Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Tinjauan Pustaka

Uraian di atas membuat penulis tertarik untuk mendalami tentang kehidupan buruh perkebunan eks-PKI sehingga diangkatlah judul “ DARI BURUH PERKEBUNAN KE PETANI: PENGARUH GERAKAN 30 SEPTEMBER TERHADAP MASYARAKAT DESA BAJA DOLOK KABUPATEN SIMALUNGUN 1973-2000” . Penelitian ini akan lebih ditekankan kepada buruh eks-PKI yang berasal dari etnis Jawa, karena kebanyakan buruh yang menjadi anggota SARBUPRI dan Gerwani adalah buruh perkebunan yang pindah ke wilayah perkampungan Desa Baja Dolok hampir seluruhnya orang Jawa. Skop temporal yang diambil adalah antara tahun 1973 sampai 2000. Pada tahun 1973 dianggap sebagai tahun di mana banyak para buruh perkebunan yang beralih mata pencarian menjadi petani setelah keluar dari pondok-pondok perkebunan dan tinggal menetap di Desa Baja Dolok sedangkan tahun 2000 merupakan tahun di mana reformasi mulai terasa di Desa ini, setelah pada tahun 1998 rezim Orde Baru telah diruntuhkan, hal ini yang membawa perubahan pada kehidupan eks-PKI. Pada tahun 2000 juga wilayah Desa Baja Dolok ini dilebur menjadi dua desa yaitu Desa Baja Dolok dan Desa Baliju. Dalam rentang waktu antara 1973 sampai 2000 adalah masa dimana penulis akan membahas bagaimana kehidupan buruh perkebunan yang beralih mata pencarian menjadi petani yang dipengaruhi oleh Gerakan 30 September 1965.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam melakukan sebuah penelitian, maka yang menjadi landasan dari penelitian adalah akar masalah yang ada dalam topik yang dibahas. Hal inilah yang nantinya akan diungkapkan dalam pembahasannya. Akar permasalahan dianggap penting karena di Universitas Sumatera Utara dalamnya diajukan konsep yang akan dibawa dalam penelitian dan menjadi alur dalam penulisan. Berdasarkan uraian di atas maka dibuatlah suatu batasan pokok masalah. Untuk mempermudah memahami permasalahan dalam penelitian ini maka penulis mengambil beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ke beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana kehidupan buruh perkebunan hingga tahun 1973? 2. Apa yang melatarbelakangi para buruh perkebunan melakukan peralihan mata pencaharian menjadi petani? 3. Bagaimana kehidupan buruh perkebunan setelah menjadi petani pada tahun 1973- 2000?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Menjelaskan kehidupan buruh perkebunan hingga tahun 1973. 2. Menjelaskan apa saja yang melatarbelakangi para buruh perkebunan ini menjadi petani. 3. Menguraikan bagaimana kehidupan buruh perkebunan setelah menjadi petani pada tahun 1973-2000. Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Menambah historiografi Indonesia tentang sejarah buruh. Universitas Sumatera Utara 2. Menjadi bahan rujukan dalam mengungkap kehidupan buruh perkebunan yang menjadi korban dari ketidakadilan penguasa. 3. Dapat menjadi acuan bagi para penulis yang lain manakala penelitian ini dirasa perlu penyempurnaan ataupun sebagai referensi.

