Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol

51

2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol

Pembelajaran dengan menggunakan metode yang tradisional yaitu ceramah di kelompok kontrol dilaksanakan satu kali dalam sehari pada hari Sabtu, 13 September 2014. Pembelajaran dilaksanakan dengan berpedoman pada kurikulum 2013, sehingga penelitian dilaksanakan selama sehari atau dengan kata lain satu pembelajaran. Satu pembelajaran sebenarnya terdiri dari dua mata pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia dan IPA karena menggunakan pendekatan tematik. Satu pembelajaran membutuhkan waktu 8 jam pelajaran. Penelitian ini difokuskan pada satu mata pelajaran, yaitu IPA. Pelajaran IPA dengan metode ceramah dilaksanakan selama 6 jam pelajaran atau 6 x 40 menit. Sedangkan pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan di pertemuan yang selanjutnya. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dari pukul 07.00 – pukul 11.20 WIB. Pembelajaran dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Materi pokok yang dipelajari adalah pencemaran air. Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi oleh guru. Guru bercerita tentang perilaku manusia dalam memanfaatkan air. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang cerita. Guru membimbing siswa untuk mengaitkan hubungan kegiatan manusia dalam memanfaatkan air dengan pencemaran air. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu tentang pencemaran air. Kegiatan inti pembelajaran diawali dengan siswa membaca teks bacaan tentang tips menjaga kesehatan diri sendiri pada buku siswa. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang teks bacaan yang dikaitkan dengan ketersediaan air bersih dan pencemaran air. Siswa mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru. Siswa mencari kata-kata sulit dalam bacaan. Siswa mencatat arti kata-kata sulit yang sudah ditemukan berdasarkan pada KBBI. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pencemaran air sungai dan ciri-ciri air sungai yang tercemar. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang penyebab air sungai tercemar. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang akibat pencemaran air sungai bagi makhluk hidup yang ada di sungai maupun di sekitarnya. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara mencegah dan mengatasi terjadinya pencemaran air sungai. Siswa membaca teks berita pencemaran di Sungai Code secara berpasangan. Siswa dan guru bertanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan 52 dengan teks berita. Siswa menyaksikan video wawancara dengan salah satu warga yang tinggal di perkampungan Code. Siswa dan guru bertanya jawab tentang isi video wawancara tersebut. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan tanya jawab antara siswa dan guru tentang hal-hal yang belum dipahami. Guru menyampaikan kesimpulan pembelajaran dengan memberikan pertanyaan pada beberapa siswa tentang materi yang telah dipelajari. Lalu guru memberikan penguatan dan meluruskan kesalahan jawaban siswa. Pada hari Senin, 15 September 2014, siswa kelompok kontrol mengerjakan soal posttest I. Posttest I dilaksanakan setelah siswa menerima pembelajaran tentang materi penelitian dengan metode yang tradisional, yaitu ceramah. Soal posttest I sama dengan soal yang diberikan ketika pretest. Tujuan posttest I adalah untuk mengetahui pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran dengan metode yang tradisional, yaitu ceramah.

4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I

Hipotesis penelitian I adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan pada pelajaran IPA materi pencemaran air kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 20142015. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan menjelaskan, sedangkan variabel independennya adalah penggunaan metode inkuiri. Instrumen pertanyaan yang digunakan sebagai sarana untuk mengukur variabel dependen adalah 4 item soal uraian pada nomor 1a, 1b, 1c, dan 1d. Setiap item soal mengandung satu indikator secara berurutan, yaitu menjabarkan, memperkirakan, memberi alasan, dan memberi contoh. Pada bagian ini akan dipaparkan hasil analisis statistik yang secara keseluruhan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95. Langkah-langkah analisis data sebagai berikut. 1 Uji normalitas data untuk mengetahui jenis uji statistik yang akan digunakan apakah parametrik atau non parametrik. 2 Uji perbedaan kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok. 3 Uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk melihat perbedaan rerata 53 selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok. 4 Uji Effect Size sigifikansi pengaruh perlakuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri. 5 Uji peningkatan skor pretest ke posttest I pada tiap kelompok untuk mengetahui apakah ada peningkatan rerata skor pada tiap kelompok. 6 Uji Effect Size peningkatan rerata skor pretest ke posttest I untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri dan metode ceramah. 7 Uji retensi pengaruh perlakuan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih sekuat posttest I.

