Latar Belakang Budaya Usia Pasangan hidup

perusahaan sebagai tujuan awal mereka dan yang diharapkan Carree Verheul, 2011.

3. Karakteristik pribadi

Karakteristik merupakan ciri atau sifat yang berkemampuan untuk memperbaiki kualitas hidup, sedangkan karakteristik pribadi adalah ciri khas yang menunjukkan perbedaan seseorang tentang motivasi, inisiatif, kemampuan untuk tetap tegar menghadapi tugas sampai tuntas atau memecahkan masalah atau bagaimana menyesuaikan perubahan yang terkait erat dengan lingkungan yang mempengaruhi kinerja individu. Karakteristik pribadi dapat dipengaruhi oleh faktor sosial-demografi seperti :

a. Latar Belakang Budaya

Manusia tidak akan lepas dari lingkungan sekitarnya, sehingga secara tidak langsung tingkah laku mereka dibatasi oleh norma atau nilai budaya setempat. Oleh karena itu kewirausahaan bearsal dari berbagai jenis kebudayaan. Perbedaan budaya menimbulkan perbedaan nilai dan kepercayaan. Ada kebudayaan yang dikenal memiliki orientasi prestasi tinggi dan dapat memunculkan wirausaha yang berhasil. Ada budaya yang menganggap kewirausahaan sebagai suatu pekerjan yang positif, namun ada kebudayaan yang menganggapnya sebagai suatu pekerjaan yang merendahkan harga diri. Lambing Kuehl, 2000 ; Nasution, Noer Suef, 2001 Beberapa budaya di Indonesia memang mengagungkan profesi wirausaha sehingga banyak wirausaha tangguh yang berasal dari suku tersebut. Namun Universitas Sumatera Utara secara umum budaya masyarakat Indonesia masih mengagungkan profesi yang relatif “tanpa risiko” seperti menjadi pegawai negeri, ABRI atau bekerja di perusahaan besar Sunarso, 2010.

b. Usia

Kepribadian manusia bersifat dinamis, berkembang sesuai dengan bertambahnya usia. makin berumur seseorang diharapkan makin mampu bersifat toleran, mampu mengendalikan emosi dan sifat-sifat lain yang menunjukkan intelektual dan psikologis Carree Verheul, 2011.

c. Pasangan hidup

Pasangan hidup berguna untuk mengurangi stres yang didapat dari pekerjaan dengan berbagi masalah dan juga dapat membantu keuangan dari wirausaha itu sendiri. Clark, Oswald, dan Warr, 1996; Carree dan Verheul, 2011 menemukan bahwa pekerja yang menikah memiliki kepuasan kerja yang tinggi, terutama kepuasan pada pendapatan. Penelitian dari Blanchflower dan Oswald, 2007 menunjukkan bahwa adanya efek positif antara pernikahan dengan kebahagiaan pekerja, baik itu pekerja yang digaji maupun wirausaha. Selain itu, mereka juga mendapatkan efek negatif terdapat pada pekerja tanpa pasangan hidup seperti pada janda, orang yang bercerai, dan individu yang telah berpisah.

d. Gender