Data Kualitatif Hasil Penlitian Kualitatif dan Kuantitatif

69 Pendidik hanya perlu lebih kreatif dan inovatif untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang sesuai untuk bermain dan belajar bagi anak.

2. Hasil Penlitian Kualitatif dan Kuantitatif

a. Data Kualitatif

1 Variabel Cerita Fabel a Menceritakan kembali isi cerita Menceritakan kembali isi cerita telah dapat dilakukan sebagian besar peserta didik yaitu Ag, Nw, Rj, Ls, Ty, Il, Sl, Gl, Fs, Ln dan Mn. Akan tetapi, ada satu sampai dua peserta didik yaitu Rf dan Ad yang masih dibimbing pada saat menceritakan kembali isi cerita dan belum mau menjawab beberapa pertanyaan peneliti. Peserta didik dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti untuk mengetahui tema, judul, alur dan tokoh dalam cerita fabel. Pada saat peserta didik ditanyakan tentang tema dalam cerita, peserta didik dapat mengetahui dan menjawab tema dari ketiga cerita fabel yang telah dibacakan oleh guru setelah membacakan alur ceritanya. Peserta didik ketika menjawab tema cerita yang ada dalam cerita “Bola Epan Hilang” dijawab dengan singkat. Pada awalnya peserta didik bingung akan tema itu apa kemudian setelah dijelaskan mereka kemudian memahami dan dapat menjawabnya. Jawaban mereka akan tema cerita bermacam- macam yaitu ada yang berkata jujur, tidak bohong serta jawaban lainnya yang dapat dilihat dalam lembar wawancara. Cerita selanjutnya adalah tentang “Raja Abi Si Lebah”. Dalam cerita ini sebagian besar peserta didik mampu mengungkapkan tema cerita dan beberapa peserta didik dibimbing. Tema cerita yang diungkapkan peserta didik adalah 70 jawaban disiplin, kedisiplinan, dan manut. Mereka mengungkapkannya dengan bahasa dan pemahaman mereka masing-masing. Cerita ketiga adalah “Berkemah Di Sekolahan”. Cerita ini mengandung tema tentang tanggungjawab. Peserta didik dalam menjawab tema ini dengan singkat yaitu: tentang tanggungjawab, tolong menolong sesuai dengan pemahaman mereka masing-masing. Peserta didik mengungkapkannya setelah menceritakan alur cerita. Hal ini sesuai dengan wawancara peserta didik Ag, Gl, dan Sl dalam ketiga cerita fabel: “Tema itu apa mbak? Kalau cerita tadi intinya tentang kejujuran.” Ag. C1 “Ceritanya itu disiplin.” Gl. C2 “Tanggungjawab jadi pemimpin.” Sl. C3 Judul cerita fabel juga ditanyakan oleh peneliti untuk mengetahui kembali isi cerita. Peserta didik dalam hal ini dapat mengetahui dan menjawab judul dari ketiga cerita fabel yang telah dibacakan oleh guru dengan benar sesuai dengan pemahaman mereka. Ketika peserta didik ditanya tentang judul cerita pertama “Bola Epan Hilang” peserta didik menjawab dengan berbagai pemahaman masing-masing. Jawaban peserta didik ada yang menjawab tentang gajah kehilangan bola, bola epan hilang, epan hilang bolanya dan sebagainya. Pada intinya sebagian peserta didik sudah dapat mengungkapkan judul cerita pertama walaupun kata tidak mirip dengan judul cerita. Sedangkan cerita kedua berjudul “Raja Abi Si Lebah”. Peserta didik dalam menjawab judul cerita kedua juga bermacam-macam jawaban yaitu raja Abi, raja Abi si lebah, raja lebah, kerajaan madu dan jawaban lainnya. Mereka menjawab 71 dengan pemahaman yang mereka ketahui. Walaupun dari mereka ada beberapa yang perlu dibimbing dan belum lengkap dalam menyebutkan judul cerita. Cerita ketiga yaitu “Berkemah Di Sekolah”. Peserta didik dalam menjawab judul cerita ini dengan bermacam-macam jawaban yaitu