Karakteristik Cerita Anak Usia Dini

13

b. Karakteristik Cerita Anak Usia Dini

Hakikat cerita adalah dulce et utile yang berarti menyenangkan dan bermanfaat menurut Horatius dalam Tadkiroatun 2005: 37. Hal ini terjadi karena cerita memberikan bahan lain dari sisi kehidupan manusia, pengalaman hidup bagi manusia. Cerita untuk anak dapat dikategorikan sebagai karya sastra. Cerita yang baik apabila memiliki alur berirama yang alami natural rhythmic flow pada awal, tengah, dan akhir cerita. Selain itu, plot dan alur cerita dikembangkan sesuai karakter tokohnya. Di bawah ini adalah karakteristik cerita menurut Cullinan, 1989: 392-393 dalam Mustakim 2005: 20-30 sebagai berikut: 1 Tema Tema merupakan makna yang terkandung dalam sebuah cerita Pickering Hoeper, 1981: 61; Stanton, 1965:20; Kenney, 1966: 88 dalam Tadkiroatun 2005: 39. Mengenai tema Kenney 1966: 89 dalam Tadkiroatun 2005: 39 mengatakan Theme is not the moral of story. The theme of a story is not identical with subject of the story at least, not as we’ll us the term “theme” in our discussion. Tema juga dapat diklasifikasikan menurut subjek pembicaraan suatu cerita, yaitu tema fisik, tema organik, tema sosial, tema egoik dan tema ketuhanan. Stanton 1964: 19 dalam Heru Kurniawan 2013: 75 tema dalam cerita berhubungan dengan pengalaman hidup. Untuk konsumsi Taman Kanak- Kanak, cerita yang disuguhkan memiliki tema tunggal, berupa tema sosial maupun tema ketuhanan. Tema yang disajikan adalah tema moral dan kemanusiaan dengan penyajian tradisional, karena anak sangat gemar dengan cerita tersebut. 14 2 Amanat Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam karyanya Sudjiman, 1992: 57 dalam Tadkiroatun 2005: 42. Amanat dalam cerita biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang, pandangan hidup tentang nilai-nilai kebenaran. Amanat yang disampaikan melalui cerita bersifat eksplisit. Apabila anak-anak dapat menangkap isi cerita, maka disampaikan secara langsung. Amanat dapat dimunculkan melalui pertanyaan, jawaban, nasihat pencerita yang sejenak keluar dari cerita. 3 Sarana cerita Sarana cerita merupakan cara-cara yang digunakan pengarang dalam menyeleksi dan menyusun bagian-bagian cerita, sehingga akan tercipta karya sastra yang bermakna. Tujuannya adalah agar pembaca melihat fakta cerita melalui sudut pandang pengarang; melihat arti fakta cerita sehingga dapat bertukar pendapat tentang pengalaman yang dilukiskan Stanton, 1964: 23 dalam Heru Kurniawan 2013: 77. Yang termasuk sarana cerita adalah judul, sudut pandang, gaya bahasa dan nada, simbolisme dan ironi. 4 Plot atau alur cerita Plot merupakan peristiwa-peristiwa naratif yang disusun dalam serangkaian waktu. Plot yang ditampilkan dalam cerita untuk anak Taman Kanak-Kanak cenderug lebih sederhana, tidak terlalu rumit. Peristiwa demi peristiwa disusun secara urut atau progresif. Hubungan sebab-akibat dalam alur cerita anak adalah sederhana, tidak membutuhkan analisis kognitif tinggi. Cerita yang disampaikan harus memiliki tiga bagian, yaitu awal, tengah, dan akhir. 15 5 Tokoh dan penokohan Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami berbagai peristiwa dalam cerita. Tokoh pada umumnya berwujud manusia, akan tetapi pada cerita anak tokoh dapat berupa binatang atau benda-benda. Anak usia Taman Kanak-Kanak memerlukan tokoh yang jelas dan sederhana flat character. Tokoh tersebut membantu anak dalam mengidentifikasi tokoh jahat dan tokoh baik. Tokoh sederhana ini hanya memiliki satu sifat saja. Tokoh yang demikian membantu anak dalam mengidentifikasi tokoh dan sifat yang dimiliki tokoh. Anak usia Taman Kanak-Kanak masih memiliki perspektif diri atau egosentrisme, sehingga mereka mampu melihat permasalahan dari perspektif tunggal. Tokoh dan penokohan dalam cerita anak bersifat familiar, mudah dikenali oleh anak dan jumlah tokoh yang terlibat harus dibatasi sesuai pemahaman anak. 6 Sudut pandang Sudut pandang atau point of view merupakan salah satu sarana cerita literacy devices Stanton, 1973 dalam Tadkiroatun 2005: 48. Sudut pandang mempermasalahkan siapa yang menceritakan atau dari kacamata siapa cerita dikisahkan. Secara garis besar, sudut pandang dapat dikategorikan menjadi dua, yakni persona pertama first person atau gaya aku dan persona gaya ketiga third person gaya diam. Sudut yang diberikan kepada anak dengan sudut pandang diaan mahatahu author omniscient, karena sudut pandang ini memudahkan anak dalam mengidentifikasi, menginterpretasi, dan memahami cerita. Dalam bercerita, pencerita harus paham akan tokoh dan penokohan yang ada dalam cerita tersebut. 16 7 Latar Latar adalah unsur cerita yang menunjukkan kepada penikmatnya dimana dan kapan kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung. Latar dibedakan menjadi latar netral merupakan latar yang tidak memiliki sifat khas tertentu yang menonjol, sesuatu yang membedakannya dengan latar yang lain. Sedangkan, latar tipikal bersifat umum terhadap hal sejenis. Cerita anak boleh terjadi di dalam latar atau setting apa pun, asal sesuai dengan perkembangan kognisi dan moral anak. Adapun setting waktu yang tepat merupakan yang sesuai dengan tingkat perkembangan bahasa anak seperti besok dan sekarang. Rincian waktu sebaiknya dihindari agar anak tidak terbebani mengingat detail waktu sehingga melupakan amanat cerita. 8 Sarana kebahasaan Bahasa sastra memiliki ciri tersendiri, begitu pula cerita untuk anak. Pada dongeng, sebagai bagian dari cerita rakyat, sarana kebahasaan cenderung tetap pada bagian awal dan akhir. Bahasa yang digunakan dalam cerita untuk anak Taman Kanak-Kanak ditandai dengan sifat sebagai berikut: a Kosakata sesuai tahap perkembangan bahasa anak 1 Cerita untuk anak usia 5 tahun didasarkan pada sekitar 3000 kata dan untuk usia 6 tahun didasarkan pada sekitar 6000 kata yang terakuisisi anak. 2 Berisi beberapa konsep numerik dasar, beberapa adjektiva kata sifat, adverb pronoun atau kata rujukan orang, dan konjungsi kata sambung. 3 Kosakata yang digunakan tidak bermakna ganda atau konotatif 4 Kata yang penting diulang-ulang. 17 5 Berisi kata-kata yang mudah dicerna dan dianggap penting. b Struktur kalimat sesuai tingkat perolehan anak 1 Cerita untuk anak yang berumur 5 tahun kira-kira berisi 5 kata dan anak 6 tahun berisi 6 kata. 2 Kalimat panjang dipecah menjadi beberapa kalimat. 3 Terkadang berisi kalimat negatif. 4 Berisi banyak kalimat aktif daripada kalimat pasif. 5 Berisi sedikit kalimat majemuk bertingkat. 6 Berisi kalimat literal dan langsung.

c. Manfaat Cerita Untuk Anak Usia Dini