan memberi respon terhadap peristiwa yang buruk dan penyebabnya sebagai sesuatu yang berlangsung lama. Kadang-kadang akan membuat individu menunda mengambil tindakan yang konstruktif. Individu dengan skor endurance yang rendah akan memandang kesulitan dan penyebabnya sebagai peristiwa yang berlangsung lama dan menganggap peristiwa positif sebagai sesuatu yang bersifat sementara. Masing-masing dimensi diatas dinyatakan dengan skala adversity quotient. Skala ini terdiri dari 25 aitem yang disusun berdasarkan dimensi AQ dari Stolz 2003 yaitu control, ownership, reach dan endurance. Skala terdiri dari 7 peristiwa. Model skala yang digunakan adalah penskalaan model semantic differential. Responden tidak diminta untuk memberikan respon setuju atau tidak setuju, akan tetapi diminta untuk langsung memberikan bobot penilaian mereka terhadap suatu stimulus pada setiap kontinum dalam skala. Kontinum dalam skala Universitas Sumatera Utara ini dibagi atas 5 bagian yang diberi angka 1 sampai dengan 5, mulai dari kutub favorabel sampai dengan kutub tak favorabel. Tabel. 2 Blue print Skala Adversity Quotient Sebelum Uji coba Variabel Dimensi Aitem Jumlah Adversity Quotient. Control 1,4,8, 12, 16, 22 6 24 Owenership 5,9, 13, 17, 20, 23 6 24 Reach 2,6, 10, 14, 18, 24 6 24 Endurance 3,7, 11, 15, 19, 21, 25 7 28 Total 25 100

D. Uji Coba Alat ukur

Salah satu masalah utama dalam kegiatan penelitian sosial khususnya Psikologi adalah cara memperoleh data yang akurat dan objektif. Hal ini menjadi sangat penting, artinya kesimpulan penelitian hanya akan dapat dipercaya apabila didasarkan pada info yang juga dapat dipercaya Azwar, 2003. Dengan memperhatikan kondisi ini, tampak bahwa alat pengumpulan data memiliki peranan penting. Baik atau tidaknya suatu alat pengumpulan data dalam mengungkap kondisi yang ingin diukur tergantung pada validitas dan reliabilitas alat ukur yang akan digunakan.

1. Validitas Alat Ukur

Menurut Azwar 2012 validitas diperlukan untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat dengan tujuan ukurnya. Suatu alat ukur dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau data yang dihasilkan relevan dengan tujuan Universitas Sumatera Utara pengukurannya. Suatu alat ukur yang tinggi validitasnya akan menghasilkan eror pengukuran yang kecil, artinya skor setiap subjek yang diperoleh alat ukur tersebut tidak jauh berbeda dari skor sesungguhnya. Adapun dalam penelitian ini, konsep validitas yang hendak dicapai oleh alat ukur adalah validitas isi. Dalam menegakkan validitas isi, peneliti berkonsultasi dengan pembimbing yang ahli dibidang adversity quotient dan Kepuasan Berwirausaha professional judgement dalam proses telaah aitem sehingga aitem – aitem yang telah dikembangkan memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur Suryabrata, 2000. Uji content validity dalam penelitian ini menggunakan koefesien validitas isi Aiken’s V. Formula Aiken’s V didasarkan pada peniliaian panel ahli sebanyak 3 orang pada aitem-aitem adversity quotient dan aitem-aitem kepuasan berwirausaha mengenai sejauh mana aitem tersebut memiliki konstrak yang diukur Azwar, 2012. Penilaian Formula Aiken’s V dilakukan dengan cara panel ahli memberikan angka antara 1 yaitu sangat tidak mewakili atau sangat tidak relevan sampai dengan 5 yaitu sangat mewakili atau sangat relevan. Untuk mendapatkan nilai V, rentang V yang mungkin diperoleh adalah antara 0 sampai dengan 1,00 Azwar, 2012. Maka nilai V dapat dihitung dengan rumus: V= ∑ s [nc-1] Bila : 1 = Angka penilaian validitas terendah c = Angka peniliaian validitas tertinggi dalam hal ini 5 n = Angka yang diberikan oleh seorang penilai s = jumlah angka yang di berikan penilai Universitas Sumatera Utara Selain itu peneliti juga berupaya untuk memperkuat validitas tampang face validity alat ukur seperti format tampilan tes. Apabila penampilan tes telah meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkap atribut yang hendak diukur maka dapat dikatakan bahwa validitas tampang telah terpenuhi Azwar, 2009.