berkemah di sekolah maupun berkemah di lapangan. Ada beberapa peserta didik yang menjawab judul cerita perlu dibimbing dahulu. Jawaban peserta didik dari hasil wawancara diordinalkan dan menjadi nilai kuantitatif. Pada hasil observasi saat peserta didik diminta bercerita secara berkelompok, peserta didik dapat menyebutkan judul cerita secara benar dan tepat. Hal ini sesuai dengan wawancara peserta didik Ty, Rj, dan Rf dalam ketiga cerita fabel: “Judulnya bola Epan hilang.” Ty. C1 “Judulnya Raja Abi Lebah.” Rj. C2 “Berkemah Di Sekolah.” Rf. C3 Alur cerita dari ketiga cerita fabel yang ditanyakan peneliti saat wawancara dengan peserta didik dapat dijawab. Peserta didik juga sudah mampu mengetahui, menjelaskan, dan menceritakan ketiga alur cerita fabel yang telah dibacakan oleh guru dengan bahasa mereka dan sepengetahuan mereka. Peserta didik dalam menceritakan alur masing-masing cerita dengan lebih antusias. Dari serangkaian pertanyaan yang diajukan peserta didik, mereka dapat menjawab alur cerita secara menyeluruh dan hampir runtut. Mereka menceritakan alur cerita dengan berkaitan imajinasi mereka. Dapat terjadi karena ada beberapa peserta didik menambahkan ungkapan dalam cerita secara menggebu-gebu ketika menceritakannya. Dari hasil observasi ketika peserta didik menceritakan secara berkelompok kemudian maju 72 ke depan kelas, peserta didik dapat menceritakannya dengan baik walaupun ada beberapa peserta didik yang malu bercerita. Hal ini sesuai dengan wawancara peserta didik Mn, Il, dan Nw dalam ketiga cerita fabel: “Ibu bola aku dimana? Didapur nggak ada di tempat tamu tidak ada. Epan tanya bola dimana sama lebah Abi dan Abi menjawab tidak tahu. Dogi bola aku dimana? Tidak tahu dan ayo kita cari jawab Dogi. Musmus tahu bola Epan nggak terus jawab Musmus tidak. Kamu pulang duluan kata Abi. Ucil kamu lihat bola Epan nggak? Yang warna merah itu, tidak. Kenapa tanya Ucil. Abi menjawab bola Epan hilang. Abi tanya sama ibu, ibu tahu bola Epan tidak? Nggak, sepertinya dikamarmu ada bola merah. Bolanya ketemu disemak-semak kemudian main bola. Abi dan Epan tahu kalau bola Musmus kemudian dikembalikan. Musmus dan Epan tanya seperti bolaku itu Mus dan ternyata bukan. Musmus mimpi tutup gelas jatuh dan bola mengejar Musmus. Musmus mimpi karena bohongi soalnya bola Epan diaku oleh Musmus. Dilapangan ada yang bermain petak umpet ada yang sembunyi di semak-semak, batu dan tong sampah. Musmus minta maaf sama Epan karena sudah bohong dan tamat .” Mn. C1 “Ada kerjaan madu yang bernama lebah dan rajanya disiplin dan bijaksana. Raja punya prajurit yag tidak mau bersih-bersih. Habis itu raja membuat lomba untuk mendapatkan pedang dan kereta emas. Epan tidak boleh ikut sebagai patih. Dogi si patih juga tidak boleh ikut. Kancil dan Musmus boleh ikut. Musmus berbohong karena beli semprotan terus disemprotkan ke badan dan tidak mandi sama gigi diberi gandum. Ucil sikat gigi pakai pasta gigi dan mandi pakai sabun. Tentang disiplinan dan teratur. ” Il. C2 “Bu aku pramuka kata Abi kemudian senang. Mereka senang dan Epan tanya musang kemana. Musmus tidak boleh ikut sama bapaknya dan Musmus bilang bisa jalan lalu akhirnya bola ikut. Epan bawa tongkat, bawa obat-obatan si Musmus, Abi bawa ransel, dan bawa tali Ucil sama Dogi. Mereka baris disiapkan bapak guru dan membentuk kelompok. Abi bersama Ucil dan Abi diketuai Abi dan kelompok lainnya Musmus sama Dogi ketuanya Musmus dan