Mantra Pantun Syair Gurindam Soneta Balada Puisi Bebas

160 Bahasa Indonesia XI Program Bahasa diungkapkan, maka itu disebut imaji penglihatan. Kalau pembaca seolah-olah mendengarkan objek yang diungkapkan, maka itu disebut imaji pendengaran. Begitulah selanjutnya, sesuai pancaindra yang dirangsangnya.

3. Klasifikasi Berdasarkan Ciri Formal

Karya sastra terdiri dari dua jenis sastra genre, yaitu prosa dan puisi. Biasanya prosa disebut sebagai karangan bebas, sedangkan puisi disebut karangan terikat. Prosa itu karangan bebas berarti bahwa prosa tidak terikat oleh aturan-aturan ketat.

a. Puisi Bebas

Sebab Dikau Aku boneka engkau boneka Penghibur dalang mengatur tembang Di layar kembang bertukar pandang Hanya selagu, sepanjang dendang. Karya: Amir Hamzah

b. Puisi Terikat

Rakyat Rakyat ialah kita Beragam suara di langit tanah tercinta Suara bangsi di rumah berjenjang di tangga Suara kecapi di pegunungan jelita Suara bonang mengambang di pandapa Suara kecak hidup di muka pura Suara tifa di hutan kebun pola Rakyat ialah suara beraneka Karya: Hartojo Andangdjaja

4. Jenis-jenis Puisi

a. Mantra

Perkataan atau percakapan yang memiliki kekuatan gaib, misalnya dapat menyembuhkan, mendatangkan celaka, dan sebagainya. Peristiwa yang Mengesankan 161 L atihan 7.7

b. Pantun

Bentuk puisi Indonesia atau Melayu, tiap bait biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak a-ba-b, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan atau sampiran saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi. Contoh: Jenderal Majilis mati di Bali Berkubur di tanah lapang Apa diharap pada kami Emas tidak, bangsa pun kurang

c. Syair

Puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik atau baris yang berakhir dengan bunyi yang sama.

d. Gurindam

Sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat. Contoh: Baik-baik memilih kawan Salah salah bisa jadi lawan

e. Soneta

Sajak yang terdiri atas empat bait dua bait pertama masing- masing terdiri atas empat baris, dua bait terakhir masing-masing terdiri atas tiga baris, sajak 14 baris yang merupakan satu pikiran atau perasaan yang bulat.

f. Balada

Sajak sederhana yang mengisahkan cerita rakyat yang mengharukan, kadang-kadang dinyanyikan atau berupa dialog.