4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Tujuan uji normalitas distribusi data adalah untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis uji statistik selanjutnya. Normalitas data kemampuan menjelaskan diuji dengan menganalisis skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest ke posttest I. Data tersebut berasal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data tersebut dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Kesimpulan uji normalitas data diperoleh dengan menggunakan kriteria sebagai berikut. 1 Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka data terdistribusi normal dan uji statistik selanjutnya adalah statistik parametrik. 2 Jika harga Sig. 2- tailed 0,05 maka data terdistribusi tidak normal dan uji statistik selanjutnya adalah uji statistik non parametrik. Hasil uji normalitas kemampuan menjelaskan baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut lengkapnya lihat Lampiran 4.3.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menjelaskan No Aspek Sig. 2-tailed Keterangan 1 Pretest menjelaskan kelompok eksperimen 0,64 Normal 2 Posttest I menjelaskan kelompok eksperimen 0,53 Normal 3 Posttest II menjelaskan kelompok eksperimen 0,16 Normal 4 Rerata selisih skor pretest-posttest I menjelaskan kelompok eksperimen 0,29 Normal 5 Pretest menjelaskan kelompok kontrol 0,61 Normal 6 Posttest I menjelaskan kelompok kontrol 0,34 Normal 7 Posttest II menjelaskan kelompok kontrol 0,18 Normal 8 Rerata selisih skor pretest-posttest I menjelaskan kelompok kontrol 0,49 Normal 54 Data pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa harga Sig. 2-tailed 0,05 untuk semua aspek, maka distribusi data normal. Data yang dimaksud adalah pretest, posttest I , posttest II, dan selisih pretest ke posttest I kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen dan kontrol. Selanjutnya analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Statistik parametrik menggunakan Independent samples t-test untuk analisis data dari kelompok yang berbeda, sedangkan untuk analisis data dari satu kelompok menggunakan Paired samples t- test.

4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menguji hasil pretest kelompok eksperimen dan hasil pretest kelompok kontrol. Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga kedua kelompok bisa dibandingkan. Jika kemampuan awal kedua kelompok sama, tujuan pengambilan sampel secara random untuk mendapatkan dua kelompok yang ekuivalen sudah terpenuhi, meskipun dalam penelitian ini pengambilan sampel tidak dilakukan secara random. Pengujian perbedaan kemampuan awal menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test karena data terdistribusi normal dan berasal dari dua kelompok yang berbeda Field, 2009: 326. Sebelum melakukan analisis dengan Independent samples t-test, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika Sig. 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan Field, 2009: 150. Jika harga Sig. 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95 menujukkan harga F = 0,05 dan harga Sig.= 0,80. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varians data. Jika variansnya homogen, data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS Field, 2009: 340. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H null adalah jika Sig. 2-tailed 0,05 Field, 2009: 53. Tabel 4.2 halaman 55 menunjukkan hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol lengkapnya lihat Lampiran 4.41. 55 Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menjelaskan Uji Statistik Sig. 2-tailed Keterangan Independent samples t-test 0,75 tidak ada perbedaan Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu M = 2,55; SD = 0,54; SE = 0,10; N = 25; dan df = 51, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 2,50; SD = 0,61; SE = 0,11; N = 28; dan df = 51. Meskipun demikian, perbedaan skor tersebut tidak signifikan. Analisis menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95 diperoleh harga Sig. 2-tailed adalah 0,75 dan harga t = 0,30. Harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H null diterima dan H i ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan menjelaskan.

