Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
53
L atihan
3.4
Setelah membaca cerita tersebut, kejadian apa yang diceritakan penulis? Sebelum menceritakan sesuatu, penulis biasanya mencatat pokok-
pokok kejadian yang akan dituangkan dalam tulisannya, misalnya, pada cerita “Bencana Itu Kembali Datang”, penulis menceritakan beberapa hal
pokok antara lain kenangan bencana yang dialami warga Sitobondo tahun 2002, bencana itu terulang kembali tahun 2008, dan nasihat untuk menjaga
lingkungan.
Amatilah lingkungan sekitarmu, boleh di sekolah maupun di masyarakat. Catatlah suatu kejadian yang terjadi di lingkungan
tersebut secara singkat dengan menuliskan pokok-pokoknya saja Lalu, ceritakan kejadian yang kamu saksikan atau dengar itu kepada
teman-temanmu di depan kelas
C. Membaca Esai tentang Kebudayaan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, kalian diharapkan dapat: 1.
menemukan pokok pikiran teks esai, 2.
merangkum isi esai, 3.
menanggapi isi esai berdasarkan kreativitas. Pernahkan kalian membaca teks esai? Tahukah kalian tentang
pengertian esai? Sebelum membaca contoh esai alangkah baiknya kita tahu pengertian esai terlebih dahulu. Esai merupakan karangan yang
mengupas masalah sosial, budaya, dan sastra. Permasalahan tersebut biasanya menarik, penting dan membutuhkan tanggapan berbagai pihak
untuk mencari solusi yang tepat.
Bagaimana menemukan pokok pikiran dalam teks esai ? Mudah, pokok pikiran teks esai dapat ditemukan dalam kalimat utama tiap paragraf
teks tersebut. Kalian tentu sudah dapat mengidentifikasi letak kalimat utama, bukan? Kalian harus lebih jeli
54
Bahasa Indonesia XI Program Bahasa
Bacalah teks esai di bawah ini dengan saksama Heart Line
Sejak sakit, selama perawatan sampai meninggal dan pemakamannya serta berbagai masalah sesudahnya, Pak Harto
selalu menjadi kepala berita, head line. Semua media, termasuk televisi, melakukan hal yang sama, termasuk dalam siaran tiba-tiba,
jeda berita, breaking news. Mantan Presiden Republik Indonesia adalah nama besar dalam perjalanan sejarah dan nama besar
merupakan unsur untuk menjadi berita besar. Tak mengeherankan jika masyarakat lebih tahu naik turun tekanan darah atau jumlah
HB dalam darah Pak Harto dibandingkan harga kedelai yang tidak naik turun.
Peran wartawan politik besar dan desk atau departemn politik memang disiapkan memberikan kepala berita. Mereka ini juga
dikenal sebagai “wartawan istana” karena mangkalnya di istana Negara, dengan fasilitas yang lebih. Hal ini saya sampaikan kepada
teman-teman wartawan budaya memang disiapkan untuk menuliskan kepala berita, tetapi juga berbeda dengan wartawan
ekonomi yang relatif lebih basah atau wartawan departemen, yaitu wartawan yang diberi tugas di suatu departemen atau institusi
Negara, yang disediakan ruangan dan atau bahkan bahan-bahan pers release
, siaran pers, menteri yang bisa langsung dimuat atau diucapkan dengan mengubah kata”dan lain-lain” manjadi”dan lain
sebagainya”. Wartawan budaya tak mempunyai tempat mangkal yang tetap
atau lengkap. Ia mendatangi sumber berita, kadang tidak dalam rangka memenuhi undangan. Cakupan wilayah luas dan tersebar.
Dari pentas panggung, ruang seminar, berbagai pameran sampai dengan acara televisi, film, dan peragaan busana. Mereka ini tak bisa
mengandalkan”God given the news” Tuhan yang memberi berita seperti, pesawat terbang jatuh, gunung meletus dan karenanya
mencari dan menciptakan sumber berita sendiri. Mengangkat keberadaan sebuah grup kesenian daerah misalnya, dengan
primadona dan primadon sebutan untuk yang lelaki yang mengisi kehidupannya menjadi penarik becak atau kehidupan guru honorer
di daerah yang tak jauh dari Jakarta, yang hanya menerima
Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
55
Rp100.000,00 sebulan dan tertunda-tunda pembayarannya. Atau kehidupan mereka yang terpaksa makan nasi aking, nasi kering,
nasi yang tanak dari sisa nasi yang dikeringkan dengan anaknya yang masih balita dan masih bisa bersyukur.
Saya menyebutkan wartawan budaya sebagai pewarta hati, heart line
untuk membedakan posisinya dengan pembuat head line. Mereka ini mewartawakan suasana, memberitakan hal yang bukan
hanya berdasarkan aktualitas masalah. Kerenanya berita tak menjadi basi, selama materinya mengenai kemanusiaan dan kehidupan
manusia.
Karena posisinya ini, wartawan budaya sebenarnya berada dalam arus yang sama dengan dinamika kebudayaan itu sendiri. Ia
menjadi bagian dari proses kreatif itu sendiri. Dan hanya dengan demikian ia mempunyai legitimasi penilaian atau opini dalam
tulisannya, selain menyajikan data dan fakta. Ia sadar apakah menuliskan Dhani ketika menciptakan lagu atau menyanyi atau
ketika Dhani bertengkar dengan istri atau saat mengomeli ayahnya yang poligami.
Kedekatan dengan sumber berita sekaligus memberikan jarak untuk tetap kritis, juga ketika berada dalam suasana industrialisasi
sekarang ini. Atau justru dalam suasana semacam itu. Karena tulisannya akan memberi warna, memberi inspirasi, memecahkan
persoalan, dan dalam bahasa tinggi, memberi makna akan peristiwa yang diportasekan.
Posisinya yang unik ini, untunglah, disadari oleh para pengelola media. Sekadar gambaran di pertengahan tahun 1970-an, ketika
media cetak masih sangat terbatas dan juga dibatasi, termasuk iklan hampir semua harian menyediakan halaman budaya, secara tetap
seminggu sekali, bersama dengan halaman untuk anak-anak.
Kini suasana sudah berubah. Halaman untuk media cetak berlimpah. Dari edisi pagi atau sore, tanpa mengenal hari libur atau
juga televisi yang bersiaran 24 sehari. Tapi pendekatan budaya, penyajian hati berita, masih diperlukan di samping kepala berita.
Karena kita memang tidak hidup dengan kepala saja, melainkan juga dengan hati.
Sumber: Seputar Indonesia, 17 Februari 2008
56
Bahasa Indonesia XI Program Bahasa
L atihan
3.5
1. Bacalah sekali lagi teks esai “ Heart Line”lalu temukan pokok
pikiran tiap paragraf teks tersebut: Contoh:
Pokok pikiran paragraf pertama adalah berita Pak Harto menjadi kepala berita di semua media.
2. Berdasarkan pokok pikiran tiap paragraf yang telah kalian
temukan, tentukan pokok pikiran teks secara umum 3.
Buatlah rangkuman dengan kalimat efektif teks esai tersebut 4.
Berilah tanggapan isi esai tersebut sesuai kreativitasmu menggunakan bahasamu sendiri Tanggapan bisa berupa saran,
kritik, sanggahan, penolakan, maupun pendapat
5. Suntinglah penggunaan bahasa dalam teks esai tersebut
Gunakan pedoman kaidah bahasa yang baik dan benar Diskusikan dengan kelompokmu
D. Menulis Paragraf Deskriptif