2 Skala Adversity Quotient
Skala disusun mengacu pada dimensi Adversity Quotient yang dikemukakan oleh Stolz 2003 yaitu CORE, Control, Ownership, Reach,
Endurance.
1. Control, menunjukkan kendali dan respon individu terhadap kesulitan Stolz,
2003.
Individu dengan skor control yang tinggi memiliki tingkat kendali yang kuat atas peristiwa buruk dan sangat bermanfaat untuk kinerja, produktifitas dan
kesehatan individu dalam jangka panjang. Semakin tinggi skor control, semakin besar kemungkinannya bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan tetap teguh
untuk mencari penyelesaian. Individu dengan skor control yang sedang memiliki respon terhadap
peristiwa buruk sebagai sesuatu yang sekurang-kurangnya berat dalam kendalinya, tergantung pada besarnya peristiwa itu, tetapi individu sulit
mempertahankan kemampuan memegang kendali bila dihadapkan pada tantangan yang lebih berat.
Individu yang memiliki skor control rendah merasa bahwa peristiwa buruk berada di luar kendalinya. Individu sering merasa tidak berdaya dalam
menghadapi kesulitan.
2. Owenership, menunjukkan cara individu mau mengandalkan diri sendiri
untuk memperbaiki situasi yang dihadapi, tanpa memperdulikan penyebabnya Stolz, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Individu dengan skor ownership yang tinggi akan mengakui akibat dari suatu perbuatan, apapun penyebabnya dan bertanggung jawab untuk
memperbaikinya. Individu dengan skor owenership yang sedang, Individu kadang
menganggap dirinya bertanggung jawa atas akibat yang timbul dari suatu kesulitan, tetapi individu tersebut membatasi tanggung jawabnya pada hal-hal
yang dianggapnya merekalah yang menjadi penyebab langsung. Individu dengan skor ownership yang rendah tidak mengakui akibat-
akibat dari perbuatan, apapun penyebabnya. Dalam hal ini, individu akan menolak mengakui dengan menghidar diri dari tanggung jawab untuk mengatasi masalah
tersebut.
3. Reach, menunjukkan sejauh mana orang membiarkan suatu kesulitan
menjalarmasuk ke dalam sisi-sisi kehidupan yang lain Stolz, 2003. Individu yang memiliki skor reach yang tinggi, semakin besar
kemungkinan Individu merespon kesulitan sebagai sesuatu yang spesifik dan terbatas.
Individu yang memilki skor reach yang sedang akan merespon peristiwa yang memandang kesulitan sebagai sesuatu yang spesifik. namun kadang-kadang
individu akan membiarkan peristiwa-peristiwa yang tidak perlu masuk ke dalam wilayah lain dalam kehidupan.
Individu dengan reach yang rendah pada umumnya akan merespon kesulitan sebagai sesuatu yang memasuki wilayah lain kehidupannya dan
Universitas Sumatera Utara
menganggap peristiwa yang baik sebagai sesuatu yang kebetulan dan terbatas
jangkauannya. 4.
Endurance daya tahan, menunjukkan daya tahan seseorang dalam menghadapi kesulitan yang ada Stolz 2003.
Individu dengan skor endurance yang tinggi, besar kemungkinan akan memandang kesuksesan itu sebagai sesuatu yang berlangsung lama, bahkan
permanen. Serta menganggap kesulitan sebagai sesuatu yang bersifat sementara,
cepat berlalu dan kecil kemungkinan untuk berulang. Individu yang memiliki skor endurance yang sedang, akan memberi respon
terhadap peristiwa yang buruk dan penyebabnya sebagai sesuatu yang berlangsung lama. Kadang-kadang akan membuat individu menunda mengambil
tindakan yang konstruktif. Individu dengan skor endurance yang rendah akan memandang kesulitan dan
penyebabnya sebagai peristiwa yang berlangsung lama dan menganggap peristiwa positif sebagai sesuatu yang bersifat sementara.
Masing-masing dimensi diatas dinyatakan dengan skala adversity quotient. Skala
ini terdiri dari 25 aitem yang disusun berdasarkan dimensi AQ dari Stolz 2003 yaitu control, ownership, reach dan endurance. Skala terdiri dari 7
peristiwa. Model skala yang digunakan adalah penskalaan model semantic differential. Responden tidak diminta untuk memberikan respon setuju atau tidak
setuju, akan tetapi diminta untuk langsung memberikan bobot penilaian mereka terhadap suatu stimulus pada setiap kontinum dalam skala. Kontinum dalam skala
Universitas Sumatera Utara
ini dibagi atas 5 bagian yang diberi angka 1 sampai dengan 5, mulai dari kutub favorabel sampai dengan kutub tak favorabel.
Tabel. 2 Blue print Skala Adversity Quotient Sebelum Uji coba
Variabel Dimensi
Aitem Jumlah
Adversity Quotient.
Control 1,4,8, 12, 16, 22
6 24
Owenership 5,9, 13, 17, 20, 23
6 24
Reach 2,6, 10, 14, 18, 24
6 24
Endurance 3,7, 11, 15, 19, 21, 25
7 28
Total 25
100
D. Uji Coba Alat ukur
Salah satu masalah utama dalam kegiatan penelitian sosial khususnya Psikologi adalah cara memperoleh data yang akurat dan objektif. Hal ini menjadi
sangat penting, artinya kesimpulan penelitian hanya akan dapat dipercaya apabila didasarkan pada info yang juga dapat dipercaya Azwar, 2003. Dengan
memperhatikan kondisi ini, tampak bahwa alat pengumpulan data memiliki peranan penting. Baik atau tidaknya suatu alat pengumpulan data dalam
mengungkap kondisi yang ingin diukur tergantung pada validitas dan reliabilitas alat ukur yang akan digunakan.
1. Validitas Alat Ukur
Menurut Azwar 2012 validitas diperlukan untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat dengan tujuan ukurnya.
Suatu alat ukur dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau data yang dihasilkan relevan dengan tujuan
Universitas Sumatera Utara