Berwawancara Berinteraksi dalam Lingkungan Sosial 213

Kehidupan Ekonomi Kita 7

B. Berwawancara

Setelah mengikuti pembelajaran ini, kalian diharapkan dapat: 1. membuat daftar pertanyaan, 2. melakukan wawancara dengan narasumber. Wawancara adalah proses dialog antara pencari informasi dengan pemberi informasi informan. Agar wawancara berjalan lancar, kalian harus melakukan persiapan sebagai berikut : 1. Menyiapkan topik informasi yang akan ditanyakan dan menentukan tokoh yang akan diwawancarai. 2. Membuat daftar pertanyaan yang berkaitan dengan topik yang dimaksud. 3. Memilih pertanyaan yang sesuai. 4. Berlatih mengucapkan pertanyaan yang telah disiapkan dengan lafal dan intonasi yang tepat. 5. Lakukan kegiatan wawancara dengan baik dan sopan. 6. Membuat laporan hasil wawancara. Pewawancara pemula biasanya merasa bingung hal-hal apa saja yang dapat ditanyakan pada narasumber. Agar wawancara tidak terkesan kaku, perhatikan hal-hal yang dapat kalian tanyakan dalam wawancara berikut. 1. Pengalaman dan perbuatan narasumber, yaitu hal apa yang telah dikerjakan atau yang lazim dikerjakannya. 2. Pendapat, pandangan, tanggapan, tafsiran, atau pikiran narasumber tentang sesuatu. 3. Perasaan, respon emosional, yaitu apakah ia merasa cemas, takut, senang, gembira, jengkel dan sebagainya tentang sesuatu. 4. Pengetahuan, fakta-fakta, dan apa yang narasumber ketahui tentang sesuatu. 5. Latar belakang pendidikan, pekerjaan, daerah asal, tempat tinggal, keluarga, dan sebagainya. 8 Bahasa Indonesia XI Program Bahasa Sebelum praktik berwawancara, terlebih dahulu bacalah contoh wawancara berikut ini Wawancara dilakukan oleh wartawan Kompas W dengan Dynand Fariz DF perintis Jember Fashion Carnaval JFC. W : Maaf, Bang Fariz, kami ingin tahu tentang diri Anda dan latar belakang keluarga Anda. Bisakan Anda menceritakannya? DF : Iya tentu saja. Nama lengkap saya Dynand Fariz. Saya lahir di Desa Garakan, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur tanggal 23 Mei 1963. Saya anak kedelapan dari 11 bersaudara. Ayah saya seorang pegawai Dinas Peternakan Kabupaten Jember dan ibu saya berwiraswasta dengan membuat kue. Saya sering membantu ayah saya yang punya usaha jahit pakaian laki-laki. Sehingga, saya pun menjadi tertarik di bidang mode sejak kecil. Ya, sampai sekarang ini, mas. W : Setelah lulus kuliah, mengapa Anda memutuskan berkarir di bidang mode? DF : Saya memilih mode karena pertimbangan kesempatan kerja. Ketika itu belum banyak yang masuk di dunia mode. W : Sampai saat ini, bagaimana perjalanan karir Anda? DF : Sejak tahun 1988 sampai sekarang, saya mengajar di Universitas Negeri Surabaya, di Esmod Jakarta. Tahun 2002 hingga sekarang, saya menjabat sebagai Presiden Jember Fashion Carnaval dan Jember Fashion Carnaval Council. W : Bung Fariz, Anda terkenal dengan JFC yang dirintis sejak tahun 2000, sebenarnya apa cita-cita Anda dengan mendirikan JFC ini? DF : Saya ingin Indonesia punya karnaval mode dan Jember menjadi kota karnaval dunia. W : Lantas, dari mana JFC memperoleh dana kegiatan? DF : Tentang dana, JFC menekankan pada penggunaan bahan daur ulang, jadi praktis tidak perlu biaya. Kalau pun ada pendapatan, diperoleh dari Ashoka karena saya fellow di sana, itu saya gunakan untuk kegiatan JFC. W : Bung Fariz, bisa dikatakan Anda tidak mendapat keuntungan material, lantas apa yang mendorong Anda tetap eksis di JFC? DF : Hidup hanya satu kali Mas. Saya ingin berkarya untuk dunia yang dapat dikenang dan orang-orang di belakang saya bisa maju. Tidak penting ada atau tidak nama saya di belakang Kehidupan Ekonomi Kita 9 L atihan 1.3 JFC, yang penting JFC dikenal dunia dan masuk dalam kalender acara dunia. W : Wah, wah….luar biasa, cita-cita orang kota kecil yang ingin mendunia, bukan begitu Bung Fariz? DF : Ya, ya…tetapi saya yakin siapapun bisa asal bekerja sungguh- sungguh. Saya tiap hari berdoa pada Tuhan minta diberi kesempatan agar berguna untuk orang lain dan JFC menjadi besar. W : Baik, terima kasih Bung Fariz semoga cita-cita Anda yang mulia tersebut dikabulkan oleh Tuhan, amin. Sumber: Kompas, 6 Januari 2008 dengan pengubahan Setelah membaca teks wawancara di atas, tentunya kalian telah memahami bagaimana membuat daftar pertanyaan, bukan? Lakukanlah wawancara dengan seorang pakar ekonomi atau orang- orang yang bekerja di bidang ekonomi wiraswasta, pedagang, pegawai bank, dsb. Sebelumnya, buatlah daftar pertanyaan mengenai hal-hal atau informasi yang ingin kalian ketahui dari orang tersebut. Setelah wawancara selesai, buatlah laporan hasil wawancara dengan format sebagai berikut. Laporan Hasil Wawancara Nama narasumber : Pekerjaan : Hari, tanggal wawancara : Tempat wawancara : Hal-hal yang ditanyakan : Rangkuman : Bandung, Februari 2008 Pelapor, Nama Pelapor 10 Bahasa Indonesia XI Program Bahasa

C. Membaca Intensif Teks