2. Pengujian Hipotesis Kedua Pengujian hipotesis kedua dilakukan untuk menguji hipotesis sebagai berikut:
a. Perumusan Hipotesis Sebelum pengujian terhadap hipotesis dilakukan, ditentukan hipotesis
nol dan hipotesis alternatif dahulu. H
O
: Tidak ada hubungan antara prestasi belajar matakuliah – mata
kuliah akuntansi biaya dengan motivasi mahasiswa mengajar akuntansi
Ha : Ada hubungan antara prestasi belajar matakuliah – mata kuliah
akuntansi biaya dengan motivasi mahasiswa mengajar akuntansi b. Hasil Analisis Data
Hasil analisis data dari pengujian hipotesis pertama ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu komputer program SPSS 12. Teknik
analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis kedua adalah regresi, yaitu untuk menentukan hubungan prestasi belajar mata kuliah – mata
kuliah akuntansi biaya dengaan motivasi mahasiswa mengajar akuntansi. Output hasil analisis dalam bentuk tabel beserta penjelasannya di tabel 4.8
Dari hasil pengujian t pada tabel 4.8 diperoleh t
hitung
0,462 sedangkan t
tabel
yang diperoleh dengan db = 50-1 = 49. Pada taraf signifikansi 5 adalah 2,000. Dari hasil data diatas menunjukkan bahwa harga t
hitung
= 0,462 lebih kecil dari t
tabel
= 2,021. Hal ini berarti hipotesis yang mengatakan ada hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar
53
mata kuliah – mata kuliah akuntansi biaya dengan motivasi mahasiswa mengajar akuntansi di sekolah ditolak.
Taraf signifikansi prestasi belajar mata kuliah – mata kuliah akuntansi biaya adalah sebesar 0,646, probabilitas jauh lebih besar dari 0,05 0,646
0,05 sehingga prestasi belajar mata kuliah – mata kuliah akuntansi biaya tidak dapat dipakai untuk memprediksi motivasi mahasiswa
mengajar akuntansi. Pada tabel 4.9di atas ditunjukkan output mengenai correlation.
Besarnya korelasi antara prestasi belajar mata kuliah – mata kuliah akuntansi dan motivasi mengajar akuntansi sebesar -0,130.
Dari analisis regresi tersebut dapat disimpulkan bahwa r
hitung
-0,130 r
tabel
0,284, jika r
hitung
r
tabel
maka hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara prestasi belajar mata kuliah – mata kuliah akuntansi biaya dan
motivasi mahasiswa mengajar akuntansi di sekolah bersifat negatif dan rendah, artinya apabila prestasi belajar mata kuliah – mata kuliah
akuntansi biaya rendah maka motivasi mahasiswa mengajar akuntansi tinggi dan hubungan prestasi belajar mata kuliah mata kuliah akuntansi
dengan motivasi mengajar akuntansi rendah sehingga hasil penelitian
tidak dapat digeneralisasikan pada populasi. 54
D. Pembahasan Analisis Kuantitatif
1. Hubungan prestasi belajar mata kuliah – mata kuliah akuntansi keuangan dengan motivasi mahasiswa mengajar akuntansi
Dari hasil analisis diketahui bahwa hipotesis pertama yang mengatakan adanya hubungan dari
prestasi belajar mata kuliah – mata kuliah akuntansi keuangan dengan motivasi mahasiswa mengajar akuntansi ditolak.
