2.3 Penduduk
Menurut hasil Sensus Penduduk tahun 1980, jumlah penduduk Desa Baja Dolok adalah 3.625 jiwa yang terdiri atas 1.803 orang laki-laki dan 1.822 orang perempuan yang termasuk
dalam 728 kepala keluarga kk dan tersebar di lima dusun. Data penduduk desa Baja Dolok dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 1 Jumlah Penduduk Desa Baja Dolok dari tahun 1980-2000
NO TAHUN
JUMLAH
1 1980
3.625
2 1987
3.927
3 1993
3.848
4 2000
4.037
Sumber: Data Monografi Desa Baja Dolok tahun 1980-2000
Jumlah penduduk Desa Baja Dolok mengalami peningkatan yang sangat tinggi pada tahun 1980 hingga 1987 sebanyak 302 jiwa bertambah dalam kurun waktu delapan tahun.
Selain dipengaruhi oleh angka kelahiran bayi dan kematian, pertambahan penduduk ini juga dipengaruhi oleh keadaan desa yang semakin berkembang dan sistem pertanian dengan
sistem irigasi yang baik sehingga banyak orang-orang yang memilih untuk pindah ke Desa Baja Dolok, karena dianggap mampu menjamin kehidupan mereka. Kebanyakan dari mereka
yang pindah ke desa ini adalah pensiunan dari pondok-pondok perkebunan. Keadaan yang sama juga terjadi pada tahun 1993 hingga tahun 2000, jumlah penduduk meningkat dari
Universitas Sumatera Utara
3.848 menjadi 4.037, pertambahannya mencapai 189 jiwa. Namun pada tahun 1987 hingga tahun 1993 jumlah penduduk mengalami dari 3.927 menjadi 3.848, pengurangan ini karena
sistem pendidikan yang mulai maju dan kesadaran penduduk akan pendidikan yang semakin meningkat sehingga mereka yang memiliki pendidikan memilih untuk meninggalkan desa
dan memilih kota sebagai tujuan mereka untuk memperbaiki keadaan ekonomi karena adanya anggapamn bahwa bekerja di kota memiliki penghasilan yang lebih tinggi. Kota-kota
yang menjadi tujuan adalah Medan dan Riau. Tabel 2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur Tahun 1980
NO USIATAHUN
JENIS KELAMIN LAKI-LAKI
PEREMPUAN
1 0-4
290 274
2 5-9
321 305
3 10-14
246 252
4 15-24
327 378
5 25-49
398 413
6 50 ke atas
221 200
JUMLAH 1.803
1.822
Sumber: Hasil sensus penduduk tahun 1980
Dari tabel 2 yang berisikan jumlah penduduk di Desa Baja Dolok berdasarkan sensus penduduk tahun 1980 bahwa kelahiran bayi laki-laki lebih tinggi dibanding dengan bayi
perempuan, selisinya mencapai 16 jiwa, namun pada usia 5-49 tahun jumlah penduduk perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Sedangkan pada usia 50 tahun keatas jumlah
Universitas Sumatera Utara
laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan. Jumlah penduduk yang berumur 15-49 tahun mencampai 1516 jiwa 49, usia tersebut dikategorikan usia produktif yang mampu
mendukung kebutuhan tenaga kerja di sektor pertanian, terutama pada saat musim tanam maupun musim panen. Sedangkan jumlah penduduk berumur 50 tahun ke atas berjumlah 421
jiwa 12 , sebagian dari mereka juga masih mampu mengerjakan lahan pertanian yang mereka miliki.
Tabel 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan tahun 1987
NO Tingkat Pendidikan
Jumlah
1 Belum sekolahtidak pernah sekolah
1.084 2
SD sederajat 1.565
3 SLTP sederajat
1.169 4
SLTA sederajat 102
5 AkademikUniversitas
7 JUMLAH
3.927
Sumber: Data Monografi Desa Baja Dolok tahun 1987
Jumlah penduduk Desa Baja Dolok belum sekolah dan mereka yang tidak pernah sekolah mencapai 1.084. tingkat pendidikan SD berada di urutan kedua yaitu sebanyak 1.565,
kemudian diikuti oleh tingkat pendidikan SLTP sebanyak 1.169, ini dapat dikatakan bahwa pendidikan di Desa Baja Dolok pada tahun 1987 sudah mengalami peningkatan dilihat dari
jumlah penduduk yang telah mengenal huruf lebih tinggi yaitu 2.843 dan peningkatan semakin terlihat karena di desa ini sudah penduduk yang berada pada tinngkat pendidikan
akademikuniversitas. Hal ini yang kemudian membawa dampak yang positif terhadap
Universitas Sumatera Utara
perkembangan desa. Perkembangan pendidikan di Desa Baja Dolok dapat dilihat pada tabel 1.4 di bawah.
