Jenis perilaku agresif PERILAKU AGRESIF.
teori, yaitu teori bawaan atau bakat, teori environmentalis atau teori lingkungan, dan teori kognitif .
a. Berpusat pada orang instinctual. 1. Teori Psikoanalitik.
Menurut pandangan psikoanalitik agresi merupakan perilaku kodrati atau bawaan manusia. Manusia secara genetik ditakdirkan untuk
agresif. Agresi mengendalikan kekuatan insting murtido, permusuhan juga berasal dari insting ini yang secara perlahan berkembang seiring
dengan berjalannya waktu akumulasi energi dan jika energi tersebut tidak dilepaskan secara aman, akan mencapai tingkat yang
membahayakan. Energi agresif harus dilepaskan, jika tidak akan meledak dan membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain oleh
karena itu masyarakat adalah merupakan alat untuk mengatur atau mengontrol agresi atau energi agresif tersebut, akan tetapi menurut teori
ini agresi tidak bisa benar-benar dikontrol atau dikurangi. 2. Teori naluri atau insting
William James meyakini bahwa naluri-naluri atau insting-insting mempunyai kemiripan dengan refleks-refleks, yaitu karena dibangkitkan
oleh stimulus sensori dan kemunculan pertamanya buta. Buta dalam hal ini diartikan tingkah laku naluriah tersebut muncul secara otomatis di
bawah kondisi-kondisi tertentu tidak dengan disertai pengetauan ke arah mana tingkah laku tersebut ditujukan. Ia juga berpendapat bahwa setiap
naluri adalah merupakan impuls yang menjadi kekuatan yang bekerja dalam diri organisme atau individu untuk menuntun tingkah laku, akan
tetapi di lain pihak James merasa bahwa naluri tersebut berinteraksi dengan ingatan seseorang sehingga tingkah laku tersebut tidak lagi buta.
Tingkah laku bisa berubah oleh pengalaman. Naluri adalah tendensi untuk bertindak dalam suatu cara tertentu James dalam Koeswara,
1988. Teori insting lain tentang agresi adalah teori yang dikemukakan
oleh Freud yang berpendapat bahwa dalam setiap diri individu terdapat dua jenis insting yaitu insting untuk mempertahankan hidup yang
dikenal dengan eros dan insting untuk mati atau insting untuk menghilangkan kehidupan yang dikenal dengan thanatos. Agresi dalam
pandangan Freud dapat dimasukkandalam jenis insting mati atau menghilangkan kehidupan thanatos, yang merupakan ekspresi dari
hasrat kematian yang berada dalam taraf tak sadar. Ekspresi agresi ini dihalangi oleh ego dan suprego seperti aturan, orang lain, dan budaya
yang akan menekan hasrat ini, selain hal tersebut ego juga akan mengendalikan hasrat kematian ini dengan sublimasi, yaitu penyaluran
instink tersebut ke dalam aktivitas non agresif yang secara sosial dapat diterima masyarakat.