akhirnya masuk. Mereka melewati air dan istirahat. Mereka jalan goyang-goyang saat melewati jembatan. Musmus terjepit soalnya kaki masuk bambu dan Dogi tidak mau membantu. Akhirnya kembali kesekolah dan menolong Musmus kemudian dibantu sama Dogi .” Nw.C3 Tokoh cerita yang dijawab oleh peserta didik kelompok TK PKK 106 Merten dalam ketiga cerita fabel bermacam-macam jawaban. Peserta didik dapat 73 mengetahui, menjawab, dan menjelaskan peran tokoh dalam ketiga cerita fabel yang telah dibacakan guru walaupun memakai istilah nama binatang dan bukan nama tokoh. Dari hasil observasi, ketika peserta didik menceritakan secara berkelompok sebagian peserta didik mampu menyebutkan semua tokoh cerita dengan benar beserta peran yang dimainkan dalam ketiga cerita tersebut. Hal ini sesuai dengan wawancara peserta didik Ln, Ag, dan Nw dalam ketiga cerita fabel: “Gajah itu Abi eh Epan, Musang si Musmus, Lebah si Tawon Abi, Kancil itu Udang eh Ucil, anjing si Dodo bukan mbak Dogi .” Ln. C1 “Uncil jadi prajurit, Epang jadi patih, Abi jadi raja, Musmus jadi patih, Dobi jadi menteri .” Ag. C2 “Epan bawa tongkat, Musmus membawa barang-barang obat, Abi bawa tas, Dodi bawa tali dan Ucil bawa tali .” Fs. C3 Pada saat peserta didik memahami isi cerita yang dibacakan oleh guru, peserta didik memahami akan inti dari ketiga cerita fabel tersebut. Peserta didik mengungkapkan inti dari ketiga cerita dengan pengungkapan bahasa yang sederhana setelah peserta didik selesai menceritakan alur cerita. Dari hasil observasi, peserta didik mampu memahami inti cerita dengan mengungkapkan inti cerita secara singkat. Hal ini sesuai dengan wawancara peserta didik Ad, Rj, dan Ag dalam ketiga cerita fabel: “Musmus bohong terus minta maaf sama gajah.” Ad. C1 “Prajurit disiplin mendapatkan hadiah.”Rj. C2 “Kakinya Musmus terjepit dan jadi pemimpin harus baik dan bertanggungjawab serta disiplin. ” Ag. C3 b Mengetahui pesan moral cerita Pesan moral dalam cerita diketahui peneliti melalui wawancara dengan peserta didik. Pesan moral yang diceritakan peserta didik lebih kepada contoh dalam isi cerita yang ditanyakan. Sebagian besar peserta didik sudah dapat mengetahui pesan moral cerita. Hal yang diketahui dalam pesan moral cerita 74 adalah menjelaskan pesan moral dalam cerita dan kesesuaian pesan moral dalam cerita. Peserta didik saat menjelaskan pesan moral yang dapat mengambil dari ketiga pesan cerita yang telah dibacakan guru dan menjelaskan beserta contoh dalam cerita. Pada saat peserta didik menjelaskan pesan moral cerita pertama dalam cerita “Bola Epan Hilang” peserta didik menjelaskan dengan bermacam-macam cara dan gaya bahasa. Dari segi pengetahuan peserta didik penjelasan pesan moral merujuk kepada cerita yang telah mereka baca. Menurut mereka cerita “Bola Epan Hilang” mengandung pesan moral kejujuran dimana seorang teman tidak boleh bohong dan bohong adalah perbuatan tidak baik. Menurut mereka perbuatan bohong tidak perlu ditiru. Dalam menjelaskan pesan moral tersebut ada pula peserta didik perlu dibimbing dalam menemukan pesan moral dalam cerita. Akan tetapi sebagian besar peserta didik sudah dapat menjelaskan pesan moral dalam cerita “Bola Epan Hilang. Cerita kedua adalah “Raja Abi Si Lebah” adalah cerita kedisiplinan seorang raja mendisiplinkan prajuritnya. Dalam hal ini pesan moral yang dijelaskan oleh sebagian besar peserta didik tentang isi dalam cerita yaitu patuh sama raja agar