Deskripsi data menunjukkan bahwa hubungan prestasi belajar mata kuliah – mata kuliah akuntansi keuangan dengan motivasi mahasiswa mengajar akuntansi
di sekolah sangat rendah. Hal ini menunjukkan motivasi mahasiswa mengajar akuntansi di sekolah disebabkan oleh faktor – faktor selain prestasi belajar antara
lain: 1 kebutuhan pemenuhan diri bila menjadi guru sangat kurang misalnya gaji, gaji guru yang rendah menyebabkan mahasiswa lebih memilih bekerja di
perusahaan dari pada mengajar akuntansi di sekolah walaupun kemampuan mengajar tinggi bahkan gaji guru kadangkala lebih rendah dari UMP meskipun
guru S1 bahkan S2 tetapi gaji guru tetap kecil Sinar Harapan, 21 November 2005, 2 Kebutuhan memperoleh kekuasaan sangat kurang misalnya peluang
kecil bagi peningkatan karir, peningkatan karir guru tidak secepat bila bekerja di perusahaan http:mentawai.orgpot9.htm, 3 Penghargaan terhadap guru sangat
kurang dahulu guru sangat dihormati namun terjadi pergeseran nilai dalam masyarakat dimana segala amalan dinilai dari materi hal ini secara tidak langsung
mengikis penghargaan terhadap guru Pikiran Rakyat, 13 Juli 2004, 4 Tuntutan terhadap guru yang semakin tinggi, guru di tuntut untuk menguasai banyak
55
pengetahuan, tanggap terhadap perubahan misalnya guru harus selalu mengikuti perkembangan teknologi, dan mampu menyelesaikan setiap masalah yang ada
Penabur Jakarta, 1 april 2004. Selain itu dalam penelitian ini terdapat keterbatasan yaitu 1 subyek yang diteliti adalah mahasiswa yang mengajar di
SMK dan tidak dispesifikasikan mahasiswa yang mengajar mata pelajaran akuntansi keuangan sehingga hasil yang pasti mengenai hubungan prestasi belajar
mata kuliah – mata kuliah akuntansi keuangan dengan motivasi mahasiswa mengajar akuntansi di sekolah tidak dapat diketahui, 2 kuesioner mengenai
variabel motivasi mahasiswa mengajar akuntansi tidak secara spesifik memberikan pertanyaan mengenai hubungan prestasi belajar mata kuliah – mata
kuliah akuntansi keuangan dengan motivasi mahasiswa mengajar akuntansi di sekolah dan kuesioner juga tidak secara spesifik mengungkapkan mengenai
motivasi mahasiswa mengajar akuntansi keuangan di sekolah tetapi membahas mengenai akuntansi secara umum.
2. Hubungan prestasi belajar mata kuliah – mata kuliah akuntansi biaya dengan motivasi mahasiswa mengajar akuntansi
Dari hasil analisis diketahui bahwa hipotesis pertama yang mengatakan adanya hubungan dari
prestasi belajar mata kuliah – mata kuliah akuntansi keuangan dengan motivasi mahasiswa mengajar akuntansi ditolak.
Deskripsi data menunjukkan bahwa hubungan prestasi belajar mata kuliah – mata kuliah akuntansi biaya dengan motivasi mahasiswa mengajar akuntansi di
56
sekolah rendah. Hal ini menunjukkan motivasi mahasiswa mengajar akuntansi di sekolah di sebabkan oleh faktor – faktor selain prestasi belajar antara lain: 1
kebutuhan pemenuhan diri bila menjadi guru sangat kurang misalnya gaji, gaji guru yang rendah menyebabkan mahasiswa lebih memilih bekerja di perusahaan
dari pada mengajar akuntansi di sekolah walaupun kemampuan mengajar tinggi bahkan gaji guru kadangkala lebih rendah dari UMP meskipun guru S1 bahkan S2
tetapi gaji guru tetap kecil Sinar Harapan, 21 November 2005, 2 Kebutuhan memperoleh kekuasaan sangat kurang misalnya peluang kecil bagi peningkatan
karir, peningkatan karir guru tidak secepat bila bekerja di perusahaan http:mentawai.orgpot9.htm, 3 Penghargaan terhadap guru sangat kurang
dahulu guru sangat dihormati namun terjadi pergeseran nilai dalam masyarakat dimana segala amalan dinilai dari materi hal ini secara tidak langsung mengikis
penghargaan terhadap guru Pikiran Rakyat, 13 Juli 2004, 4 Tuntutan terhadap guru yang semakin tinggi, guru di tuntut untuk menguasai banyak pengetahuan,
tanggap terhadap perubahan misalnya guru harus selalu mengikuti perkembangan teknologi, dan mampu menyelesaikan setiap masalah yang ada Penabur Jakarta,
1 april 2004. Selain itu dalam penelitian ini terdapat keterbatasan yaitu 1 subyek yang diteliti adalah mahasiswa yang mengajar di SMK dan tidak
dispesifikasikan mahasiswa yang mengajar mata pelajaran akuntansi biaya sehingga hasil yang pasti mengenai hubungan prestasi belajar mata kuliah – mata
kuliah akuntansi biaya dengan motivasi mahasiswa mengajar akuntansi di sekolah tidak dapat diketahui, 2 kuesioner mengenai variabel motivasi mahasiswa
57
mengajar akuntansi tidak secara spesifik memberikan pertanyaan mengenai hubungan prestasi belajar mata kuliah – mata kuliah akuntansi buaya terhadap
motivasi mahasiswa mengajar akuntansi di sekolah tidak secara spesifik mengungkapkan mengenai motivasi mahasiswa mengajar akuntansi di sekolah
tetapi membahas mengenai akuntansi secara umum. 58