Tabel 4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2000
NO Tingkat Pendidikan
Jumlah
1 Belum sekolahtidak pernah sekolah
861 2
SD sederajat 995
3 SLTP sederajat
1.232 4
SLTA sederajat 917
5 AkademikUniversitas
32 JUMLAH
4.037
Sumber: Data Monografi Desa Baja Dolok tahun 2000
Jumlah penduduk yang belum sekolah dan tidak pernah sekolah sebanyak 861 jiwa, jika dibanding tahun 1987 jumlah ini mengalami penurunan, sama halnya dengan jumlah
penduduk yang berada ditingkat pendidikan SD mengalami penurunan. Peningkatan kualitas pendidikan penduduk dialami pada tingkat SLTP, SLTA dan Universitas. Dari sini dapat
dilihat bahwa kehidupan ekonomi penduduk sangat mempengaruhi kualitas pendidikan di Desa Baja Dolok.
Pada tahun 1987 penduduk Desa Baja Dolok terdiri dari empat suku bangsa yaitu Jawa, Simalungun, Toba dan Mandailing. Masing-masing Jawa 3.038 jiwa 77,36, Simalungun
808 jiwa 20,58, Toba 80 jiwa 2,02 dan Mandailing 1 jiwa 0,02. Orang Jawa umumnya tersebar di dusun Kampung Jawa dan Balimbingan, sementara di dusun
perkebunan baik Afdeling VII dan Afdeling VIII serta dusun Banua merupakan percampuran
Universitas Sumatera Utara
suku bangsa seperti Simalungun, Toba dan Jawa. Namun di dusun kampung Jawa ini ada sebuah wilayah pemukiman khusus untuk etnis Batak yang beragama Kristen dengan nama
Pagar Jawa.
16
Penduduk Desa Baja Dolok menganut agama yang berbeda-beda seperti Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik dan Budha. Penduduk yang menganut agama Islam ada 3.039
jiwa, Kristen Protestan 874 jiwa, Kristen Katolik 8 jiwa dan Budha sebanyak 6 jiwa. Mayoritas penduduk Jawa yang menganut agama Islam dan suku Batak beragama Kristen.
Banyaknya penduduk yang beragama Islam dapat dilihat dengan jumlah bangunan mesjid yang ada di Desa Baja Dolok, hingga tahun 2000 terdapat tujuh mesjid dan dua gereja HKBP
namun tidak ada vihara sebagai tempat ibadah bagi orang Budha. Di Wilayah dusun ini benar-benar terpisah antara suku Batak yang beragama
Kristen dan suku Jawa yang beragama Islam secara letak pemukiman, namun interaksi dalam kehidupan sehari-hari tetap terjalin, baik di bidang ekonomi maupun politik.
Bahasa yang dipakai dalam pergaulan hidup sehari-hari dengan sesama orang Jawa adalah bahasa Jawa, tetapi bukan hal yang aneh jika orang Toba dan Simalungun mampu
berbahasa Jawa, hal ini dilakukan bila berinteraksi dengan orang Jawa dan seringkali terlihat bahwa orang Toba dan Simalungun mengunakan bahasa Jawa dibanding dengan
menggunakan bahasa Indonesia.
16
Pagar Jawa merupakan bekas istana Parpagaran sebelum dipindahkan ke daerah Jambi-jambi. Pagar Jawa masuk ke dusun II Kampung Jawa Tengah untuk memasuki wilayah ini harus menyebrangi sungai dan
melewati lahan pertanian milik penduduk, wilahnya terpisah dari pemukiman orang Jawa. Meskipun penduduknya merupakan orang Batak, baik Batak Toba maupun Simalungun yang beragama Kristen namun
tidak ada gereja. Mereka memilih beribadah di gereja-gereja yang ada di kecamatan Tanah Jawa dibandingkan dengan gereja yang berada di Dusun III Banua, hal ini berkaitan dengan letak gereja yang jauh.
Universitas Sumatera Utara
Bahasa Jawa juga diturunkan kepada anak-anak mereka, namun bahasa Jawa yang digunakan sudah tidak berbahasa Jawa “halus atau krama”.
17
Pada tahun 1987 mata pencaharian penduduk Desa Baja Dolok adalah sebagai petani dan buruh, baik buruh perkebunan maupun buruh tani, hanya sedikit yang bekerja sebagai
wiraswasta atau pegawai negeri sipil, di bidang kesehatan hanya ada satu mantri dan satu bidan melahirkan, sedangkan penduduk yang bekerja di bidang militer tidak ada.
Karena orang tua mereka bukan berasal golongan priyayi ketika di Jawa, mereka hanyalah wong cilik yang dikontrak menjadi
kuli kontrak di Sumatera.
2.4 Pemerintahan Desa