mendapatkan hadiah berupa kereta emas dan pedang sakti. Patuhnya itu sama raja lebah. Sikap patuhnya berupa mandi dan gosok gigi yaitu bersih-bersih badan. Menurut mereka perbuatan patuh itu nurut sama aturan. Pada saat diwawancarai Ty mengakui bahwa nurut aturan itu dengan berangkat sekolah tidak terlambat dan Ty tersebut kemudian mengaku tadi terlambat serta belum patuh sehingga hari berikutnya berniat tidak terlambat lagi agar patuh. Penerapan sikap disiplin 75 yang dilakukan peserta didik juga dijelaskan dalam pengetahuan moral anak. Peserta didik dalam menjelaskan pesan moral cerita ini dengan bahasa dan pengetahuannya masing-masing. Penjelasan pesan moral cerita oleh peserta didik ini dijelaskan secara singkat dan langsung ke inti cerita. Sedangkan untuk cerita ketiga yang berjudul “Berkemah Di Sekolah” merupakan cerita tentang tanggungjawab pemimpin terhadap kelompoknya. Peserta didik dalam menjelaskan pesan moral cerita ketiga ini bermacam-macam penyampaian sesuai dengan bahasa dan pengetahuannya. Penyampaian pesan moral ini disampaikan secara singkat oleh peserta didik. Pesan moral yang dijelaskan sebagian besar peserta didik dalam cerita ini yaitu tentang menolong teman yang terjepit atau kesusahan dan tidak meninggalkan teman kelompok. Jadi ketika pramuka dan menjadi pemimpin harus saling menolong sesama teman juga meminta maaf ketika salah. Hal ini sesuai dengan wawancara peserta didik Sl, Gl, dan Nw dalam ketiga cerita fabel: “Jangan bohong mbak kalau mengambil barang seperti Musmus.” Sl. C1 “Mandi biar wangi sama manut aturan mbak.” Gl. C2 “Menolong Musmus yang terjepit sama tidak meninggalkan teman kelompok .” Nw. C3 Kesesuaian pesan moral dalam cerita dapat dipahami peserta didik kelompok B TK PKK 106 Merten. Pemahaman yang diungkapkan oleh peserta didik dalam ketiga cerita fabel telah sesuai dengan isi cerita beserta alasannya dan pengungkapannya dengan gaya bahasa masing-masing. Pada saat peserta didik memahami ke sesuaian pesan moral dalam cerita pertama “Bola Epan Hilang”, peserta didik memahami sesuai dengan hal yang dipahami saat menceritakan kembali alur cerita tersebut. Sebagian besar peserta didik sudah mampu 76 memahami pesan moral cerita dengan mengungkapkan kesesuaian pesan moral cerita. Mereka beranggapan jika tokoh Musmus itu bohong telah mengambil bola Epan temannya saat ditanya. Kemudian saat Musmus bermimpi bola jadi besar Musmus kemudian sadar dan meminta maaf sama berkata jujur bahwa bolanya Epan dibawa. Penyampaian pesan moral cerita ini disampaikan dengan jawaban yang singkat sesuai pemahaman peserta didik. Walaupun masih ada pula peserta didik yang dibimbing dan belum menjawabnya. Ce rita berikutnya berjudul “Raja Abi Si Lebah”. Dalam kesesuaian pesan moral cerita ini, peserta didik dapat memahami kesesuaian cerita dengan mengungkapkan bahwa sebagian besar peserta didik sependapat jika cerita tersebut tentang disiplin. Hal ini disetujui oleh peserta didik karena cerita tersebut menjelaskan kepatuhan terhadap raja untuk bersih-bersih badan dan gosok gigi. Setelah bisa patuh sama raja kan mendapat hadiah. Peserta didik dalam mengungkapkannya dengan pemahaman mereka dan secara singkat. Sedangkan cerita “Berkemah Di Sekolah”, peserta didik dalam memahami kesesuaian pesan moral cerita ini dapat mengungkapkan secara jelas dan singkat sesuai dengan pengetahuan mereka. Sebagian besar peserta didik mengungkapkan dengan