11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Cerita Untuk Anak Usia Dini
Cerita untuk anak usia dini sebaiknya dikemas dengan menarik agar anak merasa senang ketika mendengarkan cerita yang diberikan oleh orang dewasa.
Melalui kegiatan bercerita anak akan mengalami transfer ilmu salah satunya sebagai pembentuk kepribadian anak.
a. Pengertian Cerita
Cerita sering digunakan orang dewasa sebagai saran mendidik dan membentuk kepribadian anak melalui pendekatan transmisi budaya atau cultural
trasmission approach Suyanto Abbas, 2001 dalam Tadkiroatun 2005: 23. Cerita merupakan hasil karya sastra yang dapat membentuk sikap positif pada
anak, seperti: 1 kesadaran akan harga diri self esteem, 2 toleransi terhadap orang lain, 3 keingintahuan tentang kehidupan, 4 menyadari hubungan
manusiawi Sawyer dan Commer, 1991 dalam Zuchdi 19961997: 76-79 dalam Mustakim 2005: 3. Bercerita mempunyai peran penting untuk anak, hal ini
terjadi karena: 1
Bercerita merupakan alat pendidikan budi pekerti yang paling mudah dicerna anak disamping teladan yang dilihat anak setiap hari.
2 Bercerita merupakan metode dan materi yang dapat diintegrasikan dengan
dasar keterampilan lain, yakni berbicara “membaca”, “menulis”, dan menyimak tidak terkecuali anak Taman Kanak-Kanak.
12 3
Bercerita memberi ruang lingkup yang bebas untuk mengembangkan kemampuan simpati dan berempati terhadap peristiwa yang dialami orang lain.
4 Bercerita memberi contoh cara menyikapi suatu permasalahan dengan baik,
sekaligus memberi “pelajaran” pada anak tentang mengendalikan keinginan. 5
Bercerita memberi barometer pada anak. 6
Bercerita memberikan pelajaran budaya dan budi pekerti yang memiliki retensi lebih kuat daripada “pelajaran” budi pekerti melalui penuturan dan
perintah langsung. 7
Bercerita memberi ruang gerak pada anak dan nilai yang didapat akan diaplikasikan.
8 Bercerita memberikan efek psikologis yang positif bagi anak dan pencerita.
9 Bercerita membangkitkan rasa tahu anak akan peristiwa, alur, plot, dan
menumbuhkan kemampuan merangkai hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa.
10 Bercerita memberikan daya tarik bersekolah karena ada efek rekreatif dan
imajinatif yang dibutuhkan anak Taman Kanak-Kanak. 11
Bercerita mendorong anak memberikan “makna” bagi proses belajar terutama mengenai empati.
Arti pentingnya cerita bagi pendidikan anak usia dini tidak dapat dilepaskan dari kemampuan guru dalam menstrasmisikan nilai luhur kehidupan dalam bentuk
cerita atau dongeng. Cerita dalam kurikulum memperoleh perhatian yang serius seperti pembelajaran yang dilakukan dengan pembelajaran tematik.
13
b. Karakteristik Cerita Anak Usia Dini