2. Reliabilitas alat ukur

Reliabilitas mengacu pada keterpercayaan atau konsistensi alat ukur, yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran Azwar, 2012. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas rxx yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya Azwar, 2012. Teknik estimasi reliabilitas yang digunakan untuk skala kepuasan berwirausaha dan Adversity Quotient adalah koefisien alpha cronbach dengan bantuan SPSS versi 19.0 for windows.

3. Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi aitem merupakan pola indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi aitem - total. Universitas Sumatera Utara Prinsip kerja yang dijadikan dasar untuk melakukan seleksi aitem dalam hal ini, adalah memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur skala sebagaimana dikehendaki oleh peneliti Azwar, 2012. Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan ≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30, daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga Teknik statistika yang digunakan adalah koefisiensi Product Moment oleh Pearson Formulasi koefisien korelasi Product Moment dari Pearson digunakan 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah Azwar, 2003. Teknik statistika yang digunakan adalah koefisiensi Product Moment oleh Pearson. Formulasi koefisien korelasi Product Moment dari Pearson digunakan bagi tes- tes yang setiap aitemnya diberi skor kontinu. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya. Bila koefisien korelasi rendah mendekati angka nol berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya tidak baik Azwar, 2012. Pengujian daya beda aitem pada skala ini Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS Statistical Package For the Social Science versi 19.0 for Windows.

4. Hasil Uji Coba Alat Ukur

a. Hasil Uji Coba Alat Ukur Kepuasan Berwirausaha

Uji coba skala kepuasan berwirausaha dilakukan terhadap 100 orang wirausaha yang berada di kota Medan. Adapun distribusi hasil dari uji coba skala Kepuasan berwirausaha ini akan dijelaskan pada tabel berikut ini : Tabel 3. Distribusi Aitem Hasil Uji Coba Skala Kepuasan Berwirausaha Variabel Aspek Indikator Aitem Jumlah Fav Unfav Kepuasan Bewirausaha Income - Senang akan penghasilan yang dicapai. - Penghasilan memotivasi dalam berwirausaha. - Penghasilan memberikan hasil yang sesuai terhadap pengeluaran. 1,2,7 ,8,9 16,17, 22,23, 24 10 33,3 Psychological well being - Menyenangi dalam kegiatan berwirausaha. - Semangat dalam berwirausaha. - Dukungan sosial dalam berwirausaha. 3,4,1 0,11, 12 18,19, 25,26, 27 10 33,3 Leisure time - Mempunyai waktu kerja flexibel. - Tidak ada keterikatan waktu. - Menikmati kebebasan terhadap waktu bekerja dan istirahat. 5,6,1 3,14, 15 20, 21, 28,29, 30 9 33,3 Nb : aitem yang tidak valid Total 29 100 Universitas Sumatera Utara Dari distribusi di atas diketahui setelah uji coba dari 30 aitem skala kepuasan berwirausaha dengan subjek 100 orang wirausaha terdapat 29 aitem yang dianggap memiliki angka reabilitas yang memadai untuk dapat digunakan dalam penelitian. Sebagai kriteria pemilihan aitem digunakan batasan ≥ 0,30 Azwar, 2012 dengan reliabilitas alpha α sebesar 0,932. Daya diskriminasi aitem-aitem yang valid bergerak dari 0,373 sampai 0,720, Sedangkan aitem yang tidak valid yaitu 0,286. Dalam hal ini aitem yang memiliki daya beda aitem dibawah 0,30 maka di anggap gugur. Aitem yang gugur adalah aitem no.21. Sehingga Skala penelitian yang digunakan dalam penelitian sebanyak 29 aitem. Pada skala ini dilakukan perubahan tata letak urutan nomor aitem-aitem. Hal ini dilakukan karena aitem yang gugur tidak diikutsertakan lagi dalam skala penelitian. Distribusi aitem-aitem yang akan digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4. Distribusi Skala Kepuasan Berwirausaha yang Digunakan dalam Penelitian Variabel Dimensi Aitem Jumlah Favorable Unfavorable Kepuasan Bewirausaha Income 1,2,7,8,9 16,17,21,22,23 10 33,33 Psychological well being 3,4,10,11,12 18,19,24,25,26 10 33,33 Leisure time 5,6,13,14,15 20,27,28,29 9 31,03 Total 29 100 Universitas Sumatera Utara