menjelaskan bahwa cerita tersebut telah sesuai karena cerita berisi tentang tanggungjawab pemimpin yang menolong kelompoknya dan meminta maaf jika salah. Hal tersebut di perkuat dengan wawancara peserta didik Rj, Il, dan Ls dalam ketiga cerita fabel: “Iya mbak sesuai, solanya Musmus bohong habis itu berani jujur.” Rj. C1 “Sama mbak soalnya pada nurut raja.” Il. C2 “Sama karena Musmus ditolongi sama teman-temannya.” Ls. C3 77 Kegiatan pada saat peserta didik mendengarkan cerita, diwawancarai oleh peneliti maupun kegiatan sebelum dan mempresentasikan cerita ke depan kelas juga terdokumentasi. Hal tersebut dibuktikan dengan gambar sebagai berikut: Gambar 5. Guru menceritakan cerita fabel “Bola Epan Hilang” kepada peserta didik di depan kelas. Gambar 6. Salah satu peserta didik sedang diwawancarai peneliti pada cerita fabel “Bola Epan Hilang”. Gambar 7. Guru sedang menceritakan cerita fabel “Raja Abi Si Lebah” kepada peserta didik di depan kelas. Gambar 8. Salah satu peserta didik diwawancarai oleh peneliti tentang cerita fabel “Raja Abi Si Lebah”. Gambar 9. Guru menceritakan cerita fabel “Berkemah Di Sekolah” kepada peserta didik di depan kelas. Gambar 10. Salah satu kelompok yang berdiskusi sebelum maju ke depan kelas untuk bercerita. 78 Gambar 11. Salah satu kelompok yang mempresentasikan salah satu cerita fabel. Gambar 12. Salah satu kelompok yang sedang membuat gambar sesuai dengan cerita fabel yang akan dipresentasikan. Gambar 13. Salah satu kelompok yang mempresentasikan salah satu cerita fabel dengan hasil gambaran. Gambar 14. Hasil gambaran cerita fabel ketiga kelompok yang telah didengarkan peserta didik. Gambar 15. Cerita fabel berseri yang digunakan guru saat bercerita. 79 2 Variabel Pengetahuan Moral Dalam pendeskripsian pengetahuan moral, aspek yang dideskripsikan yaitu: a Kejujuran Nilai kejujuran dalam pengetahuan moral memiliki beberapa indikator yang termuat di dalamnya antara lain memahami makna kejujuran, memberi contoh nilai jujur dalam cerita dan penerapan sikap jujur. Dalam memahami makna nilai kejujuran peserta didik kelompok B TK PKK 106 Merten mampu mengun gkapkan dan memahami makna nilai kejujuran dalam cerita “Bola Epan Hilang” sesuai pengetahuan mereka masing-masing. Pemakanaan peserta didik mengenai kejujuran dalam cerita adalah jujur itu baik dan tidak bohong serta harus dilakukan. Beberapa peserta didik dalam mengungkapkan makna kejujuran ini perlu bimbingan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan wawancara peserta didik Fs dan Ag: “Jujur itu harus baik dan tolong menolong dengan menolong teman. Tidak boleh nakal dengan teman .” Fs. C1 “Jujur itu baik mbak jadi harus dilakukan.” Ag. C1 Pemberian contoh nilai jujur yang dilakukan peserta didik sesuai dengan cerita “Bola Epan Hilang”. Penyampaian jawaban yang diberikan sesuai dengan pengetahuan mereka masing-masing. Peserta didik menyampaikannya dengan jawaban bahwa jika mengambil bola atau milik teman harus bilang dahulu jangan berbohong dan harus jujur serta minta maaf jika salah. Ada pula peserta didik yang menjawab setelah bermimpi buru jujur dan tidak bohong lagi. Hal tersebut di perkuat dengan wawancara peserta didik Gl dan Ls: “Tidak bohong mbak kalau ambil bola dan harus bilang dulu. Yang dicontoh minta maafnya .” Gl. C1 80 “Musmus minta maaf sama Gajah mbak habis dari mimpi.” Rj. C1 Penerapan sikap jujur diungkapkan peserta didik dilakukan ketika di rumah