1.5 Metode Penelitian
Dalam penulisan sejarah yang ilmiah, pemakaian metode sejarah yang ilmiah sangatlah penting. Metode penelitian sejarah lazim juga disebut metode sejarah. Metode itu sendiri
berarti cara, jalan, atau petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis.
10
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam metode sejarah adalah: Sejumlah sistematika
penulisan yang terangkum di dalam metode sejarah sangat membantu setiap penelitian di dalam merekonstruksi kejadian pada masa yang telah lalu.
1. Heuristik, mengumpukan data atau sumber melalui studi kepustakaan library
research dari buku, arsip, artikel. Sumber-sumber tertulis diperoleh dari perpustakaan daerah Sumut, Perpustakaan USU, Perpustakaan dan Arsip Pematang Siantar, dan
disamping koleksi pribadi. Adapun buku yang dipergunakan ialah; Ann Laura Stoler dalam buku yang berjudul Kapitalisme dan Konfrontasi di Sabuk Perkebunan
Sumatra, 1870-1979; Amurwani Dwi Lestariningsih dalam bukunya Gerwani: Kisah Tapol Wanita di Kamp Plantungan, buku ini cukup membantu peneliti dalam
membandingkan data yang dibutuhkan dalam penulisan; Kusnaka Adimihardja dalam bukunya Petani: Merajut Tradisi Era Globalisasi, yang diperlukan penulis dalam
menguraikan kehidupan petani yang memang diperlukan dalam penulisan. Buku putih yang diterbitkan oleh Sekretariat Negara Republik Indonesia yang berjudul Gerakan
30 September: Pemberontakan Partai Komunis Indonesia, Latar Belakang, Aksi dan penumpasannya. Selain buku-buku tersebut penulis juga melakukan wawancara
10
Dudung Abdurahman, Metodologi Penelitian Sejarah , Jogjakarta: Ar-Ruz Media Group, 2007, hlm. 53.
Universitas Sumatera Utara
dengan orang-orang yang pernah tergabung menjadi anggota SARBUPRI dan Gerwani, orang yang pernah tinggal di perkebunan, penduduk desa Baja Dolok,
mantan kepala desa, kepala desa yang sedang menjabat dan Sekertaris desa, dan masyarakat yang pernah merasakan peristiwa pada tahun 1965.
2. Semua sumber sejarah baik lisan maupun tulisan yang telah diperoleh menggunakan
metode kepustakaan dan sejarah lisan wawancara akan dikritik secara eksternal dan internal untuk memastikan bahwa sumber sejarah itu asli dan data yang diperoleh
kredibel. Krirtik ekstern dilakukan terhadap sisi luar dari sebuah dokumen seperti bahan, jenis tulisan, bahasa, cap atau stempel dengan melakukan kolaborasi dengan
dokumen atau sumber lain. Setelah diketahui bahwa sumber atau dokumen itu asli, maka dilakukan kritik intern untuk memastikan bahwa sumber sejarah itu benar-
benar kredibel melaporkan kejadian atau fakta yang sebenarnya dengan cara membandingkan dengan sumber lainnya. Kritik terhadap sejarah lisan wawancara
dilakukan pada saat wawancara dan setelah wawancara, menyangkut isi yang disampaikan oleh informan.
3. Interpretasi, merupakan tahap dimana peneliti mencoba menafsirkan data yang
diperoleh dan diharapkan dapat menjdi data yang objektif. Interpretasi dibagi dua yakni analisis dan sintesis. Analisis berarti menguraikan fakta yang banyak
mengandung berbagai kemungkinan, sedangkan sintesis berarti menyatukan berbagai fakta agar dapat diketahui makna dan hubungan antara fakta yang kompleks tersebut.
Dalam hal ini adalah interpretasi dari hasil pengumpulan sumber, kritik tentang objek kajian peneliti tentang buruh perkebunan yang menjadi petani di Desa Baja Dolok.
Universitas Sumatera Utara
Interpretasi ini diharapkan dapat menjadi data sementara sebelum peneliti menuangkannya kedalam sebuah tulisan.
4. Historiografi, adalah tahapan akhir dari penelitian atau dapat juga dikatakan sebagai
penulisan akhir. Dengan hasil akhir dari suatu penulisan yang diperoleh dari fakta- fakta yang dilakukan secara sistematis dan kronologis untuk menghasilkan tulisan
sejarah yang ilmiah dan objektif. Historiografi ini merupakan hasil dari pengumpulan sumber, kritik baik kritik intern maupun ekstern serta hasil dari interpretasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM DESA BAJA DOLOK
2.1 Letak dan Keadaan Desa