Bahasa Jawa juga diturunkan kepada anak-anak mereka, namun bahasa Jawa yang digunakan sudah tidak berbahasa Jawa “halus atau krama”.
17
Pada tahun 1987 mata pencaharian penduduk Desa Baja Dolok adalah sebagai petani dan buruh, baik buruh perkebunan maupun buruh tani, hanya sedikit yang bekerja sebagai
wiraswasta atau pegawai negeri sipil, di bidang kesehatan hanya ada satu mantri dan satu bidan melahirkan, sedangkan penduduk yang bekerja di bidang militer tidak ada.
Karena orang tua mereka bukan berasal golongan priyayi ketika di Jawa, mereka hanyalah wong cilik yang dikontrak menjadi
kuli kontrak di Sumatera.
2.4 Pemerintahan Desa
Desa Baja Dolok secara administratif berada di wilayah pemerintahan Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun tergolong desa Swakarya menurut tataran desa-desa di
Indonesia. Roda pemerintahan desa dikendalikan oleh seorang kepala desa, dibantu oleh kepala dusun, badan perwakilan desa, ketua RW dan RT. Namun sebelum penggabungan
menjadi sebuah desa, wilayah ini terdiri dari dusun-dusun dan setiap dusun memiliki ketua yang disebut lurah.
Tahun 1966 kelima dusun disatukan menjadi sebuah wilayah pedesaan, maka dibuatlah sebuah pemillihan kepala desa. Kepala desa pertama yang terpilih adalah Suyoto. Dari sini
17
S ecara teoritis bahasa Jawa memiliki berbagai macam tingkatan bahasa seperti Ngoko, Madya, Krama,
Krama Inggil, Basa Kedathon, Krama Desa, dan Basa Kasar. Namun yang sering digunakan dan didengar di kalangan masyrakat desa di pedesaan Jawa adalah Ngoko, Madya dan Krama. Ngoko digunakann untuk
komunikasi akrab sehingga dianggap kurang santun dan sering dianggap kasar. Madya dianggap setengah santun dan Krama dianggap sangat santun dan halus. Kelompok pekerja kasar seperti tukang, buruh dan petani
biasanya berbicara menggunakan tingkatan Ngoko dan Madya. Sedangkan kelompok berpendidikan, priyayi keturunan bangsawan yang bisa menggunakan Krama. Lihat Herujati Purwoko, Jawa Ngoko: Ekspresi
Komunikasi Arus Bawah, Indeks: Jakarta, 2008, hlm.10.
Universitas Sumatera Utara
dimulailah suatu pemerintahan desa. Masa jabatan seorang kepala desa berlangsung selama delapan tahun selanjutnya dilakukan pemilihan kembali. Setelah memiliki pemerintahan desa
maka pada tahun 1972 dibangunlah sebuah balai pertemuan yang disebut balai desa dan tahun 1974 dibangun kantor kepala desa , kedua bangunan ini didirikan di dusun II.
Pemberlakuan otonomi daerah di Simalungun pada tahun 2000 menyebabkan Desa Baja Dolok dibagi menjadi dua desa yaitu Desa Baja Dolok dan Desa Baliju. Hal ini juga
mengubah desa menjadi nagori, kepala desa menjadi pangulu,dusun menjadi huta, kepala dusun menjadi gamot, badan perwakilan desa menjadi maujana nagori, rukun warga menjadi
urung, rukun tetangga menjadi dihilangkan kerena tidak berfungsi secara efektif dan perangkat desa diganti menjadi tungkat nagori.
18
18
Nagori, pangulu, huta, gamot, maujana nagori, urung, tungkat berasal dari bahasa Simalungun.
Universitas Sumatera Utara
Susunan Organisasi dan Tata Pemerintahan Nagori dan Tungkat Nagori di Kabupaten Simalungun.
PANGULU
UPTL UPTL
MAUJANA NAGORI SEKRETARIS DESA
KAUR PEMERINTAHAN
DAN KEMASYARAKATAN
KAUR PEREKONOMIAN
DAN PEMBANGUNAN NAGORI
KAUR ADMINISTRASI
DAN KEUANGAN NAGORI
GAMOT GAMOT
GAMOT GAMOT
GAMOT
Sumber: Kantor kepala Desa Baja Dolok
Universitas Sumatera Utara
BAB III KEHIDUPAN BURUH PERKEBUNAN
3.1 Buruh di Perkebunan