4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi ini bertujuan untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok, sehingga diketahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan. Pengaruh perlakuan diperoleh dengan cara mengurangkan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol. Data rerata selisih pretest ke posttest I telah diuji normalitasnya dan menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Analisis statistik selanjutnya adalah statistik parametrik Independent samples t-test karena data berasal dari kelompok yang berbeda Field, 2009: 326. Sebelum dilakukan uji statistik untuk mengetahui signifikansi pengaruh perlakuan, dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians dengan Levene’s test. Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95 menujukkan harga F = 0,01 dan harga Sig. = 0,91. Harga Sig 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat homogenitas varians data Field, 2009: 150. Data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS karena variansnya homogen Field, 2009: 340. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H null adalah jika Sig. 2- 56 tailed 0,05 Field, 2009: 53. Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap kemampuan menjelaskan lengkapnya lihat Lampiran 4.5.1. Tabel 4.3 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan Uji Statistik Sig. 2-tailed Keterangan Independent samples t-test 0,04 Ada perbedaan Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu M = 0,42; SD = 0,48; SE = 0,09; N = 25; dan df = 51, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,12; SD = 0,53; SE = 0,10; N = 28; dan df = 51. Analisis menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95 diperoleh harga Sig. 2-tailed sebesar 0,04 dan harga t = 2,09. Harga Sig. 2- tailed 0,05 maka H null ditolak dan H i diterima. Dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan. Dengan demikian temuan pada data ini mengafirmasi hipotesis penelitian I. Diagram berikut menunjukkan hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Menjelaskan 57

4.1.2.4 Analisis Lebih Lanjut

4.2.4 Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji effect size signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan. Data yang diperoleh terdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal Field, 2009: 57 179. Penghitungan mengambil t dari uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan Independent samples t-test. Besar pengaruh penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan menjelaskan adalah r = 0,26 atau 6 yang setara dengan efek menengah Field, 2009: 57. Berikut ini adalah hasil perhitungan effect size pada kemampuan menjelaskan lengkapnya lihat Lampiran 4.6. Tabel 4.4 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh pada Kemampuan Menjelaskan Kelompok Eksperimen dan Kontrol Variabel t t 2 df r effect size R 2 Efek Menjelaskan 2,09 4,36 51 0,26 0,06 6 Menengah

4.2.4 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I

Tujuan dilakukan uji peningkatan skor pretest ke posttest I adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji peningkatan skor pretest ke posttest I menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama Field, 2009: 325. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H null adalah Sig. 2-tailed 0,05 Field, 2009: 53. Hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.5 halaman 58 lengkapnya lihat Lampiran 4.7.1 Lampiran 4.7.2. 58 Tabel 4.5 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Menjelaskan Kelompok Eksperimen No Aspek Eksperimen Peningkatan Sig. 2- tailed Keterangan Pre Post I 1 Menjabarkan 1,96 2,32 18,36 0,04 Ada perbedaan 2 Memperkirakan 2,44 3,24 32,78 0,00 Ada perbedaan 3 Memberi alasan 2,56 2,88 12,50 0,11 Tidak ada perbedaan 4 Memberi contoh 3,24 3,44 6,17 0,20 Tidak ada perbedaan Variabel Menjelaskan 2,55 2,97 16,47 0,00 Ada perbedaan Kelompok Kontrol No Aspek Kontrol Peningkatan Sig. 2- tailed Keterangan Pre Post I 1 Menjabarkan 2,18 2,00 -8,25 0,13 Tidak ada perbedaan 2 Memperkirakan 2,39 2,61 9,20 0,22 Tidak ada perbedaan 3 Memberi alasan 2,29 2,57 12,22 0,13 Tidak ada perbedaan 4 Memberi contoh 3,14 3,32 5,73 0,40 Tidak ada perbedaan Variabel Menjelaskan 2,50 2,63 5,20 0,22 Tidak ada perbedaan Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu M = 0,42; SD = 0,48; SE = 0,09; t = 4,30; N = 25; dan df = 24 sedangkan rerata kelompok kontrol yaitu M = 0,12; SD = 0,53; SE = 0,10; t = 1,24; N = 28; dan df = 27. Hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I untuk variabel kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. 2-tailed sebesar 0,00 p 0,05, maka H null ditolak dan H i diterima. Dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen. Sedangkan hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I untuk variabel kemampuan menjelaskan pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. 2-tailed sebesar 0,22 p 0,05, maka H null diterima dan H i ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I kemampuan menjelaskan pada kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tidak terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan menjelaskan pada kelompok kontrol. Persentase peningkatan skor kelompok eksperimen sebesar 16,47, sedangkan kelompok kontrol sebesar 5,20. Pada kelompok eksperimen terdapat dua aspek variabel kemampuan menjelaskan yang mengalami peningkatan skor secara signifikan dari pretest ke posttest I yaitu menjabarkan dan memperkirakan. Persentase peningkatan aspek 59 menjabarkan sebesar 18,36 dan aspek memperkirakan sebesar 32,78. Sedangkan pada kelompok kontrol, semua aspek variabel kemampuan menjelaskan tidak mengalami peningkatan skor secara signifikan dari pretest ke posttest I lihat Tabel 4.5 halaman 59.