maupun berada di sekolah dengan pengetahuan dan gaya bahasa masing-masing. Peserta didik dalam menerapkan sikap jujur ketika berada di rumah dengan membantu ibu, bapak atau simbah membelikan sesuatu ke warung jika mendapatkan uang sisa belanja dikembalikan kembali. Peserta didik Ln juga berkata jujur di sayang Gusti Allah sama malaikat dan banyak pahala. Ada pula peserta didik yang mengakui berbohong dan tidak meminta maaf ketika mengambil ikan simbahnya serta mengakui bahwa itu perbuatan tidak jujur dan bohong sampai berdebat dengan temannya. Beberapa peserta didik dalam pengungkapan penerapan sikap jujur perlu dibimbing. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan wawancara peserta didik Fs dan Ln: “Kalau di rumah baik dengan adik nangis dinengnengi, bantu ibu cuci piring, memberi makan hewan ayam. Jujurnya ma mau ngapain saya bantu. Diminta untuk beli ke toko langsung pergi. Jika adik nangis aku beliin adik makanan walaupun uang 1000. Jika uang sisa ya di kembalikan mbak uang kembaliannya. Jujur di sekolah dengan membaca buku, nulis dan meminjam barang teman bilang sama teman dan di kembalikan .” Fs. C1 “Jujur di rumah tidak bohong sama simbah. Kalau diminta membelikan barang ke warung uangnya sisa di kembalikan ke simbah. Kalau di sekolah mengerjakan tugas dan jika meminjam pastel bilang pinjam dan dikembalikan. Jujur disayang Gusti Allah sama malaikat dan banyak pahala .” Ln. C1 “Jujur di rumah itu membelikan bapak, ibu, simbah kakung, dan simbah uti kalau di suruh dan mengembalikan uang sisa. Tidak bohong sama bapak ibu. Jujur disekolah yaitu: tidak berbohong sama bu guru dan lupa mbak. Cerita tentang Sl ambil ikan akunge dan diambil kemudian dimarahi. ” Penerapan sikap jujur peserta didik di sekolah juga terdokumentasi peneliti dalam gambar salah satu peserta didik bernama Ag meminjam pastel kepada 81 teman sebangku dan mengembalikannya. Hal tersebut dibuktikan dengan dokumentasi sebagai berikut: Gambar 16. Ag melakukan penerapan sikap kejujuran dengan meminjam pastel teman kemudian mengembalikan ke tempatnya kembali. b Kedisiplinan Nilai kedisiplinan yang terdapat dipengetahuan moral memiliki beberapa indikator yang termuat antara lain memahami makna kedisiplinan, memberi contoh nilai kedisiplinan dalam cerita dan penerapan sikap kedisiplinan. Dalam memahami makna nilai kedisiplinan peserta didik kelompok B TK PKK 106 Merten mampu mengungkapkan dan memahami makna nilai kedisiplinan dalam cerita “Raja Abi Si Lebah” sesuai pengetahuan dan bahasa mereka masing- masing. Beberapa peserta didik dalam mengungkapkannya perlu bimbingan. Jawaban peserta didik dijawab dengan singkat. Pemaknaan peserta didik akan kedisiplinan dalam cerita ini adalah mereka beranggapan bahwa kedisplinan itu harus patuh mengikuti aturan dan baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan wawancara peserta didik Ls, Rf dan Ln: “Disiplin itu mau ikut aturan mbak.” Ls. C2 “Disiplin itu ya manut mbak sama raja.” Rf. C2 82 “Disiplin itu tidak tahu mbak setelah dibimbing manut mbak sama aturan .” Ln. C2 Peserta didik dalam memberi contoh ceri ta “Raja Abi Si Lebah” yang mengandung nilai moral kedisiplinan sudah sesuai dan mereka mengungkapkan dengan gaya bahasa masing-masing. Jawaban peserta didik akan cerita tersebut dijawab secara singkat serta beberapa peserta didik perlu dibimbing dalam menjawab. Peserta didik ketika menyampaikan contoh pesan moralnya