g. Puisi Bebas

Puisi yang tidak terikat pada aturan-aturan yang ketat. Setelah kalian menghayati dan membaca beberapa contoh puisi tersebut, diskusikan pertanyaan berikut 1. Bagaimana gaya bahasa puisi bebas dan puisi terikat ? 2. Bagaimana dengan tata bahasanya? 162 Bahasa Indonesia XI Program Bahasa R efleksi R angkuman 3. Buatlah sebuah contoh pantun 4. Buatlah sebuah contoh mantra 5. Diskusikan dengan temanmu mengenai hubungan antar komponen puisi dalam puisi karya Amir Hamzah 1. Menyaksikan pementasan drama tidak sekedar menyaksikan tetapi juga menilai kualitas pementasan tersebut dengan menganalisis kesesuaian penokohan, dialog, dan latar. 2. Berdiskusi merupakan aplikasi keterampilan berbicara. Sebelum berdiskusi, pahami dulu tata cara diskusi. Mendiskusikan isi novel berarti mendiskusikan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel. 3. Novel mengandung nilai-nilai yang pantas diteladani pembaca. Nilai-nilai tersebut meliputi nilai moral, nilai sosial, nilai agama religi, nilai pendidikan, nilai etika, nilai estetika, dan nilai budaya. 4. Yang perlu diperhatikan dalam menulis puisi adalah isi, pemilihan kata, irama dan rima. Tahap menulis puisi meliputi pengindraan, perenungan, dan pengendapan. 5. Salah satu kegiatan apresiasi adalah menganalisis puisi berdasarkan bentuk puisi bait, larik, rima, irama dan isi puisi Puisi dapat menjadi sarana untuk introspeksi diri. Memahami puisi artinya kita mampu mengapresiasi. Menulis puisi berarti menuangkan segala perasaan sedih, senang, kecewa, marah, dsb dalam bentuk kata-kata. Membaca dan menulis puisi dapat mengasah kepekaan jiwa manusia. Peristiwa yang Mengesankan 163 1. Bacalah puisi berikut ini dengan lafal dan intonasi yang tepat Lahir Karya: Taufik Ikram Jamil terlahir kembali engkau bersama sujud berbalut syukur ketuban yang memecahkan dirinya sendiri meraup doa-doa di puncak isya lewat malam berwarna putih kau perlihatkan dua matamu meriah kedua kaki dan tanganmu seketika memanjang lalu pada hidungmu julang mencacak kau simpan bau mawar dari tangan rummi hingga aku tiba-tiba saja ingin mendengar perjanjian waktu dari telingamu bundar bangkitlah wahai tubuh yang terpilih tataplah aku yang membentang perih kemudian kepadamu kuserahkan dalih antara pagi dan petang yang tak beralih juga di antara senja yang memungut subuh di jantungmu semuanya bisa tersisih sesungguhnya engkau bukanlah diriku yang aku tak bisa menerima dan memberi tapi aku juga bukan dirimu yang kepadaku engkau tak bisa berperi cuma mungkin kita sama-sama terkepung dalam haru biru yang menggarang hingga setiap kali kita mengenang kita akan teringat pada timpang haram sekali tak jadi peluang Sumber: Republika, 27 Maret 2005 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 Uji Kompetensi 164 Bahasa Indonesia XI Program Bahasa 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini berdasarkan puisi pada no.1 a. Bagaimanakah penggunaan diksi dan gaya bahasa puisi tersebut? b. Apakah tema dan amanat yang terkandung di dalamnya? 3. Kokok ayam di belakang rumah keras dan lantang memecah dini hari. Sinar matahari yang masih lemah telah mulai mencoba menyelendup masuk di antara celah-celah dinding bambu yang telah tua, hampir-hampir hitam warnanya dilecut hujan dan sinar matahari terik berganti-ganti. Jendela yang goyah dan miring terbuka sedikit ditiup angin keras malamnya, dan dari celah jendela yang terbuka kelihatan pohon jambu yang sedang berbunga di luar. Sumber: Novel Senja di Jakarta, karya Mochtar Lubis Jelaskan latar yang tampak pada penggalan novel di atas 4. Ketika Datuk Maringgih melihat Siti Nurbaya duduk bersanding dengan Samsul Bahri di taman, ia tak dapat menahan amarahnya. Dengan muka berang, disemburnya Samsul Bahri. Perkelahian pun tak dapat dihindarkan. Siti Nurbaya hanya bisa menangis sambil menjerit-jerit. Orang-orang kampung datang untuk melerai. Sumber: Novel Siti Nurbaya, Marah Rusli Konflik apa yang terjadi pada penggalan novel di atas? 5. Asam kandis asam gelugur Ketiganya asam seriang-riang Menangis mayat di dalam kubur Teringat badan tidak sembahyang a. Dilihat dari isinya, pantun di atas termasuk jenis apa? b. Bagaimana rima pantun di atas? Buatlah sebuah pantun dengan rima tersebut Menegakkan Keadilan 165 Keadilan 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567 Bab 8 Menegakkan Keadilan Untuk mempermudah mengingat bab ini, perhatikanlah kata kunci berikut A. Pementasan Drama B. Dialog Drama C. Hikayat D. Novel E. Genre Sastra Untuk mempermudah kalian mempelajari dan memahami materi dalam bab ini, pahamilah peta konsep berikut Menegakkan Keadilan dibahas Memahami Drama Berbicara Membawakan Dialog Drama Hikayat dan Novel Mengungkapkan Pengalaman Komponen Kesastraan fokus Pementasan Drama materi Menganalisis Unsur Intrinsik Mengekspresikan Karakter Tokoh fokus Dialog Drama materi Membandingkan keduanya fokus Hikayat dan Novel materi Drama Genre Sastra Indonesia materi materi Rangkuman dan Refleksi Menulis Drama Pendek fokus Menganalisis Genre Sastra fokus pembahasan diperoleh 166 Bahasa Indonesia XI Program Bahasa

A. Menonton dan Menanggapi Pementasan Drama

Setelah mengikuti pembelajaran ini, kalian diharapkan dapat: 1. mengidentifikasi unsur intrinsik drama yang ditonton, 2. menentukan tokoh dan perannya, 3. menentukan konflik dengan menunjukkan data yang mendukung, 4. menentukan latar dan peran latar, 5. menentukan tema dengan alasan, 6. menentukan pesan dengan data yang mendukung, dan 7. mengaitkan isi drama dengan kehidupan sehari-hari. Saat menonton pementasan drama, kalian harus memperhatikan percakapan dan gerak-gerik pelaku atau tokoh sehingga diharapkan dapat memahami penokohan, konflik, latar, tema, dan pesan yang terkandung dalam drama tersebut.

1. Perhatikan naskah drama berikut ini

Sebuah meja dan sebuah kursi. Hakim duduk di kursi sambil menyelonjorkan kakinya. Di atas meja ada banyak sekali buku-buku yang dapat disusun dalam tumpukan yang tinggi. Malam hari. Lonceng berdentang sekitar lima puluh kali. Mula-mula hanya tempat hakim yang terang. Tak lama kemudian setelah lonceng berhenti, lampu terang ditempat pelayan. Kelihatan pelayan membawa banyak sekali koran dan surut-surat. Ia membaca untuk hakim. Pelayan : Tajuk Sinar Sore penuh kecaman. membaca Keadilan sangat supel dan luwes. Ia membengkok seperti lengkungan arit. Ia menggeliat seperti ular. Ia berakrobat seperti gadis-gadis plastik. Hakim : Ia diintai Pelayan : Kompas di dalam pojoknya berkata: Keadilan bersenjata, kebijaksanaan memihak, konsepsi tua yang terhomat, hakim kikuk, itulah ciri pengadilan kini. Hakim : Konsepsi tua yang runtuh.