4.2.4 Uji Effect Size Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I

Uji effect size peningkatan skor dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri dan metode ceramah terhadap kemampuan menjelaskan. Data yang diperoleh terdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal Field, 2009: 57 179. Penghitungan mengambil t dari uji peningkatan skor pretest ke posttest I dengan Paired samples t-test. Berikut ini adalah hasil perhitungan effect size pada kemampuan menjelaskan lengkapnya lihat Lampiran 4.8.1. Tabel 4.6 Hasil Uji Effect Size Peningkatan Skor Kemampuan Menjelaskan No Kelompok t t 2 df r effect size R 2 Efek 1 Eksperimen 4,30 18,49 24 0,65 0,42 42 Besar 2 Kontrol 1,24 1,53 27 0,22 0,04 4 Menengah Penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan menjelaskan. Besar pengaruh penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan menjelaskan adalah 0,65 atau 42 yang setara dengan efek besar Field, 2009: 57. Sedangkan besar pengaruh penggunaan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan menjelaskan adalah 0,22 atau 4 yang setara dengan efek menengah Field, 2009: 57.

4.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Tujuan dilakukan uji retensi pengaruh perlakuan posttest I ke posttest II adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji retensi pengaruh perlakuan menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama Field, 2009: 325. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95. 60 Kriteria yang digunakan untuk menolak H null adalah Sig. 2-tailed 0,05 Field, 2009: 53. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan menjelaskan dapat dilihat pada tabel berikut lengkapnya lihat Lampiran 4.9.1 Lampiran 4.9.2. Tabel 4.7 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan Kelompok Eksperimen No Aspek Eksperimen Peningkatan Sig. 2- tailed Keterangan Post I Post II 1 Menjabarkan 2,32 2,68 15,51 0,26 Tidak ada perbedaan 2 Memperkirakan 3,24 2,60 -19,75 0,14 Tidak ada perbedaan 3 Memberi alasan 2,88 2,48 -4,00 0,31 Tidak ada perbedaan 4 Memberi contoh 3,44 3,68 6,97 0,25 Tidak ada perbedaan Variabel Menjelaskan 2,97 2,84 -4,37 0,14 Tidak ada perbedaan Kelompok Kontrol No Aspek Kontrol Peningkatan Sig. 2- tailed Keterangan Post I Post II 1 Menjabarkan 2,00 2,00 0,00 1,00 Tidak ada perbedaan 2 Memperkirakan 2,61 2,54 -2,68 0,62 Tidak ada perbedaan 3 Memberi alasan 2,57 2,39 -7,00 0,32 Tidak ada perbedaan 4 Memberi contoh 3,32 3,32 0,00 1,00 Tidak ada perbedaan Variabel Menjelaskan 2,63 2,56 -2,66 0,49 Tidak ada perbedaan Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu M = - 0,13; SD = 0,42; SE = 0,08; t = -1,52; N = 25; dan df = 24, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = -0,06; SD = 0,47; SE = 0,08; t = -0,69; dan df = 27. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. 2-tailed sebesar 0,14 p 0,05, maka H null diterima dan H i ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen. Sedangkan harga Sig. 2- tailed kemampuan menjelaskan pada kelompok kontrol adalah 0,49 p 0,05, maka H null diterima dan H i ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dan posttest II kemampuan menjelaskan pada kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan menjelaskan pada kelompok kontrol. 61 Kelompok eksperimen mengalami penurunan yang lebih tinggi dari pada kelompok kontrol yang ditunjukkan dengan persentase peningkatan kelompok eksperimen sebesar -4,37, sedangkan kelompok kontrol -2,66. Meskipun demikian, analisis statistik menunjukkan bahwa semua aspek variabel kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen tidak mengalami penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II. Semua aspek variabel kemampuan menginterpretasi pada kelompok kontrol juga tidak mengalami penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II Peningkatan skor secara keseluruhan dari pretest, posttest I, dan posttest II kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada grafik berikut. Gambar 4.2 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menjelaskan

