Membuat Resensi Pementasan Drama Sinopsis Opera Kecoa

214 Bahasa Indonesia XI Program Bahasa

A. Membuat Resensi Pementasan Drama

Setelah mengikuti pembelajaran ini, kalian diharapkan dapat membuat resensi tentang drama yang telah kalian tonton. Kalian sudah pernah membuat resensi, bukan ? Untuk kali ini kalian akan berlatih membuat resensi drama yang telah ditonton. Resensi drama adalah tulisan yang mengulas sebuah pementasan drama atau teks drama. Adapun tujuan menulis resensi adalah untuk menyampaikan segala hal yang bersangkutan dengan drama tersebut kepada pembaca. Kita dapat memberi informasi kepada orang lain tentang kekurangan dan kelebihan suatu drama melalui resensi. Yang harus diperhatikan dalam menulis resensi drama antara lain: 1. Bagian pembuka, berisi informasi mengenai identitas drama, seperti judul, pengarang, waktu dan tempat drama dipentaskan, nama sutradara pementasan. 2. Bagian isi resensi, berisi susunan penyajian singkat sinopsis isi drama, kekurangan dan kelebihan drama, serta simpulan. Perhatikan contoh resensi pementasan drama berikut ini Resensi Pementasan Drama Opera Kecoa Judul drama : Opera Kecoa Pengarang : N. Riantiarno Waktu Pementasan : 11 Agustus 2006 Tempat Pementasan : Gedung Taman Budaya Surakarta Sutradara : Cahyo Utomo

A. Sinopsis Opera Kecoa

Roima dan Julini adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Meskipun Julini seorang banci tetapi Roima sangat mencintai Julini. Dulu, mereka tinggal di desa tetapi karena di desa mereka selalu gagal berusaha mencukupi kebutuhan hidup, Berinteraksi dalam Lingkungan Sosial 215 seperti tidak bisa bertani, sebagai tukang pijat tidak laku, dan pernah juga berjualan tetapi selalu rugi karena pembelinya tidak pernah bayar, terus-menerus berhutang. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke Jakarta, mengadu nasib. Mereka mencari rumah Tuminah, teman seperjuangan mereka dulu. Dengan berbagai kesulitan, akhirnya mereka menemukan rumah Tuminah. Ternyata, teman-teman mereka yang lain pun tinggal di kompleks itu, seperti Tarsih, Kasijah, Asnah, Bodigar, dll. Roima dan Julini memutuskan untuk bergabung bersama mereka dan bekerja seperti mereka. Julini kembali pada pekerjaan yang dulu sebagai tukang pijat plus, sedang Roima bergabung dengan geng perampok pimpinan Kumis. Sejak mereka berdua bekerja, keduanya jarang bertemu, menyebabkan hubungan antara Roima dan Julini tidak semesra dulu lagi. Mereka bertengkar besar saat Julini cemburu melihat Roima yang sedang memeluk Tuminah. Saat itu Tuminah sedang bertengkar dengan kakaknya bernama Tibal yang baru keluar dari penjara. Roima berusaha melindungi dan menenangkan Tuminah yang sedih karena perlakuan kakaknya. Julini cemburu pada Tuminah karena ia wanita yang cantik, bahenol, dan menarik perhatian laki-laki. Banyak pelanggan yang suka dengan “servisnya” bahkan sampai ada pejabat yang tergila-gila padanya. Kecemburuan Julini semakin memuncak, akhirnya setelah bertengkar ia pergi meninggalkan Roima. Julini berada di tempat banci-banci yang sedang protes dengan petugas yang mengingatkan bahwa pekerjaan yang mereka lakukan haram dan merugikan masyarakat. Banci-banci tidak peduli dengan pidato petugas itu, malah tingkah mereka semakin brutal. Petugas panik kemudian dengan serta merta membunyikan pistol dua kali tembakan. Tanpa segaja ternyata tembakan tersebut terkena dada Julini. Saat Roima datang, Julini sedang sekarat dan akhirnya mati di pelukan Roima. Roima dan para banci melaporkan ke rumah pejabat untuk meminta keadilan atas kematian Julini. Yang menembak harus di hukum seberat-beratnya. Selain itu, para banci juga meminta untuk dibangunkan monumen Julini. Pejabat merespon permintaan mereka, monumen Julini pun diresmikan dan 216 Bahasa Indonesia XI Program Bahasa dihadiri oleh para banci, dan masyarakat kecil lainnya. Ironisnya, satpam yang tak sengaja membunuh Julini masih berkeliaran dengan bebas, tidak dihukum. Patung Julini bercakap-cakap dengan patung-patung yang lain di plaza monumen. Mereka memperbincangkan kehidupan para patung dan manusia-manusia di sekitar mereka. Perseteruan terjadi antara Roima dan teman-temannya dengan pejabat. Akhirnya Roima mengalah karena mereka tidak mungkin melawan pejabat yang punya kekuasaan dan punya pistol. Roima dan kawan-kawannya pulang ke tempat asal mereka.

B. Analisis Kelebihan dan Kekurangan Drama “Opera Kecoa”