D esain Grafis K omunikasi
124
Gambar 7.94: Ilustrator memilih untuk melukis
pemandangan ini karena dia terpesona akan cara pagar, penutup tanaman dan
menampakkan Gambar 7.95:
Ilustrator bekerja di luar pada subyek. Bahkan jika anda lebih suka bekerja dalam sanggar,
sebaiknya anda harus melukis dari alam, karena merupakan pengalaman unik. Ilustrator
membuat gambar awalnya secara langsung di atas kanvas dengan menggunakan arang
Gambar 7.96: Arang adalah
media yang fleksibel, mampu
untuk mencip- takan garis
pembentuk outline. Arang
juga dapat dihapus dengan
mudah dan karenanya dapat
diperbaiki dengan mudah.
Keuntungan lainnya adalah
ketika ilustrator mengembangkan
komposisinya di atas kanvas,
dengan memperhatikan
outline-nya Gambar 7.97:
Setelah membuang partikel-partikel
permukaan dari gambar arang,
ilustrator melukis di atas kanvas dengan
cara menyisakan garis dengan cat hitam yang
ditipiskan. Dia mulai menebalkan warna,
mendasari langit dengan campuran biru
kobalt dan putih Gambar 7.98:
Ketika bekerja dengan pisau lukis, yaitu, meletakkan semua zat warna dalam satu
bagian dan dalam satu lapisan
D esain Grafis K omunikasi
125
Gambar 7.99: Satu set alat dan bahan dalam melukis
dengan menggunakan media cat minyak
f. Cat Minyak
Selama hampir 500 tahun lamanya, cat minyak telah
menjadi media yang secara luas digunakan oleh para
ilustrator. Ada berbagai ma- cam alasan dalam penggu-
naan hal ini, tetapi intinya adalah karena penggunaan
cat minyak dapat mempe- ngaruhi tujuan ilustrator de-
ngan cara yang tidak mungkin ditemukan di media lain.
Pencampuran dan manipulasi cat minyak dapat ditemui
dalam cat itu sendiri, sehingga mendorong sang ilustrator
untuk menggunakannya. Se- bagai contoh, seseorang
membandingkan coretan-co- retan kuas pada lukisan Van
Gogh dengan ketajaman yang menakjubkan, lapisan yang
bercahaya diujung laut. Maka jelaslah bahwa cat minyak
dapat digunakan untuk mem- berikan ungkapan pada tingkat
perasaan yang sangat ber- beda.
Cat minyak dapat dibuat dengan mencampurkan pe-
warna dengan minyak. Penge- rasan cat dilakukan secara
bertahap dan tergantung pada sifat pengeringan minyak, pro-
porsi yang digunakan dalam hubungannya dengan zat
warna, dan suhu ruangan dan kelembaban. Proses penge-
ringan yang lambat ini sangat menguntungkan bagi ilustrator,
khususnya ketika menciptakan sebuah karya yang membu-
tuhkan suatu perhatian, seperti potret atau kehidupan yang
sunyi. Melukis dalam keadaan basah diperlukan beberapa
periode waktu, sehingga de- retan warna yang sangat halus
dapat dicapai. Siapapun yang telah melihat lukisan potret
Rembrandt yang asli akan sangat takjub tentang bagai-
mana mungkin mendapatkan kilauan dan kedalaman seperti
itu dengan alat yang terbatas. Dengan mengubah-ubah pro-
porsi minyak dan bahan pengencer seseorang dapat
memperoleh berbagai macam kualitas lukisan secara dalam
hingga tebal seperti pahatan.
Pewarnaan ilustrator dalam menerapkan cat minyak ke
karya memiliki derajat kepe- kaan tinggi, dibandingkan
dengan kepekaan siswa.
D esain Grafis K omunikasi
126
Gambar 7.100: Berbagai warna bisa dipilih
dalam media cat minyak
Siapapun yang telah melihat kebersihan cat minyak warna
tua dalam lukisan akan memprediksi betapa usia dan
kotoran dapat mematikan nilai warna tersebut. Seberapa zat
warna, khususnya biru yang cenderung menjadi pudar
sedangkan warna-warna bu- mialam merupakan warna
yang paling permanent.
Sebagian besar ilustrator mu- lai berkarya dengan membuat
lukisan dasar dari yang diekspresikan di atas permu-
kaan kanvas atau dengan dasar lukisan warna tunggal.
Di sisi lain, sebagian terinti- midasi oleh permukaan warna
putih yang luas, kanvas kosong yang dianggap orang
dapat menodai permukaan bila cat minyak yang ditampilkan
adalah warna kuning tua atau abu-abu. Noda harus digosok
dengan lemah lembut dalam tenunan kanvas dan harus
ditipiskan secukupnya, sehing- ga tidak akan menyumbat gigi
kanvas.
Bila warna dasar sudah di- sempurnakan, ilustrator pelu-
kis bisa mulai mengekpresikan warna di atas bidang yang
luas. Ketika lukisan mulai keli- hatan bentuknya yang dapat
membangkitkan semangatnya. Tahap itu bisa juga merupakan
tahap yang paling kritis, bagi seseorang untuk memutuskan
seberapa jauh pengembangan lukisan tanpa kerja yang
berlebihan atau menghapus terlalu banyak bagian awal.
Suatu perjuangan yang mele- lahkan, bila ilustratorpelukis
memutuskan untuk mening- galkan bagian gambar dasar
yang dihapus, sementara harus melukis obyek baru di
bagian dasar lainnya. Ada satu titik yang akan dicapai dimana
ada suatu interaksi antara bidang warna dasar dengan
sapuan kuas secara spontan. Bila sudah sampai tahap
keseimbangan, maka lukisan dianggap telah selesai.
Setiap ilustrator pada suatu ketika bekerja di luar kesa-
darankewajaran, barulah ia sadar bahwa dia telah bekerja
terlalu jauh, maka ia mencari