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II

Hipotesis penelitian II adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menginterpretasi pada pelajaran IPA materi pencemaran air kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 20142015. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan menginterpretasi, sedangkan variabel independennya adalah penggunaan metode inkuiri. Instrumen pertanyaan yang digunakan sebagai sarana untuk mengukur variabel dependen adalah 4 item soal uraian pada nomor 2a, 2b, 2c, dan 2d. Setiap 2.55 2.97 2.84 2.5 2.62 2.56 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3 3.1 Pretest Posttest I Posttest II Grafik Pretest Posttest I dan Posttest II Kemampuan Menjelaskan Kel. Eksperimen Kel. Kontrol 62 item soal mengandung satu indikator secara berurutan, yaitu menerjemahkan, mengkritik, menarik benang merah, dan menceritakan. Pada bagian ini akan dipaparkan hasil analisis statistik yang secara keseluruhan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95. Langkah-langkah analisis data sebagai berikut. 1 Uji normalitas data untuk mengetahui jenis uji statistik yang akan digunakan apakah parametrik atau non parametrik. 2 Uji perbedaan kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok. 3 Uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok. 4 Uji Effect Size sigifikansi pengaruh perlakuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri. 5 Uji peningkatan skor pretest ke posttest I pada tiap kelompok untuk mengetahui apakah ada peningkatan rerata skor pada tiap kelompok. 6 Uji Effect Size peningkatan rerata skor pretest ke posttest I untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri dan metode ceramah. 7 Uji retensi pengaruh perlakuan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih sekuat posttest I.

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Tujuan uji normalitas distribusi data adalah untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis uji statistik selanjutnya. Normalitas data kemampuan menjelaskan diuji dengan menganalisis skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest ke posttest I. Data tersebut berasal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data tersebut dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Kesimpulan uji normalitas data diperoleh dengan menggunakan kriteria sebagai berikut. 1 Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka data terdistribusi normal dan uji statistik selanjutnya adalah statistik parametrik. 2 Jika harga Sig. 2- tailed 0,05 maka data terdistribusi tidak normal dan uji statistik selanjutnya adalah uji statistik non parametrik. Hasil uji normalitas kemampuan menjelaskan baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut lengkapnya lihat Lampiran 4.3.2. 63 Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menginterpretasi No Aspek Sig. 2-tailed Keterangan 1 Pretest menginterpretasi kelompok eksperimen 0,66 Normal 2 Posttest I menginterpretasi kelompok eksperimen 0,73 Normal 3 Posttest II menginterpretasi kelompok eksperimen 0,64 Normal 4 Rerata selisih skor pretest-posttest I menginterpretasi kelompok eksperimen 0,73 Normal 5 Pretest menginterpretasi kelompok kontrol 0,36 Normal 6 Posttest I menginterpretasi kelompok kontrol 0,55 Normal 7 Posttest II menginterpretasi kelompok kontrol 0,54 Normal 8 Rerata selisih skor pretest-posttest I menginterpretasi kelompok kontrol 0,63 Normal Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa harga Sig. 2-tailed 0,05 untuk semua aspek, maka distribusi data normal. Data yang dimaksud adalah pretest, posttest I , posttest II, dan selisih pretest ke posttest I kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen dan kontrol. Selanjutnya analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Statistik parametrik menggunakan Independent samples t-test untuk analisis data dari kelompok yang berbeda, sedangkan untuk analisis data dari satu kelompok menggunakan Paired samples t-test.