dengan jawaban jika ingin mendapatkan hadiah raja harus mau bersih-bersih badan dan gosok gigi. Hal tersebut diperkuat dengan wawancara peserta didik Il, Ls, dan Gl: “Nurut sama raja untuk mandi dan dapat hadiah.” Il. C2 “Mau bersih-bersih badan sesuai dengan aturan Abi.” Ls. C2 “Mandi dengan air dan sabun segar dan manut raja mbak.” Gl. C2 Penerapan sikap disiplin oleh peserta didik diungkapkan dengan memberi contoh penerapan ketika berada di rumah maupun di sekolah. Peserta didik dalam mengungkapkan jawaban dengan bahasa pengetahuan mereka masing-masing. Penerapan yang dilakukan sebagian besar peserta didik ketika berada di rumah adalah selalu mandi dan gosok gigi; manut sama ibu, bapak dan orang rumah; 83 belajar; dan membantu ibu. Ketika dilihat dari hasil observasi peneliti adalah peserta didik juga dapat membuat bekas jajanan ke tempat sampah setelah makan, dan berdoa sebelum dan sesudah makan atau belajar. Hal ini dapat diperkuat dengan wawancara peserta didik Nw, Gl, dan Ty: “Di rumah bantu jaga adik, diminta belikan ke warung, mandi sendiri, sholat juga. Di sekolah itu belajar, diminta makan ya makan, di minta diam ya diam mbak antheng .” Nw. C2 “Di rumah bantu ibu nyapu dan membantu masak. Di sekolah belajar, cuci tangan dipraktekkan cuci tangan.” Gl. C2 “Disiplin di rumah itu belajar, mewarnai, menulis dan mandi. Disiplin disekolah tidak berangkat telat tapi tadi terlambat bangun kesiangan .” Ty. C2 Penerapan sikap ini ketika berada di sekolah juga terdokumentasi dalam bentuk gambar ketika peserta didik masuk kelas dengan tertib. Dokumentasi lainnya adalah salah satu peserta didik membuang sampah pada tempatnya. Selanjutnya Il mengantri wudhu dan bergantian sendal. Ada pula peserta didik Gl yang mengungkapkan bahwa di sekolah itu mencuci tangan bentuk disiplinnya. Hal tersebut dibuktikan dengan dokumentasi sebagai berikut: Gambar 17. Peserta didik Ls masuk ke dalam kelas dengan tertib dan disiplin. Gambar 18. Mn melakukan penerapan sikap kedisiplinan dengan membuang sampah pada tempatnya setelah makan PMTAS. 84 Gambar 19. Peserta didik melakukan penerapan sikap kedisiplinan dengan mencuci tangan setelah beristirahat dengan tertib. Gambar 20. Gl mengungkapkan bahwa di sekolah itu mencuci tangan bentuk disiplinnya. Gambar 21. Il melakukan penerapan kedisiplinan bergantian mengambil air wudhu saat akan praktek sholat. c Tanggungjawab Nilai tanggungjawab dalam pengetahuan moral memiliki beberapa indikator yang termuat di dalamnya antara lain memahami makna tanggungjawab, memberi contoh nilai tanggungjawab dalam cerita dan penerapan sikap tanggungjawab. Dalam memahami makna nilai tanggungjawab peserta didik kelompok B TK PKK 106 Merten mampu mengungkapkan dan memahami makna nilai tanggungjawab dalam cerita “Berkemah Di Sekolah” sesuai pengetahuan mereka masing-masing. Mereka mengungkapkannya dengan singkat. Beberapa peserta didik dalam mengungkapkannya perlu bimbingan. Pemaknaan mereka akan tanggungjawab adalah menolong sesama teman. Ada pula yang mengungkapkan tanggungjawab itu belum pernah dilakukan karena belum pernah melakukan hal tersebut, akan 85 tetapi setelah dibimbing kemudian dapat mengungkapkan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan wawancara peserta didik Ty, Gl dan Ad: “Baik. Pemimpin harus baik, menolong, kalau ada orang terjepit ditolong kemudian di hansaplast, diobati, disiplin biar baik .” Ty. C3 “Tanggungjawab