Dimana : r
11
= Reabilitas instrument K
= Jumlah item ∑σb2 = Jumlah variasi butir
σt2 = Variasi total
Besarnya r dapat diperhitungkan dengan menggunakan korelasi dengan signifikan 5. Jika r
hitung
lebih besar dari pada r
tabel
, maka butir soal tersebut dapat dikatakan reliabel, begitu juga sebaliknya jika r
hitung
lebih kecil dari pada r
tabel
maka butir soal tersebut tidak reliabel.
Hasil uji reabilitas
Uji reabilitas instrumen dikerjakan dengan program SPSS 12. Dari dua puluh tujuh butir pertanyaan pada variabel motivasi mahasiswa mengajar akuntansi
diperoleh nilai koefisien korelasi r
tt
sebesar 0,854. Pengambilan kesimpulan bisa dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien korelasi dengan nilai
r
tabel
. Dengan jumlah data n sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan α = 5 atau 0,05 maka diperoleh nilai r
tabel
sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi lebih besar dari pada r
tabel
0,854 0,239. Ini berarti bahwa butir – butir yang ada pada variabel motivasi mahasiswa mengajar akuntansi dapat dikatakan andal reliable.
H. Pengujian Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Bila berdistribusi normal maka analisis untuk
menguji hipotesis dapat dilakukan. Uji normalitas menggunakan rumus tes satu sampel dari Kolmogorov Smirnov Sugiyono, 1999:255
37
Rumus yang digunakan sebagai berikut.
Keterangan D
:Deviasi penyimpangan Fo
:distribusi frekuensi kumulatif teoritis Sn
:distribusi frekuensi diobservasi Bila probabilita P yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf
signifikan 5 berarti sebaran data variabel tidak normal pada taraf signifikan 5 begitu pula sebaliknya.
I. Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing – masing variabel mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk
uji linieritas ini digunakan rumus persamaan garis regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F
Sudjana, 1996:332 adalah sebagai berikut: S
2
Tc F =
S
2
e D = Maksimum [Fo x – Sn x]
38
Keterangan. F
= Harga pembilang F S
2
Tc = Varian tuna cocok S
2
e = Varian galat atau kekeliruan
Jika nilai F
hitung
nilai F
tabel
pada taraf signifikansi 5 dengan dk pembilang = k- 2 dan dk penyebut = n-k, maka hubungan variabel bebas dengan variabel
terikat bersifat linear.
J. Pengujian Asumsi Klasik
1. Heteroskedastisitas Heteroscedasticity Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varian dan kesalahan
pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas Supranto, 2001:273. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya masalah
heteroskedastisitas digunakan uji Glejser Glejser Test. Setelah memperoleh residual
atau kesalahan pengganggu e
i
dari regresi GLS, Glejser mengusulkan regresi harga mutlak absolute value dari e
i
, yaitu |e
i
| terhadap variabel bebas x yang dianggap mempunyai hubungan yang kuat dengan
σ
i
. Dalam eksperimen yang dia lakukan, glejser menggunakan tiga fungsi sebagai
berikut. │е
i
│ = B X
i
+ v
i
│е
i
│ = B √X
i
+ v
i
│е
i
│ = B 1 + v
i
39
X
i
│е
i
│ = B 1 + v
i
√ X
i
│е
i
│ = A + B X
i
+ v
i
│е
i
│ = √A+BX
i
+ v
i
│е
i
│ = √A+BX
i 2
+ v
i
dimana : v
i
: kesalahan pengganggu residual Selanjutnya untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heterokedastisitas
digunakan ketentuan sebagai berikut. o
Jika probabilitas P 0,05, maka terjadi heteroskedastisitas. o
Jika Probabilitas P 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Multikolonieritas Multicollinearity Multikolinieritas adalah adanya hubungan variabel – variabel bebas
diantara yang satu dengan yang lainnya Supranto, 2001:277. Dalam hal ini dikatakan bahwa variabel – variabel tidak ortogonal yaitu variabel bebas yang
korelasinya tidak sama dengan nol. Selanjutnya melihat koefisien korelasi antara variabel bebas koefisien matriks korelasi,
Jika koefisien matriks korelasi 0,8 terjadi gejala multikolinieritas. Kemudian dengan bantuan
komputer program SPSS diadakan analisis Collinierity Statistics. Dari hasil analisis Collinierity Statistics akan diperoleh VIF Variance Inflation Factor.
40