1.4 Tinjauan Pustaka

Buku-buku yang membahas tentang buruh perkebunan yang telibat PKI dan melakukan peralihan matapencaharian menjadi petani memang hampir dikatakan tidak ada. Sedikitnya sumber tertulis tentang peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan peristiwa G 30 S 1965, maka penulis menggunakan literatur-literatur yang berkaitan dengan buruh yang terlibat PKI dengan mengumpulkan artikel-artikel, tesis dan buku-buku yang yang berkaitan dengan penelitian ini. Ann Laura Stoler dalam bukunya “ Kapitalisme dan Konfrontasi di Sabuk Perkebunan Sumatra,1870-1979” buku ini mengisahkan tentang kehidupan buruh di daerah Sabuk Perkebunan. Dimulai dari pembukaan perkebunan di Deli, perekrutan para pekerja perkebunan dari luar Sumatera, buruh pada masa pendudukan Jepang, revolusi nasionalis dan menjelaskan tentang gerakan pekerja di perkebunan pasca kemerdekaan. Buku ini juga menggambarkan tentang kehidupan buruh di perkebunan, termasuk hierarki yang ada di perkebunan, tentang serikat buruh perkebunan, salah satunya adalah SARBUPRI, yang merupakan serikat buruh di perkebunan yang membela buruh dari tekanan para pengusaha perkebunan. Banyaknya tuntutan-tuntutan SARBUPRI tentang kenaikan upah dan perbaikan buruh di perkebunan menyebabkan serikat buruh ini banyak mendapat dukungan dari para Universitas Sumatera Utara buruh dan dalam beberapa tahun pembentukan sudah banyak merekrut massa. Namun pasca peristiwa G 30 September 1965 buruh yang tergabung dalam serikat buruh ini masuk ke dalam daftar hitam, dan beberapa tahun kemudian banyak buruh perkebunan yang dipecat karena masa lalu mereka pernah terlibat dalam PKI. Kemudian tinggal menetap di daerah pinggiran perkebunan membentuk komunitas yang mayoritas orang Jawa, hidup sebagai petani dan menjadi buruh lepas di perkebunan. Amurwani Dwi Lestariningsih dalam bukunya yang berjudul “ Gerwani: Kisah Tahanan Politik di Kamp Plantungan”. Dalam buku ini menceritakan tentang wanita tahanan politik yang dianggap sebagai pendukung gerakan PKI Partai Komunis Indonesia dan ikut serta dalam melakukan kudeta-kudeta yang dilancarkan PKI,mereka dianggap sebagai pengkhianat negara. Bagaimana penangkapan-penangkapan yang dilakukan oleh pihak militer terhadap onderbouw PKI termasuk Gerwani. Pada pemberlakuan pembersihan massal orang-orang yang dianggap sebagai onderbouw PKI ditangkap dan dibuang ke dalam penjara. Penangkapan dilakukan secara membabi buta tanpa membawa surat penangkapan, apakah orang tersebut terlibat atau tidak, apakah mereka orang-orang PKI atau tidak, sehingga banyak yang salah tangkap. Berbagai macam hukuman dan perlakuan yang tidak wajar diterima oleh para tahananan. Pemindahan tahanan ke Plantungan, sebuah tempat terpencil. Selain menerima perlakuan yang tidak adil mereka juga bekerja di ladang-ladang yang telah disediakan. Hingga pada awal tahun 1970-an mereka keluar dari kamp Plantungan dengan menandatangani surat pernyataan untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan politik dan melakukan wajib lapor dan pemberian kode-kode tertentu pada kartu identitas mereka. Kusnaka Adimihardjo dalam bukunya, “ Petani: Merajut Tradisi Era Globalisasi” yang menjabarkan tentang kehidupan para petani di pedesaan Indonesia yang bersinggungan Universitas Sumatera Utara dengan kebudayaan yang hal ini dianggap memiliki peranan yang penting dalam pertanian. Dalam buku ini menceritakan tentang kearifan tradisi yang tercermin dalam sistem pengetahuan dan teknologi lokal di masyarakat dari berbagai daerah yang masih mengembangkan nilai-nilai adat seperti prinsip-prinsip konservasi, menejemen, eksploitasi sumber daya alam, ekonomi dan sosial. Kapitalisme industri pada awal abad ke-20 telah menimbulkan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, faktor kesuburan tanah, dan proses komersialisasi yang semakin agresif pada pasca Orde Baru. Akibatnya penguasaan Tanah perorangan juga semakin meningkat yang akhirnya menciptakan proses peralihan penguasaan tanah di pedesaan. 9 Sekretariat Negara Republik Indonesia, dalam buku yang berjudul “Gerakan 30 September: Pemberontakan Partai Komunis Indonesia, Latar Belakang, Aksi dan penumpasannya”. Buku ini merupakan buku putih yang diterbitkan oleh pemerintah, buku yang menyatakan tentang keterlibatan PKI sebagai dalang dari pembunuhan para petinggi Angkatan Darat. Buku ini menjelaskan bagaimana latar belakang terbentuknya Partai Komunis Indonesia, pemberontakan dan perjuangan yang pernah dilakukan untuk menentang segala kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda ataupun Pemerintah Indonesia Pasca Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Berbagai kudeta yang dilakukan oleh PKI juga dijelaskan pada buku ini, apalagi kudeta yang terjadinya 30 September 1965 dan setelahnya. Termasuk penyelesaian hukum terhadap pelaku-pelaku dan yang menjadi onderbouw PKI. 9 Kusnaka Adimihardja, Petani: Merajut Tradisi Era Globalisasi, Bandung: Humaniora Utama Press, 1999, hlm. 153. Universitas Sumatera Utara

1.5 Metode Penelitian