2.2. Persepsi 2.2.1. Pengertian Persepsi
Menurut Notoatmodjo 2003, mengatakan bahwa persepsi masyarakat tentang sehatsakit adalah respons seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan
baik sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisional, ini menyangkut respons terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan, dan obat-obatannya,
yang terwujud dalam pengetahuan, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas dan obat- obatan.
Persepsi merupakan perlakuan yang melibatkan penafsiran melalui proses pemikiran tentang apa yang dilihat, dengar, alami atau dibaca, sehingga persepsi
sering mempengaruhi tingkah laku, percakapan serta perasan seseorang. Persepsi yang positif akan memenuhi rasa puas seseorang dalam bentuk sikap dan prilakunya
terhadap pelayanan kesehatan, begitu juga sebaliknya persepsi negatif akan ditunjukkan melalui kinerjanya Tjiptono, 2002. Rakhmat 2005 menambahkan
persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
2.2.2. Proses Pembentukan Persepsi
Menurut Feigl yang dikutip Kusumarini 2002, menekankan bahwa ada tiga mekanisme pembentukan persepsi yaitu: 1 Selectivity penyeleksian, 2 Closure
kesimpulan, dan 3 Interpretation penafsiran. Proses Selectivity terjadi apabila seseorang menerima pesan maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan yang
dianggap penting dan tidak penting, hal tersebut merupakan peristiwa yang saling
Universita Sumatera Utara
berhubungan yang diperoleh dengan cara menyimpulkan dan menafsirkan pesan. Proses Closure akan menyeleksi hasil kesimpulan, kemudian disusun suatu kesatuan
kumpulan pesan atau stimuli. Interpretation terjadi apabila pesan tersebut diinterprestasikan atau penafsiran pola stimulus secara menyeluruh ke dalam
lingkungan. Menurut Kalangie 2004, reaksi dari persepsi terhadap suatu stimulus
rangsangan dapat terjadi dalam bentuk antara lain: 1. Receiving attending yaitu semacam kepekaan menerima stimulus dalam bentuk
masalah, situasi, gejala. Tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejalarangsangan.
2. Responding jawaban yaitu reaksi yang diberikan terhadap seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar, hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan,
kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar dirinya. 3. Valuingpenilaian yaitu berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala
atau stimulus yang diterima, termasuk kesediaan menerima pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan nilai tersebut.
4. Organisasi yaitu perkembangan dari nilai ke dalam suatu system organisasi termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai lain, pemanfaatan, prioritas nilai yang
dimiliki termasuk konsep tentang nilai dan organisasi sistem nilai. 5. Karakteristik nilaiinternalisasi nilai yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang
dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.
Universita Sumatera Utara
Persepsi yang positif terhadap mutu pelayanan kesehatan mengembangkan suatu kesadaran mutu sebagai elemen penting yang selalu meningkat dalam daya
saing, pemahaman keperluan keunggulan mutu dan pembagian strategi mutu yang berhasil dari strategi tersebut akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Tahapan persepsi merupakan suatu rangkaian proses yang dapat dilihat pada Gambar 2.1 bahwa pada tahap pemaparan stimulus, konsumen menerima informasi
melalui panca inderanya dan pada tahap perhatian konsumen akan mengalokasikan kapasitas pemrosesan menjadi rangsangan. Akhirnya, konsumen akan menyusun dan
menerjemahkan informasi untuk memberikan arti terhadap informasi tersebut yang disebut sebagai tahap pemahaman yang melibatkan panca indera.
Gambar 2.1 Proses Terbentuknya Persepsi Mowen dan Minor, 2002
Pengolahan informasi memiliki lima tahap yang terdiri atas tahap pemaparan stimulus, perhatian, pemahaman, penerimaan dan retesi. Menurut Mowen dan Minor
1998, ketiga tahap awal pengolahan informasi yaitu pemaparan stimulus, perhatian dan pemahaman disebut sebagai persepsi yang kemudian akan berinteraksi dengan
ingatan yang dimiliki konsumen sehingga akan memengaruhi pengolahan informasi Sumarwan, 2003. Persepsi tidak akan terjadi jika tidak didahului dengan perhatian
konsumen terhadap produk. Tanpa adanya perhatian terhadap barang atau situasi maka tidak akan ada kesadaran dan oleh karena itu tidak akan ada persepsi. Perhatian
terhadap suatu objek berfungsi sebagai sarana seleksi dan pemilihan berbagai Pemaparan
Perhatian Pemahaman
Persepsi
Universita Sumatera Utara
stimulus menjadi suatu informasi yang dapat diterima yang kemudian dapat dirasakan oleh konsumen.
2.2.3. Faktor–faktor yang Memengaruhi Persepsi