17 5
Berisi kata-kata yang mudah dicerna dan dianggap penting. b
Struktur kalimat sesuai tingkat perolehan anak 1
Cerita untuk anak yang berumur 5 tahun kira-kira berisi 5 kata dan anak 6 tahun berisi 6 kata.
2 Kalimat panjang dipecah menjadi beberapa kalimat.
3 Terkadang berisi kalimat negatif.
4 Berisi banyak kalimat aktif daripada kalimat pasif.
5 Berisi sedikit kalimat majemuk bertingkat.
6 Berisi kalimat literal dan langsung.
c. Manfaat Cerita Untuk Anak Usia Dini
Cerita merupakan kebutuhan universal manusia dari anak hingga orang dewasa. Bagi anak cerita tidak sekedar memberi pengaruh emotif tetapi juga
mengembangkan berbagai aspek perkembangan. Ditinjau dari berbagai aspek manfaat cerita untuk anak menurut Tadkiroatun 2005: 95-115 adalah sebagai
berikut: 1
Membantu pembentukan pribadi dan moral anak Cerita sangat efektif untuk mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku
anak, karena anak senang mendengarkan cerita walaupun dibacakan secara berulang. Cerita mendorong perkembangan moral anak karena beberapa sebab.
Pertama , menghadapkan pada kondisi yang mengandung “konsiderasi” yang
sedapat mungkin mirip dengan yang dihadapi anak. Kedua, cerita dapat memancing anak dalam menganalisis situasi. Ketiga, cerita mendorong anak
untuk menelaah pesan sebelum mendengar respon. Keempat, cerita
18 mengembangkan
rasa “tepo seliro” Nasution, 1981: 162-163 dalam Tadkiroatun 2005: 96.
2 Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi
Masa usia pra sekolah merupakan masa aktif anak berimajinasi. Anak membutuhkan cerita karena berbagai hal. Pertama, membangun gambaran mental
yang melukiskan kejadian. Kedua, anak memperoleh gambaran yang beragam sesuai dengan latar belakang pengetahuan dan pengalaman. Ketiga, anak
memperoleh kebebasan untuk melakukan pilihan secara mental. Keempat, anak memperoleh kesempatan menangkap imaji dari citraan cerita. Kelima, anak
memiliki tempat untuk “melarikan” permasalahan. Keenam, anak memperoleh kesempatan merangkai-rangkai hubungan sebab akibat secara imajinatif. Imajinasi
yang dibangun anak saat menyimak cerita memberi pengaruh positif terhadap kemampuan anak menyelesaikan masalah secara kreatif.
3 Memacu kemampuan verbal anak
Mendengar cerita yang bagus berarti melakukan serangkaian kegiatan fonologis, sintaksis, semantik dan pragmatik. Kemampuan verbal anak akan
terstimulasi secara efektif pada saat pendidik melakukan semacam tes untuk menceritakan kembali isi cerita. Memacu kemampuan verbal anak adalah hal
penting. Hal tersebut mempengaruhi penyesuaian sosial dan pribadi anak sehingga merangsang minat menulis anak.
Pengaruh cerita terhadap kecerdasan bahasa anak diakui oleh Leonhardt. Cerita memancing rasa kebahasaan anak Leonhardt, 1997: 27 dalam
19 Tadkiroatun 2005: 103. Ini berarti selain merangsang minat membaca dan
menyimak cerita juga merangsang minat menulis anak. 4
Merangsang minat baca anak Anak berbicara dan mendengar sebelum anak belajar membaca. Bercerita
dengan media buku menjadi stimulasi yang efektif bagi anak Taman Kanak-kanak karena pada waktu itu, minat baca anak mulai tumbuh. Menstimulasi minat baca
lebih penting daripada mengajar membaca. Menstimulasi memberi efek yang yang menyenangkan sedangkan mengajarkan seringkali membunuh minat baca
anak apalagi secara paksa. 5
Membuka cakrawala pengetahuan anak Baker dan Greene 1977 via Lenox, 2000 dalam Tadkiroatun 2005: 113
mengatakan bahwa bercerita dapat membawa anak pada sikap yang lebih baik, mempertinggi rasa ingintahu, kemisterian dan sikap menghargai kehidupan.
Manfaat cerita sebagai pengembang cakrawala anak tampak dari cerita yang memiliki karakteristik budaya.
Moeslichatoen 1999: 26 dalam Bactiar 2005: 11 menjelaskan bahwa bercerita memiliki makna penting bagi perkembangan anak Taman Kanak-Kanak.
Melalui kegiatan bercerita dapat memberi manfaat, yakni: a
Dapat mengkomunikasikan nilai-nilai budaya b
Dapat mengkomunikasikan nilai-nilai sosial c
Dapat mengkomunikasikan nilai-nilai keagamaan d
Menanamkan etos kerja, etos waktu dan etos alam e
Membantu mengembangkan fantasi anak
20 f
Membantu mengembangkan dimensi kognitif anak g
Membantu mengembangkan dimensi bahasa anak h
Membantu mengembangkan dimensi moral anak Anak di Taman Kanak-Kanak memiliki kemampuan apersepsi reseptif
menyimak dan apersepsi produktif berbicara. Hal tersebut sangat penting dikembangkan dalam cerita agar kesadaran dan pembentukan kepribadian anak
dapat terstimulasi. Dalam cerita yang disajikan dapat memberi manfaat cerita anak menurut Mustakim 2005: 72-89, yakni:
a Manfaat pendidikan
Melalui cerita pendidikan budi pekerti yang ditanamkan pada anak harus sesuai dengan perilaku baik. Cerita yang disajikan kepada anak harus
mengandung nilai-nilai yang berkarakter baik dari segi isi cerita. Cerita ini juga tidak jauh dari kehidupan lingkungan sosial anak, cita-cita anak karena untuk
memberikan gambaran tentang kehidupan yang sesungguhnya. b
Manfaat hiburan Hal yang menarik dalam cerita adalah berakhir dengan happy ending yang
membuat tokoh-tokoh dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Manfaat hiburan dalam cerita ini ada penyebabnya. Penyebabnya lahir dari ucapan-ucapan
atau dialog pelaku dari gambar maupun ilustrasi yang menonjol atau dari pencerita yang bertingkah berlebihan sehingga anak tahu kapan dan dimana
tumbuh kegembiraan dan hiburan anak.
21 c
Manfaat pengembangan imajinasi Cerita untuk anak memberi imajinasi yang kompleks terhadap pembentukan
cerita. Kata imajinasi bermakna suatu proses menciptakan sesuatu objek atau kejadian tanpa didukung oleh data yang nyata Ayahbunda, 1994: 64 dalam
Mustakim 2005: 84. Perkembangan imajinasi anak didukung oleh topik dan kreativitas orang yang melakukan kegiatan. Tema cerita yang disajikan untuk
anak harus bervariasi dan tema ini dapat membangkitkan imajinasi anak. d
Manfaat gemar bercerita Anak sering mendapat cerita dari orang tua maupun pendidik. Anak akan
merasa antusias ketika jalan cerita dalam cerita itu menarik maupun penyampaiannya menarik. Dari hal tersebut timbulah anak memiliki sikap gemar
bercerita. Kegiatan yang menumbuhkan gemar bercerita dengan kebiasaan membaca dan menyimak cerita. Model membaca anak dianjurkan dengan model
Top Down dan Bottom Up.
d. Aspek Yang Dikembangkan Melalui Cerita