b. Uji Coba Alat Ukur Adversity Quotient

Uji coba skala kepuasan berwirausaha dilakukan terhadap 100 orang wirausaha yang berada di kota Medan. Adapun distribusi hasil dari uji coba skala Adversity Quotient ini akan dijelaskan pada tabel berikut ini : Tabel. 5 Distribusi Aitem Hasil Uji Coba Skala Adversity Quotient Variabel Dimensi Aitem Jumlah Adversity Quotient. Control 1,4,8, 12, 16, 22 6 24 Owenership 5,9, 13, 17, 20, 23 6 24 Reach 2,6, 10, 14, 18, 24 6 24 Endurance 3,7, 11, 15, 19, 21, 25 7 28 Total 25 100 Dari distribusi di atas diketahui setelah uji coba dari 25 aitem skala adversity quotient dengan subjek 100 orang wirausaha terdapat 25 aitem yang dianggap memiliki angka validitas yang memadai untuk dapat digunakan dalam penelitian. Dalam hal ini seluruh aitem dapat digunakan dalam penelitian. Sebagai kriteria pemilihan aitem digunakan batasa n ≥ 0,30 Azwar,2012 dengan reliabilitas alpha α sebesar 0,904. Daya diskriminasi aitem-aitem yang valid bergerak dari 0,324 sampai 0,646. Pada skala ini tidak dilakukan perubahan tata letak urutan nomor aitem- aitem. Hal ini dilakukan dikarenakan tidak ada aitem yang gugur. Sehingga distribusi aitem-aitem yang akan digunakan dalam penelitian dapat tetap sama dengan penomoran aitem sebelum uji coba. Universitas Sumatera Utara

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Persiapan

Dalam rangka pelaksanaan penelitian ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh peneliti, antara lain: a. Rancangan alat dan instrumen penelitian Pada tahap ini, peneliti membuat alat ukur yang berupa skala Adversity Quotient dan skala kepuasan berwirausaha oleh peneliti, berdasarkan pada aspek-aspek kepuasan berwirausaha yang dikemukakan oleh Longenecker, Carlos Wiliam, 2001 dan dimensi-dimensi dari Adversity Quotient yang dikemukankan oleh Stolz 2003, dengan bimbingan profesional judgement. Skala Adversity Quotient dan Kepuasan Berwirausaha dibuat dalam bentuk booklet ukuran kertas A4 yang terdiri petunjuk pengisian, 30 penyataan tentang kepuasan berwirausaha dan 25 pernyataan Adversity Quotient dan setiap pernyataan memiliki 5 alternatif jawaban yang tempatnya telah disediakan sehingga memudahkan subjek dalam memberikan jawaban. b. Uji coba alat ukur Sebelum menjadi alat ukur yang sebenarnya, skala tersebut diuji cobakan terlebih dahulu kepada sejumlah responden yaitu wirausaha yang berada di kota Medan. Total skala yang disebarkan berjumlah 107 skala. Akan tetapi skala yang kembali sebanyak 100 skala. Sampel pada penelitian ini adalah wirausaha di kota Medan khususnya usaha mikro, kecil dan menengah minimal selama satu tahun dan minimal selama 1 tahun. Pertama kali peneliti mencoba menyebarkan ke wirausaha Central Pasar, Universitas Sumatera Utara Pajak USU dan Pasar Rame. Pada saat peneliti mencoba mengambil data di daerah Pasar tersebut, ternyata peneliti mengalami kesulitan yaitu kebanyakan pengusaha di pasar terlalu sibuk dan menolak untuk mengisi skala sehingga menyulitkan peneliti untuk menyebarkan skala. Melihat hal tersebut peneliti merasa bahwa memberikan skala penelitian untuk daerah pasar terlalu sibuk dan ramai sehingga tidak memungkinkan untuk menyebarkan skala di daerah pasar. Kemudian peneliti mencoba menyebar skala ke wirausaha kuliner pedagang kaki lima dan teman-teman kampus yang memiliki usaha minimal satu tahun. Dalam penyebaran skala ke kuliner peneliti juga mengalami kesulitan yaitu ada beberapa wirausaha kuliner menolak dikarenakan tidak mengerti dalam pengerjaan skala penelitian yang dberikan, akan tetapi ada juga beberapa wirausaha yang kuliner bersedia untuk mengisi skala penelitian. Data untuk uji coba penelitian ini, peneliti berhasil mengumpulkan sebanyak 100 skala. Uji coba alat ukur ini dilakukan dari tanggal 13 maret 2013 sampai 1 april 2013. c. Revisi alat ukur Setelah peneliti melakukan uji coba alat ukur yang dilakukan pada 100 subjek, kemudian peneliti menguji validitas dan reliabilitas skala Adversity Quotient dan kepuasan berwirausaha melalui koefisien alpha cronbach dengan menggunakan SPSS version 19.0 for windows. Aitem-aitem yang valid kemudian disusun kembali dalam bentuk booklet untuk dijadikan alat ukur yang sebenarnya. Universitas Sumatera Utara