itu aku tidak pernah tanggungjawab sama simbahku dan tidak pernah melakukan apa-apa. Dan di rumah cuma bermain .” Gl. C3 “Tanggungjawab itu menolong.” Ad. C3 Peserta didik dalam mengungkapkan contoh nilai moral dalam cerita “Berkemah Di Sekolah” sudah sesuai dengan cerita dan pengetahuan mereka masing-masing. Jawaban mereka dalam contoh nilai pesan moral cerita adalah menolong teman yang terjepit si Musmus dan Musmus minta maaf karena salah telah meninggalkan teman. Ketika sedang berkemah itu harus disiplin. Hal tersebut diperkuat dengan wawancara peserta didik Sl, Ag, dan Fs: “Tidak meninggalkan teman.” Sl. C3 “Saling membantu dan berdisplin mbak saat kemah.” Ag. C3 “Tanggungjawab sama kelompoknya dan menolong teman.” Fs. C3 Penerapan sikap tanggungjawab oleh peserta didik diungkapkan dengan memberi contoh penerapan ketika berada di rumah maupun di sekolah. Penerapan tanggungjawab ketika di rumah yang diungkapkan sebagian besar peserta didik adalah ketika di rumah itu belajar, mengaji dan menyebutkan sampai mana mengajinya, dan ada pula 86 yang menjawab menjaga adik di rumah dan sebagainya. Peserta didik dalam mengungkapkan jawaban dengan bahasa pengetahuan mereka masing-masing. Dilihat dari hasil observasi juga terlihat tanggungjawab peserta didik merapikan kelas setelah kelas acak-acak sama teman ketika bermain jatilan kemudian beberapa anak kelompok B dan kelompok A mebereskan ruangan kelas kelompok B sambil dibantu guru kelas dan peneliti. Hal ini dapat diperkuat dengan wawancara peserta didik Nw, Fs, dan Ag: “Di sekolah bertanggungjawab belajar. Di rumah menjaga adik dan mengaji sama ibu sampai jilid 3 dan adik sampai jilid 1 .” Nw. C3 “Di rumah belajar, membaca, olahraga, tidur, mengaji sampai jilid 3. Pulang mengaji ketempat simbah membereskan kandang kelinci. Disekolah itu belajar dan kejujuran .” Fs. C3 “Tanggungjawab di sekolah belajar. Tanggungjawab di rumah itu nyuci baju sama mas Oxi dan mbak Tata, nyuci piring, memberi sayuran ke simbah buyut .” Ag. C3 Penerapan sikap tanggungjawab di sekolah juga terdokumentasi dalam bentuk gambar ketika peserta didik yang bermain di dalam kelas bukan hanya bermain tetapi membereskan permainan yang tidak rapi di kelas dan dirapikan hingga rapi oleh Rj, Ag, Nw, Fs, dan Mn tanpa ada yang meminta membereskan. Mereka mengerjakannya sambil bernyanyi. Ad juga mengembalikan gunting setelah dipakai ke tempatnya. Hal tersebut dibuktikan dengan dokumentasi sebagai berikut: 87 Gambar 22. Ag, Rj, Mn, Nw, Fs dan Ls melakukan penerapan sikap tanggungjawab dengan membereskan mainan dalam kelas tanpa diminta oleh guru. Gambar 23. Hasil dari pemberesan mainan beberapa peserta didik dalam penerapan sikap tanggungjawab. Gambar 24. Beberapa peserta didik melakukan penerapan sikap tanggungjawab dengan membereskan mainan dalam kelas kelompok bermain tanpa diminta oleh guru. Gambar 25. Ad melakukan penerapan sikap tanggungjawab dengan mengembalikan gunting setelah dipakai ke tempatnya. Selain kemunculan penerapan ketiga sikap yang diamati oleh penulis, ada beberapa sikap peserta didik yang terdokumentasi yaitu: sikap tolong menolong atau saling membantu antar teman maupun dengan guru. Hal tersebut terdokumentasi sebagai berikut: 88 Gambar 26. Nw membantu Gl memakai alat permainan untuk bermain tari jatilan. Gambar 27. Peserta didik membantu guru memebereskan peralatan setelah kegiatan pembelajaran.

b. Data Kuantitatif