52
2. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam Harun menurut Kerlinger 1995 adalah melekatkan arti pada suatu konstruk atau variabel dengan cara menetapkan
kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk mengukur variabel itu. Tujuannya sebagai penggambaran bagaimana variabel akan diukur.
Penulis dalam meneliti hubungan cerita fabel dengan pengetahuan moral kelompok B TK PKK 106 Merten kecamatan Sanden mempunyai dua definisi
operasional yaitu: cerita fabel dan pengetahuan moral anak. 1.
Cerita fabel termasuk cerita anak tradisonal yang merupakan cerita yang tokoh- tokohnya diperankan oleh binatang sebagai perumpamaan karakter dan watak
manusia. Indikator penilaian yang akan diteliti dalam penelitian ini mencangkup menceritakan kembali isi cerita dan mengetahui pesan moral
dalam cerita. Penilaian yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.
2. Pengetahuan moral merupakan abstraksi tentang sikap atau perbuatan yang
ada pada kehidupan sehari hari. Indikator
penilaian yang akan diteliti dalam penelitian ini mencangkup kejujuran, kedisiplinan, dan tanggungjawab.
Penilaian yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan hal penting dalam penelitian. Nana Syaodich Sukmadinata 2010: 216 menyatakan ada beberapa teknik
pengumpulan data, yaitu: wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Sugiyono 2011: 308 menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah
53 yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utamanya adalah mendapatkan
data. Sugiyono 2011: 504 menyatakan dalam penelitian kombinasi untuk mendapatkan data kuantitatif menggunakan observasi, dan dokumentasi,
sedangkan untuk mendapatkan data kualitatif menggunakan wawancara dan dokumentasi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi yaitu metode penelitian yang menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif
sehingga memerlukan data kualitatif dan kualitatif. Terdapat dua data yang akan dikumpulkan yaitu: data mengenai cerita fabel yang akan diberikan kepada anak
dan data pengetahuan moral anak kelompok B. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah dengan lembar observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Lembar observasi, wawancara dan studi dokumentasi tersebut kemudian diujikan kepada subjek penelitian.
a. Observasi
Zainal Mustafa EQ 2009: 94 menjelaskan bahwa observasi merupakan pengukuran data untuk mendapatkan data primer yaitu cara melakukan
pengamatan langsung secara seksama dan sistematis dengan menggunakan alat indera. Pengamatan dan pencatatan sesuatu objek dengan sistematika fenomena
yang diselidiki. Observasi yang dilakukan peneliti menggunakan observasi secara langsung. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data observasi untuk mengamati proses kegiatan di kelas. Kegiatan yang dilakukan di kelas dimulai dengan kegiatan awal adalah kegiatan berbaris di
depan kelas kemudian masuk kelas dilanjutkan berdoa. Setelah kegiatan berdoa
54 guru menanyakan tentang keadaan dan anak kemudian beralih ke apersepsi.
Dalam melakukan apersepsi guru memasukkan kegiatan cerita baik cerita fabel maupun legenda. Selanjutnya guru mengajak anak memahami pesan moral yang
ada dicerita dan dilanjutkan mengerjakan kegiatan. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, anak kemudian bergegas istirahat. Ketika waktu istirahat telah selesai
anak mencuci tangan dan masuk kelas sembari memakan bekal bawaan. Selanjutnya guru memberikan refleksi tentang pembelajaran yang sudah
dilaksanakan dan dilanjutkan berdoa pulang. Gambaran observasi di atas merupakan hasil observasi awal pada saat
kegiatan pembelajaran di kelompok B TK PKK 106 Merten kecamatan Sanden. Observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan secara langsung dan kontinyu
dengan menggunakan teknik observasi partisipan. M. Djunaidi Ghony Fauzan Almansur 2014: 166 menyatakan bahwa teknik partisipan adalah sebuah teknik
pengumpulan data yang mengharuskan peneliti melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang diteliti untuk dapat melihat, memahami gejala-gejala yang ada,
sesuai maknanya dengan yang diberikan atau dipahami oleh para warga yang ditelitinya. Teknik ini dipilih oleh peneliti karena akan memberikan gambaran
kondisi subjek yang diteliti. b.
Wawancara Menurut Sutrisno Hadi 2000: 63 wawancara atau interview adalah suatu
proses tanya-jawab lisan, dalam mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan
telinga sendiri suaranya, tampaknya merupakan alat pengumpulan informasi yang
55 langsung tentang beberapa jenis data sosial, baik yang terpendam latent maupun
yang memanifes. Wawancara yang ditujukan untuk memperoleh data dari individu
dilaksanakan secara individual. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara terstruktur. Arikunto 2010:
182 menyatakan bahwa teknik wawancara terstruktur merupakan jenis wawancara terfokus dengan pedoman wawancara yang disusun secara rinci
sehingga menyerupai checklis dan pewawancara tinggal membubuhkan tanda ✓ pada nomor yang sesuai serta mendeskripsikan hasil tanya-jawab lisan. Teknik
wawancara ini dipilih peneliti karena instrumen dan pedoman wawancara untuk menggali data dari subjek penelitian.
c. Studi dokumentasi
Menurut Irawan 2007: 70 dalam Sukandarrumidi 2006: 100, studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditunjukkan kepada
subjek penelitian. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan studi dokumentasi untuk menghimpun data-data yang berhubungan dengan variabel.
Studi dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi beberapa data yang diperlukan oleh peneliti dan tidak dapat diinstrumenkan. Hal yang didapat dalam
studi dokumentasi ini adalah beberapa dokumen seperti perkembangan anak maupun foto kegiatan pembelajaran.
F. Instrumen Penelitian