2. Tahap Pelaksanaan

- Setelah skala penelitian berhasil dalam uji validitas dan reliabilitas, maka aitem-aitem dalam skala tersebut disusun kembali. - Selanjutnya, aitem-aitem yang sudah berhasil penyaringan dan telah disusun dijadikan alat pengumpulan data pada sampel penelitian yang sesungguhnya. - Kemudian peneliti menyebar skala tersebut ke wirausaha wanita yang merupakan pedagang kuliner di kota Medan sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan. penelitian ini mulai dilaksanakan dari tanggal 4 April 2013 sampai dengan 22 April 2013, pengambilan data penelitian ini sebenarnya sebanyak 175 orang wirausaha wanita kuliner, ternyata 7 skala diantaranya tidak bisa dijadikan data penelitian karena samplenya tidak memenuhi karekteristik sampel penelitian yang sudah ditentukan, dan 5 skala diantaranya tidak sampai ke tangan peneliti. Sehingga data yang terkumpul sebanyak 163 orang wirausaha wanita. Ketika peneliti melakukan uji asumsi normalitas, peneliti membuang data sebanyak 8 orang dikarenakan nilainya yang ekstrim kanan dan kiri, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini yang sebenarnya adalah 155 orang

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah diperoleh hasil skor skala kepuasan berwirausaha dan skala Adversity Quotient maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan computer program SPSS 19.0 for windows. Universitas Sumatera Utara

F. Metode Analisis Data

Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara Adversity Quotient dengan kepuasan berwirausaha pada wanita, maka analisa data yang digunakan adalah Analisa pearson product moment, karena data yang diperoleh merupakan data interval. Sebelum dilakukan analisis korelasi product moment pearson terlebih dahulu akan diuji normalitas dan uji linearitas dengan menggunakan uji statistik. Alasan yang mendasari dipakaianya analisis statistik adalah karena statistik dapat menunjukkan kesimpulan generaliasasi penelitian. pertimbangan lain uang mendasari adalah a. Statistik bekerja dengan angka b. Statistik bersifat objektif dan c. Statistik bersifat universal Hadi, 2000. 1 Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah data yang dianalisis sudah terdistribusi sesuai dengan prinsip-prinsip distribusi normal agar dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari variabel bebas Adversity Quotient dan variabel tergantung Kepuasan Berwirausaha telah menyebar secara normal. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan shapiro wilk dengan metode lilliefors dengan bantuan program komputer SPSS versi 19.0 for windows. Kaidah normal yang digunakan adalah jika p 0,05 maka sebarannya dinyatakan normal dan sebaliknya jika p 0,05 maka sebarannya dinyatakan tidak Universitas Sumatera Utara normal Field, 2009. Uji normalitas juga akan menggunakan metode grafik P-P plot dengan bantuan program SPSS versi 19.0 for windows. 2 Uji Linearitas Uji linieritas hubungan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung serta untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Apabila penyimpangan tersebut tidak signifikan maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan linier. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah jika p 0,05 maka hubungannya antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan linier, sebaliknya jika p 0,05 berarti hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan tidak linier Field, 2009. Uji linieritas ini dilakukan dengan menggunakan analisis statistik test for linearity dengan bantuan program komputer SPSS versi 19.0 for windows. Universitas Sumatera Utara 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil dan interpretasi hasil sesuai dengan data yang diperoleh. pembahasan akan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, hasil utama dan pembahasan.

A. Gambaran Subjek Penelitian

Dari subjek penelitian dengan jumlah total sebanyak 155 orang wirausaha wanita kuliner di kota Medan, telah diperoleh gambaran pengusaha berdasarkan usia, jumlah pendapatan rata-rata perbulan, status pernikahan, suku, jenis usaha, dan lama berwirausaha.

A. 1. Gambaran subjek penelitian Berdasarkan Usia Pengusaha.

Berdasarkan usia pengusaha, maka penyebaran subjek penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel. 6 Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Pengusaha Usia Pengusaha Kategori Frekwensi Presentase 17-21 tahun Remaja akhir 12 orang 7,74 22-40 tahun Dewasa awal 90 orang 58, 1 41-60 tahun Dewasa paruh baya 51 orang 32,9 60 tahun keatas Masa tua 2 orang 1,2 Total 155 100 Universitas Sumatera Utara