4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menguji hasil pretest kelompok eksperimen dan hasil pretest kelompok kontrol. Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga kedua kelompok bisa dibandingkan. Jika kemampuan awal kedua kelompok sama, tujuan pengambilan sampel secara random untuk mendapatkan dua kelompok yang ekuivalen sudah terpenuhi, meskipun dalam penelitian ini pengambilan sampel tidak dilakukan secara random. Pengujian perbedaan kemampuan awal menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test karena data terdistribusi normal dan berasal dari dua kelompok yang berbeda Field, 2009: 326. Sebelum melakukan analisis dengan Independent samples t-test, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika Sig. 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan Field, 2009: 150. Jika harga Sig. 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua data 64 yang dibandingkan. Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95 menujukkan harga F = 0,92 dan harga Sig. 0,34. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varians data. Jika variansnya homogen, data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS Field, 2009: 340. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H null adalah jika Sig. 2-tailed 0,05 Field, 2009: 53. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol lengkapnya lihat Lampiran 4.4.2. Tabel 4.9 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menginterpretasi Uji Statistik Sig. 2-tailed Keterangan Independent samples t-test 0,64 Tidak ada perbedaan Rerata kelompok eksperimen lebih rendah dari kelompok kontrol yaitu M = 2,49; SD = 0,64; SE = 0,12; N = 25; dan df = 51, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 2,56, SD = 0,47; SE = 0,08; N = 28; dan df = 51. Kesimpulan uji kemampuan awal diperoleh dengan menggunakan kriteria sebagai berikut. 1 Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka tidak ada perbedaan antara rerata skor pretest kelompok eksperimen dan kontrol. Dengan kata lain tidak ada perbedaaan kemampuan awal yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 2 Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka ada perbedaan antara rerata skor pretest kelompok eksperimen dan kontrol. Dengan kata lain ada perbedaaan kemampuan awal yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95 diperoleh harga Sig. 2-tailed adalah 0,64 dan harga t = -0,468. Harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H null ditolak dan H i diterima. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan menginterpretasi. Kedua kelompok tersebut dapat dibandingkan. 65

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi ini bertujuan untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok, sehingga diketahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi. Pengaruh perlakuan diperoleh dengan cara mengurangkan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol. Data rerata selisih pretest ke posttest I telah diuji normalitasnya dan menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Analisis statistik selanjutnya adalah statistik parametrik Independent samples t-test karena data berasal dari kelompok yang berbeda Field, 2009: 326. Sebelum dilakukan uji statistik untuk mengetahui signifikansi pengaruh perlakuan, dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians dengan Levene’s test. Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95 menujukkan harga F = 0,87 dan harga Sig. = 0,35. Harga Sig 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat homogenitas varians data Field, 2009: 150. Data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS karena variansnya homogen Field, 2009: 340. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H null adalah jika Sig. 2- tailed 0,05 Field, 2009: 53. Tabel 4.3 pada halaman 57 menunjukkan hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol lengkapnya lihat Lampiran 4.5.2. Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi Uji Statistik Sig. 2-tailed Keterangan Independent samples t-test 0,10 Tidak ada perbedaan Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu M = 0,46; SD = 0,56; SE = 0,11; N = 25; dan df = 51, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,17; SD = 0,66; SE = 0,12; N = 28; dan df = 51. Analisis menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95 diperoleh harga Sig. 2-tailed adalah 0,10 dan harga t = 1,65. Harga Sig. 2- tailed 0,05 maka H null diterima dan H i ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 66 Kesimpulan yang dapat ditarik adalah penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh terhadap kemampuan menginterpretasi. Dengan demikian temuan pada data ini tidak mengafirmasi hipotesis penelitian II. Diagram berikut menunjukkan hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Gambar 4.3 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Menginterpretasi

4.1.3.4 Analisis Lebih Lanjut

1. Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami pelajaran ipa pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta.

0 0 159

Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pada pelajaran IPA kelas V di SDK Sorowajan Yogyakarta.

0 1 186

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada pelajaran IPA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 3 146

Pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami pelajaran ipa pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta

0 1 157

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

3 69 161

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

0 1 143

Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pada pelajaran IPA SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta

1 8 168

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta

0 2 159

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada pelajaran IPA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta

0 0 144

PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN INTERPRETASI DAN ANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS DEMANGAN BARU I YOGYAKARTA

0 0 173